Mohon tunggu...
Sahril Ramadan
Sahril Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penggiat Literasi

Luruskan pandangan mu kepada-Nya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah Siapkah Bima Menyambut Indonesia Emas 2045?

29 Maret 2024   05:21 Diperbarui: 29 Maret 2024   05:21 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak mendeklarasikan diri sebagai negara yang merdeka pada tahun 1945, langkah Indonesia semakin berwarna. Rakyat dipersilahkan berteriak sekencang-kencangnya di kuping negara, menyumbang denyutan-denyutan gagasan menuju kesejahteraan. Demokrasi menghadirkan kisruh social yang sebetulnya menjadi obat kuat bagi perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Kehadiran demokrasi membuat panggung social politik Indonesia menjadi ramai, rakyak semakin akrab dengan jalanan dan pengeras suara, pemerintahan dikawal dengan ketat oleh civil society dan pers, sementara parlemen kini tak bisa lagi leluasa berkuasa. Perjalanan demokrasi akan lebih kuat, namun akan menjadi senjata penghancur jika tidak dibarengi dengan jiwa nasionalisme yang kuat ditubuh rakyat dan penguasa.

2045 adalah tahun harapan bagi Indonesia, dimana pada tahun tersebut Indonesia berusia satu abad. Akan banyak dinamika yang mengiringi perjalanan bangsa ini. Seperti kisruh-kisruh social yang sering kita jumpai bahkan akan lebih Ekstrim dikemudian hari. 2045 menjadi tanjakan penuh harapan. Sebagaimana kita tahu bahwa 2045 diwacanakan sebagai era emas bagi Indonesia namun bisa juga sebaliknya.  Ini tergantung bagaimana pengembangan sumber daya manusia dilakukan.

Apa yang harus dilakukan Bima untuk menunjang kemajuan dan menggapai keemasan Indonesia di usia satu abad kelak.? Penulis meyakini bahwa untuk bisa menggapai masa keemasan Indonesia di usia satu abad kelak, Masyarakat Bima harus mampu melakukan pengelolaan sumber daya manusia semaksimal mungkin. 

Menumbuhkan jiwa kritis, solutif, kreatif, inovatif, toleransi serta menumbuhkan paradigma persatuan terhadap generasi muda (generasi Y dan Z) yang terkontaminasi dengan paradigma asing. 

Disadari atau tidak, kita kini telah terperangkap dalam arus globalisasi lewat pendekatan "market", sehingga memaksa kita untuk bersifat komsumtif, lebih suka dengan budaya luar dan abai dengan budaya lokal.  Kenapa harus melibatkan generasi Y dan Z.? sebab sebagaimana yang kita tahu generasi inilah yang akan memimpin laju mesin negara di tahun 2045 kelak. Sehingga laju negara tergantug pada perkembangan serta pengelolaan sumber daya manusia baik pada masa sekarang.

Saat ini dunia sedang bergerak cepat. Negara-negara di dunia tengah berlomba untuk menjadi yang tercepat, terbaik, terkuat, dan terbesar. Tanpa kita sadari dalam kuran waktu 800 tahun terakhir ekonomi dunia yang bepusat pada belahan bumi barat kini mulai mengalami pergeseran ke timur. Katakanlah seperti singapura, korea selatan, dan jepang.

Indonesia sepatutnya bisa masuk pada jajaran negara maju dengan bonus demografi yang dimiliki. Banyak penelitian membuktikan bahwa indoneia memiliki banyak potensi-potensi yang krusial yang mampu memajukan ekonominya. Katakanlah sumber daya alam yang dimiliki. Dengan tingkat pengelolaan yang baik, didukung dengan sumber daya manusia yang kompetitif serta inovatif. Maka Indonesia sudah semestinya menjadi poros perekonomian asia.

Penyiapan sumber daya manusia adalah hal yang teramat penting. Korea selatan contohnya, kini tengah menjadi primadona khususnya dikalangan anak muda. Jangan pernah beranggapan korea selatan langsung menjadi besar, sebab dahulukorea selatan pernah terpuruk dan hancur. Pada tahun 1960-an PDB korea selatan dibawah Indonesia, namun dalam waktu singkat korea selatan mampu merubah pola mereka dan menjadi penguasa dunia lewat inova-inovasinya. Itu tidak terlepas dari banyaknya anak muda korea selatan yang bekerja keras, kreatif dan inovatif.

Bonus demografi harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Indonesia, khususnya bima agar mampu membawa Indonesia menuju masa keemasannya. Bukan mengeneralisasikan, tapi bagaimana bima khususnya menempatkan generasi dalam menunjang perkembangan Indonesia sebaik dan setepat mungkin. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki genersi milenial dan pascamilenial, atau yang sering kita sebut generas Y dan Z. inilah generasi yang dimiliki Indonesia yang mempunyai semangat, dedikasi tinggi berupa will power, serta visioner. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun