Â
                                            GANTAO
                                              [gantao.google.co]
Jangan ngaku-ngaku dou mbojo atau orang bima sebelum melihat atau menyaksikan tradisi yang satu ini.
Â
Gantao merupakan salah satu tradisi atau kebudayaan yang popular di kalangan para tertua maupun remaja dibima, pasalnya gantao ini sudah ada sejak dahulu kala di bima.
Menurut pak Ibrahim, gantao atau silat mbojo ini marupakan tradisi yang hamper dilupakan keberadaannya di lingkungan masyarakat, beliau memaparkan cara gantao itu sendiri antara lain:1.Peserta minimal 4-6 orang, 2. orang untuk pertunjukan dan bergantian engan yang lainya, 3.Di iringi dengan music ala bima/boe genda, 4.Dan memiliki kemampuan khusus/terlatih(2)
Genda adalah alat musik Membranophone yang berbentuk silinder dan menggunakan membran pada dua sisinya yang berfungsi sebagai pengatur tempo dan dinamik dalam mengiringi tarian atau atraksi seni budaya Bima Dompu seperti Gantao, Mpa’a Sila, Buja Kadanda dan lain-lain.
Sebelum malakukan atau sebelum memulainya pertunjukan gantao ini, maka terlebih dahulu peserta melakukan gerakan-gerakan yang khas di masing-masing peserta gantao, yang sambil di iringi dengan music bo’e genda(pukul gendang) oleh pemusik latar, kemudian 2 orang melakukan pertunjukan terlebih dahulu di depan orang-orang yang berdri melingkari seperti arena pertunjukan pada umumnya.
Setelah melakukan gerakan-gerakan yang khas, kemudian saling menjatuhkan lawannya ketanah, yang jatuh di anggap kalah dan yang menang akan bertanding lagi dengan peserta yang berani/bersiap melawannya.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada saat selesai upacara pernikahan dan sunatan, tergantung pada keluarga yang mau melaksanakan atau memanggil pesrta gantao untuk menjadi tontonan atau sebagai hiburan di malam hari. Tradisi ini menurut kepercayaanya, bahwa untuk melawan kejahatan untuk membela yang benar dan membela diri sendiri saat musuh menyerang diri kita.
Jadi, dengan membaca maupun melihat langsung tradisi ini, maka dapat kita merasakan betapa berharganya suatu tradisi dalam sebuah masyarakat yang memiliki beragam etnis, ras dan bangsa, bahwa kita tidak hanya memiliki satu atau dua tradisi/kebudayaan di negeri ini, namun ada puluhan bahkan ratusan, maka dari itu marilah kita sama-sama menjaga dan melestarikan tradisi/kebudayaan ini untuk kebrlanjutan hidup kita di masa yang akan datang.
Kemudian penulis mengajak kita semua untuk saling mengenal dan tetap menjaga apa yang menjadi tradisi kita, supaya tidak direbut oleh Negara-negara tetangga, karna sudah banyak sekali kebudayan dan kesnian yang berasal di Indonesia sendiri dan menjadikan kesenian mereka.
Mari jaga dan lestarikan yang menjadi milik kita/budaya dan tradisi kita.
Â
Sumber:
1. Â Â Â Gambar.Google.com
2. Â Â Â Ibrahim.(wawancara/13/04/2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H