Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bagaimana Peluang Indonesia di All England 2015?

13 Februari 2015   03:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Selebrasi Kemenangan Liliana/Tontowi di All England 2014 (image by badmintonindonesia.org)"][/caption]

Yonex All England akan kembali digelar di tahun ini. Salah satu Turnamen bulutangkis paling prestisius ini akan dihelat mulai 3 Maret 2015 hingga 8 Maret 2015 mendatang. Sebagai salah satu turnamen kelas Superseries Premier, All England memang menjadi salah satu gelar paling bergengsi yang diperebutkan oleh semua pemain top dunia. Tak heran, ajang ini juga menjadi semacam pembuktian seberapa hebat seorang pemain. Dan mendapat gelar di All England menjadi semacam kebanggaan tersendiri bagi atlet manapun. Turnamen tahunan ini selalu menampilkan duel ideal di tiap partai puncaknya sehingga hasilnya memang tidak terlalu mengejutkan seperti yang biasa terjadi di Kejuaraan Dunia atau Superseries lainnya. Para pemuncak peringkat dunia seringkali bertemu di partai final, sehingga permainan yang berkelas dapat ditampilkan.

Tahun lalu bisa dibilang menjadi salah satu tahun terbaik Indonesia di turnamen ini. Pasalnya, Indonesia berhasil memboyong 2 piala sekaligus atas kemenangan Ganda Putera yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Ganda Campuran lewat Liliana Natsir/Tontowi Ahmad. Dua gelar ini menyamai perolehan China, yang juga membawa dua kemenangan yaitu di Tunggal Puteri dan ganda Puteri. Sementara tunggal putera menjadi milik Malaysia dengan atlet kebanggaannya Lee Chong Wei, yang belakangan terkena kasus doping. Kemenangan Indonesia tahun lalu juga terasa spesial khususnya bagi Liliana Natsir/Tontowi Ahmad yang mampu hattrick di turnamen bergengsi ini. Sejauh ini hanya mereka yang mampu mencetak prestasi tersebut secara berturut-turut. Lalu bagaimana dengan tahun ini? Apakah akan lebih baik atau sebaliknya?

Pada selasa (10/2/2015), BWF baru saja merilis skema pertandingan (drawing) resmi baik untuk babak kualifikasi maupun babak utama. Beberapa nama pemain Indonesia yang memang masuk di jajaran pemain terbaik sudah memiliki jadwal di babak utama. Namun banyak juga yang harus merangkak di babak kualifikasi. Lalu bagaimana peluang Indonesia di Yonex All England tahun ini?

Di nomor tunggal Putera, Indonesia memang tidak terlalu menggantungkan harapan besar. Pasalnya sejauh ini belum ada satupun atlet tunggal putera yang tampil brilian bahkan di turnamen sekelas Grand Prix Gold sekalipun. Tommi Sugiarto masih menjadi andalan Indonesia yang memang masuk top 15 tunggal Putera terbaik dunia. Pencapaiannya pun tak terlalu brilian, bahkan sepanjang tahun lalu tak ada satupun gelar dari turnamen utama yang diraihnya. Apalagi mengingat banyaknya pemain hebat yang terbilang konsisten seperti Chen Long (China) , Jan O Jorgensen (denmark) hingga K.Srikanth dan Parupali Kashyap dari india yang baru-baru ini menjadi kambing hitam di turnamen Superseries. Dua tunggal putera lain seperti Dyonisius Hayom Rumbaka dan Simon Santoso terpaksa harus merangkak dari babak kualifikasi untuk maju ke babak utama. Kedua pemain ini pun terbilang sangat stagnan dan sepertinya susah untuk memberikan ‘kejutan’. Pun demikian, Simon Santoso mungkin masih bisa diharapkan setidaknya sampai babak Perempat Final.

Di tunggal puteri, Indonesia terakhir kali mendapat gelar ini di tahun 1994 atas Susi Susanti. Pasca Susi Susanti gantung raket, tak ada lagi tunggal puteri yang bisa dibilang Berjaya. Bahkan hingga saat ini, setelah 20 tahun berlalu belum ada satupun tunggal puteri yang mampu mengikuti jejak Susi. Di babak utama All England, Lindaweni Fanetri menjadi satu-satunya yang lolos tanpa harus memainkan babak kualifikasi. Tunggal puteri terbaik Indonesia inipun langsung mendapat perlawanan keras di babak awal melalui puteri muda Thailand, Porntip Buranaprasertsuk. Jika lolos, Linda juga akan menghadapi lawan yang semakin jauh di atasnya yakni antara dua pemain tunggal puteri muda yang tengah berkibar saat ini yakni PV Sindhu (India) dan juara dunia 2013, Carolina Marin (Spain). Di babak kualifikasi ada Millicent Wiranto dan Bellaetrix Manuputty, jika keduanya lolos di pertandingan awal, maka di final babk kualifikasi akan terjadi perang dini antar keduanya. Dan setelah masuk babak utama langsung menantang puteri terbaik India sekaligus unggulan ketiga, Saina Nehwal. Perjuangan yang sangat berat bagi tunggal Puteri! Jika lolos hingga babak perempat final saja rasanya sudah sangat luar biasa bagi puteri-puteri Indonesia ini.

Masuk ke sektor ganda Putera, tentu saja Indonesia masuh berharap mempertahankan gelar tahun lalu melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang masih turun di turnamen ini. Keduanya masuk babak utama dan langsung berhadapan dengan pemenang babak qualifikasi. Tentu saja bukan lawan yang berat. Satu-satunya lawan terberat yang selalu menghentikan langkah mereka adalah duo Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong yang diunggulkan di posisi puncak di turnamen ini. Kemungkinan bertemunya kedua pasangan adalah di babak semifinal. Tetapi tentu saja, harapan Indonesia adalah menang dan sektor ini memang menjadi salah satu yang paling diandalkan. Selain itu masih ada 4 pasang lagi wakil Indonesia yang bermain di babak utama, jadi harapan untuk mencetak gelar di turnamen ini masih terbuka lebar.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Kemenangan Ahsan/Hendra di All england 2014 (image by jpnn.com)"]

Kemenangan Ahsan/Hendra di All england 2014 (image by jpnn.com)
Kemenangan Ahsan/Hendra di All england 2014 (image by jpnn.com)
[/caption]

Di ganda Puteri, pasangan Greysia Polii/Nitya Maheshwari tentu saja masih menjadi yang difavoritkan untuk membuat kejutan. Kemenangan mereka di Asian Games tahun lalu menjadi semacam jalan pembuka harapan Indonesia untuk kembali menjuarai turnamen dunia. Kali ini keduanyadiunggulakn di posisi ketujuh. Di babak awal keduanya akan berhadapan dengan duo german yang peringkatnya jauh di bawah mereka. Greysia/Nitya baru menghadapi lawan yang sengit di babak perempat final atas unggulan kedua wakil Jepang Misaki Matsutomo/ Ayaka Takashi. Jadi langkah keduanya paling tidak akan sampai di babak perempat final. Selain Polii/Nitya, pasangan Pia Zebadiah Bernadeth/Rizki Pradipta juga lolos ke babak utama namun berada di skema yang sama dengan Polii/Nitya, jadi ada kemungkinan keduanya akan bertemu di babak kedua. Sementara di babak kualifikasi adatiga pasang ganda puteri yang akan turut berjuang. Melihat performa ganda Puteri, bukan tidak mungkin akan mencetak sejarah di tahun ini.

Di nomor Ganda Campuran sepertinya akan menjadi peluang terbesar Indonesia mencetak gelar tahun ini. Pasalnya selain Tontowi Ahmad/Liliana Natsir yang memiliki modal besar untuk menjadi juara keempat kalinya di turnamen ini, pasanganganda campuran Indonesia tengah menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satu yang paling signifikan adalah Riky Widianto/Richie Puspita Dili yang kini bertengger di peringkat delapan dunia. Sepak terjang mereka juga terbilang baik di awal tahun dengan menjuarai salah satu Grand Prix di Januari. Keduanya jelas mampu menjadi pelapis yang baik untuk Tontowi/Liliana di turnamen ini.

Di babak awal Tontowi/Liliana akan berhadapan dengan Sam Mogee/Chloe Magee, melihat track recordnya kemungkinan besar akan dimenangkan oleh Tontowi/Liliana. Keduanya kemungkinan besar baru menghadapi lawan yang berat di babak semifinal atas perlawanan duo Denmark Joachim Nielsen/Christinna Pedersen yang diunggulkan di peringkat kedua. Sementara Riky/Richie akan dihadang pemain-pemain hebat di turnamen ini. Namun melihat performanya sepanjang tahun 2014, bisa jadi keduanya akan menjadi kuda hitam di turnamen ini. Kemungkinan Riky/Richie untuk menjuarai turnamen ini sangat terbuka lebar.

Melihat drawing Yonex All England 2015 ini seperti biasa sektor Tunggal Puteri dan Tunggal Putera akan tetap menjadi ‘mimpi buruk’ bagi bulutangkis Indonesia. satu yang pasti, PBSI harus lebih serius membina dan melatih atlet-atlet ini, karena tidak ada yang tak mungkin. Walau sekarang masih terasa berat, pasti suatu saat Indonesia akan kembali menemukan bibit baru seperti Susi Susanti. Dengan membaca Peta pertandingan All England Tahun ini, Indonesia mungkin akan sedikit mudah meraih peluang di sektor ganda. Itupun tentu saja harus dengan kerja keras dan dukungan dari semua masyarakat Indonesia. Semoga saja Indonesia tetap Berjaya dan bendera merah putih tetap berkibar megah di All England tahun ini. Salam Bulutangkis :D

Lihat Drawing di sini bwf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun