Mohon tunggu...
Sahril Arahim
Sahril Arahim Mohon Tunggu... -

Sahril A Rahim adalah seorang abdi dalem, pada Pemerintah Kota Tarakan, yang memiliki atensi ekstra pada pembangunan Kota Tarakan Kalimantan Utara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Krayan: Penghasil Garam Gunung dan Penjaga Perbatasan

9 November 2016   18:57 Diperbarui: 10 November 2016   19:39 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan Dengan Nomor Plat Kode Negara Tetangga SAB

Krayan merupakan sebuah kecamatan yang masuk ke dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Nunukan, dengan jumlah penduduk1.150.245 jiwa tersebar di 65 desa.
Secara topografi Kecamatan Krayan, terletak di dataran tinggi Kalimantan Utara, yang dikelilingi oleh pegunungan hutan tropis lebat yang belum terjamah tangan jahil manusia.

Kantor Pemerintahan Kecamatan Krayan
Kantor Pemerintahan Kecamatan Krayan
Menyaksikan pemandangan alam Krayan yang eksotik dengan hutan tropis lebat yang dibalut kabut tipis berbaur awan putih yang menggelantung memenuhi langit Krayan seolah merasakan tengah berada negeri diatas awan.

Dari dulu hingga sekarang suasana alam Krayan dengan hawa dingin pegunungan setiap saat menyergap tetap terjaga dengan baik oleh para warga Krayan khususnya Suku Dayak Lundayeh yang hidup bersama kearifan budaya lokalnya bersahabat dengan alam.

Penduduk Krayan Dengan Budaya Kearifan Lokalnya Bersahabat Dengan Alam (Dok.Wisata Kaltim.co)
Penduduk Krayan Dengan Budaya Kearifan Lokalnya Bersahabat Dengan Alam (Dok.Wisata Kaltim.co)
Taman Nasional Kayan Mentarang
Hutan lebat sekeliling Krayan, termasukhutan yang dilindungi Menteri Lingkungan Hidup danan Kehutanan karena menjadi bagian dari Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM).

Taman Nasional Kayan Mentaran (TNKM) yang namanya sudah mendunia, lantaranTaman Nasional Kayan Mentarang memiliki luas lahan hutan tropis 1,35 juta hektar membentang sepanjang perbatasan Provinsi Kalimantan Utara dengan bagian negara Malaysia, di antaranya Sabah dan Serawak.

Hutan Trofis Taman Nasional Kayan Mentarang
Hutan Trofis Taman Nasional Kayan Mentarang
Taman Nasional Kayan Mentarang berfungsi sebagai paru-paru dunia dengan aneka satwa langka yang hidup dan aneka jenis tanaman angka yang tumbuh di dalamnya.

Namun sayangnya keindahan alam Krayan yang begitu memesona dan menakjubkan belum sepenuhnya bisa dinikmati secara luas sebagai salah destinasi ekowisata Kalimantan Utara dikarenakan belum ada akses jalan darat yang menghubungkan. Satu-satunya akses yang bisa menghubungkan hanya dengan lewat akses jalur udara dengan menggunakan penerbangan perintis milik Susi Air dan Mission Aviation Fellowship (MAF).

Krayan dan Keterisolasian
Sebagai akibat belum adanya akses jalan darat, sangat menyulitkan pengiriman berbagai kebutuhan pokok yang diperlukan masyarakat Krayan. Karena semua kebutuhan barang pokok harus diangkut dengan menggunakan pesawat perintis, itupun dalam jumlah muatan penumpang dan barang terbatas.

Pesawat Susi Air Yang Melayani Rute Penerbangan Tarakan-Krayan
Pesawat Susi Air Yang Melayani Rute Penerbangan Tarakan-Krayan
Tak ayal agar tetap bisa bertahan hidup dalam serba keterbatasan, masyarakat Krayan selama puluhan tahun terpaksa menggantungkan lebih separuh kebutuhan pokok dari negara tetangga Sabah dan Serawak. Hampir 90 persen kebutuhan pokok seperti bahan makanan, BBM, bahan bangunan, didapatkan dengan membeli dari Sabah dan Serawak dengan harga berlipat.

Penduduk Krayan, khususnya Suku Dayak Lundayeh, secara historis memiliki pertalian hubungan garis keturunan dengan penduduk Sabah dan Serawak. Sebab baik penduduk asli Krayan maupun penduduk asli Sabah dan Serawak berasal dari nenek moyang yang sama yakni Suku Dayak pedalaman pulau Kalimantan walau berbeda negara.

Dengan memanfaatkan hubungan kekerabatan. Penduduk Krayan,sudah berpuluh tahun melakukan kegiatan transaksi jual beli langsung dengan masyarakat Sabah dan Serawak. Hampir semua hasil-hasil pertanian, perkebunan dan peternakan masyarakat Krayan tujuan utama pemasarannya ke Sabah dan Serawak.

Beras Adan Krayan dan Garam Gunung
Beras adan Krayan, merupakan beras organik, yang dihasilkan dari bibit padi lokal yang dibudidayakan masyarakat Krayan. Dan jenis bibit padi adan ditanam pada sawah dataran tinggi pegunungan Kecamatan Krayan yang sumber air irigasinya berasal dari air pegunungan.

Sistem bercocok tanam padi jenis beras adan Krayan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia ataupun pestisida semuanya menggunakan bahan alam lokal seperti penggunaan pupuk berasal dari kotoran hewan kerbau.

Sawah Dengan Bibit Padi Beras Adan Krayan
Sawah Dengan Bibit Padi Beras Adan Krayan
Jenis beras adan Krayan ini sudah sangat terkenal ke negara tetangga Malaysia dan Brunai karena memiliki cita rasa berbeda dengan beras biasa, selain pulen juga sangat wangi bahkan Sultan Brunai mengomsumsi beras adan Krayan yang dihasilkan para petani Krayan. Celakanya beras adan Krayan sempat pernah ingin dipatenkan pemerintah Malaysia sebagai beras produknya dengan label beras Bario Malaysia. Namun rencana itu urung karena pemerintah Indonesia memprotes keras.

Selain beras adan Krayan. Ada lagi jenis garam gunung yang dihasilkan dari sumur di dataran tinggi pegunungan Krayan.

Sumur Air Garam Untuk Membuat Garam Gunung Krayan
Sumur Air Garam Untuk Membuat Garam Gunung Krayan
Ikhwal garam gunung Krayan, memang sangat unik. Sebab semua orang sudah mafhum, kalau yang namanya garam pasti dihasilkan para petani garam di daerah pinggir laut.

Seperti kata pepatah garam di laut asam di gunung. Pepatah ini tidak berlaku di Krayan. Krayan nyata tidak memiliki wilayah garis pantai. Namun masyarakat Krayan bisa menghasilkan garam yang diberi nama garam gunung yang diperoleh dari beberapa sumur yang airnya mengandung garam.

Proses Pembuatan Garam Gunung. Air Sumur Mengandung Garam Di Panaskan Diatas Tungku
Proses Pembuatan Garam Gunung. Air Sumur Mengandung Garam Di Panaskan Diatas Tungku
Pengelolaan sumur garam gunung krayan, tidak dikelola secara perorangan akan tetapi setiap keluarga yang tinggal disekitar di mana terdapat sumur mengandung air garam, diberi kesempatan secara bergiliran mengelolahnya.
Kemasan Garam Gunung Krayan Siap Untuk Dipasarkan
Kemasan Garam Gunung Krayan Siap Untuk Dipasarkan
Nomor Plat Kendaraan Negara Tetangga
Untuk keperluan mobilitas sehari-hari sebagian warga Krayansudah mempergunakan kendaraan motor roda 2 dan motor roda 4. Kendaraan motor roda 2 dengan bebagai tipe dan merk, umumnya diperoleh warga Krayan dengan membeli di Tarakan dengan menggunakan alat angkut pesawat.
Kendaraan Dengan Nomor Plat Kode Negara Tetangga SAB
Kendaraan Dengan Nomor Plat Kode Negara Tetangga SAB
Tapi sebelum kendaraan motor diangkut dengan pesawat, kendaraan motor roda dua, biasanya terlebih dahulu harus dibongkar satu persatu agar tidak mengambil tempat di kabin pesawat. Selain kendaraan roda 2, sebagian warga Krayan sudah ada yang memiliki kendaraan roda 4 yang diperoleh dengan jalan membeli di Sabah atau Serawak.

Tidaklah mengherankan kendaraan yang wara-wiri di Krayan banyak menggunakan nomor plat kendaraan Malaysia dengan kode SAB. Terkait urusan nomor plat kendaraan. Warga Krayan sepertinya tidak mau terlalu dipusingkan. Masyarakat Krayan lebih pusing dengan mahalnya harga BBM 60.000 perliter.

Kendaraan Pengangkut BBM Tengah Menjual BBM
Kendaraan Pengangkut BBM Tengah Menjual BBM
Kendaraan roda 4 milik warga Krayan, rata-rata double handle atau 4 WD disesuaikan dengan medan yang dilewati kebanyakan masih berupa jalan tanah.

Hampir semua kondisi infrastruktur jalan yang menghubungkan antar Kecamatan Krayan dengan 65 desa, akses jalannya masih berupa jalan tanah. Sehingga pada saat musim hujan, jalan dengan mudah berubah menjadi becek dan berlumpur. Berbicara mengenai infrastruktur jalan di Krayan, memang kondisinya sangat memprihatinkan. Memasuki usia 71 kemerdekaan Indonesia. Kondisi infrastruktur jalan Krayan semua masih berupa jalan tanah. Bahkan masih ada berupa jalan setapak.

Infrastruktur Jalan Di Krayan Masih Berupa Jalan Tanah
Infrastruktur Jalan Di Krayan Masih Berupa Jalan Tanah
Bandingkan dengan kondisi infrastruktur jalan dengan negara tetangga Sabah dan Serawak. Semua permukaan akses jalan terlihat mulus dilapis aspal.

Jadi tidak sulit mengenal tapal batas antara Krayan dengan Sabah. Cukup dengan melihat permukaan jalan yang menghubungkan antara Krayan dengan Sabah atau Serawak. Ketika melihat akses jalan masih berupa jalan tanah, itulah wilayah Indonesia. Akan tetapi tatkala melihat permukaan jalan sudah mulus dilapisi perkerasan aspal lengkap dengan marka jalan, maka itulah wilayah Malaysia.

Permukaan Jalan Negara Tetangga Yang Sudah Dilapis Perkerasan Aspal
Permukaan Jalan Negara Tetangga Yang Sudah Dilapis Perkerasan Aspal
Pengawal Tapal Batas
Pemerintah Indonesia semestinya berterima kasih kepada penduduk Krayan, terutama Suku Dayak Lundayeh. Berkat kegigihan dan keuletan suku dayak Lundayeh selama puluhan tahun. Tetap setia bertahan hidup di tapal batas walau harus didera keterbatasan. Sejatinya kehadiran warga Krayan di tapal batas, tanpa disadari telah menjadi pagar hidup penjaga perbatasan Indonesia dari caplokan negara tetangga.
Plang Tapal Batas Indonesi-Malaysia
Plang Tapal Batas Indonesi-Malaysia
Bayangkan kalau para warga Krayan pergi berpindah meninggalkan daerah Krayan. Lebih memilih menetap tinggal dekat dengan kota Malinau atau Nunukan. Besar kemungkinan garis sempadan perbatasan, yang memisahkan antara Indonesia dengan Malaysia mungkin sudah jauh bergeser masuk ke dalam wilayah NKRI. Begitu juga seluruh sumber daya alam Krayan mungkin sudah dijarah Negeri Jiran.
Pos Penjaga Pengaman Perbatasan TNI Di Krayan
Pos Penjaga Pengaman Perbatasan TNI Di Krayan
Kejadian bergesernya patok perbatasan diikuti penjarahan kayu bukan sekadar cerita. Sudah beberapa kali pasukan satuan tugas TNI penjaga Pengaman perbatasan (PAMTAS) Indonesia mendapati adanya pergeseran patok batas di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia-Malaysia.

Hasil temuan di lapangan oleh pasukan TNI penjaga Pengaman Perbatasan, selain patok batas bergeser, juga acapkali ditemukan adanya bekas alat berat milik negara tetangga yang dipergunakan untuk menjarah kayu log dari hutan Kalimantan.

Patok Sempadan Perbatasan Indonesia-Malaysia Rawan Bergeser
Patok Sempadan Perbatasan Indonesia-Malaysia Rawan Bergeser
Kenyataannya, Malaysia, memang lebih peduli membangun wilayah perbatasannya. Seluruh batas terluar wilayah perbatasannya yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia di bangun jalan-jalan mulus untuk tujuan agar memudahkan mengontrol wilayah perbatasannya. Berbeda dengan Indonesia, daerah perbatasan ditelantarkan, tidak diurus. Sebagai karmanya, dua pulau terluar Sipadan dan Ligitan lepas dari pangkuan ibu Pertiwi.

Lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan dari NKRI kiranya menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia untuk tidak abai memperhatikan pulau-pulau terluarnya. Malaysia dengan cerdik memanfaatkan kelengahan Indonesia jauh sebelum berperkara dengan Indonesia di pengadilan Den Haag.

Negeri Jiran telah membangun kedua pulau ini dengan berbagai prasarana fasilitas resort pantai. Hal ini dilakukan Pemerintah Malaysia untuk menguatkan bukti bahwa Negeri Jiran adalah pemilih sah Pulau Sipadan dan Ligitan.

Posko PAMTAS TNI Di Krayan
Posko PAMTAS TNI Di Krayan
Membangun Indonesia dari Pinggir
Beruntung era pemerintahan Presiden Jokowi paradigma pembangunan daerah perbatasan mengalami titik balik. Dengan jargon membangun Indonesia dari pinggir. Jokowi seolah ingin menegaskan betapa pentingnya memperhatikan pembangunan pulau-pulau terluar yang merupakan serambi depan Indonesia bukan halaman belakang.

Anak bangsa yang sudah puluhan tahun tinggal di perbatasan dengan kondisi yang memprihatinan. Hidup bergelut dengan keterbelakangan dan kemelaratan. Sudah saatnya diangkat martabatnya sebagai sebuah bangsa yang mandiri. Berdiri dengan kepala tegak seraya membusungkan dada berhadapan dengan negara tetangga. Bukan sebaliknya terus membiarkan anak bangsa di perbatasan, membungkuk tak berani mengangkat kepala, karena memohon belas kasihan dari negara tetangga. Tema sentral membangun Indonesia dari pinggir sudah menjadi isu strategis pembangunan nasional yang telah mengubah wajah pulau terluar Indonesia.

Sebut saja Kecamatan Krayan. Masyarakat Krayan telah merasakan begitu banyak perubahan akibat dampak dari kebijakan pembangunan perbatasan. Satu di antaranya, harga BBM, yang dulu harganya selangit dan diperoleh secara ilegal dari Sabah dan Serawak. Saat ini, di Krayan telah dibangun pangkalan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) yang menjual harga BBM sama dengan harga eceran BBM di seluruh tanah air. Setiap hari pihak PT. Pertamina Tarakan mengirim BBM 1000 liter ke Krayan dengan menggunakan pesawat pengangkut BBM jenis pesawat Air Tractor (AT802) Pelita Air Service.

Pesawat Pengangkut BBM Air Tractor Ke Krayan
Pesawat Pengangkut BBM Air Tractor Ke Krayan
Selain itu, beberapa desa di Krayan, dalam waktu dekat. sudah dapat menikmati penerangan listrik pada saat malam hari. Setelah pihak PT PLN Nunukan merencanakan segera akan mengirim 3 unit mesin diesel dengan kapasitas 600 kWh untuk menambah kapasitas mesin diesel yang sudah ada. Memang tidak mudah mendatangkan 3 unit mesin diesel ke Krayan. Karena pengiriman harus melalui jalur darat dengan melewati rute negara tetangga, Tawau Sabah, menuju Serawak lalu Krayan.

Membuka Keterisolasian
Rencana pembukaan trase jalan darat yang akan menghubungkan Malinau-Krayan saat ini tengah diupayakan permohonan izinnya pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebab trase jalan yang akan direncanakan sepanjang puluhan kilometer, harus melewati belantara hutan Taman Nasional Kayan Mentarang. Sehingga memerlukan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar tidak menimbulkan permasalahan hukum di kemudian.

Sebagai tahap awal, pembukaan trase jalan antara Kecamatan Krayan Long Bawang dengan Long Layu telah selesai pengerjaannya sepanjang 27 Km. Pembukaan trase jalan ini diharapkan akan menjadi embrio bagi pembukaan trase jalan Malinau-Krayan.

Untuk mengetahui kondisi daya dukung tanah dan menentukan berapa tebal perkerasan rencana jalan yang telah selesai dikerjakan. Beberapa waktu lalu pihak kontraktor menggandeng pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Tarakan, untuk melakukan uji California Bearing Ratio (CBR) Lapangan.

Hasil uji CBR ini penting sebagai data pendukung awal untuk rencana pembukaan trase jalan Malinau-Krayan.

Tim Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kota Tarakan Tengan Melakukan Uji CBR
Tim Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kota Tarakan Tengan Melakukan Uji CBR
Dengan adanya rencana pembukaan trase jalan Malinau-Krayan, diharapkan akan membuka keterisolasian Kecamatan Krayan serta mendekatkan pelayanan pemerintahan dan menggerakkan perekonomian masyarakat Krayan. Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie berupaya dalam rangka menjaga martabat dan harga diri anak bangsa yang tinggal di wilayah perbatasan.

Berencana akan membangun 7 buah toko serba ada (toserba) atau mini market yang menyediakan dan menjual berbagai kebutuhan pokok sehari-hari warga yang tinggal di daerah perbatasan dengan menggandeng pihak Bulog. Kecamatan Krayan selain Sebatik akan menjadi salah satu daerah yang akan diprioritaskan pembangunan toserba.

Dengan demikian para penduduk Krayan, tidak perlu lagi membungkuk di pos perbatasan Malaysia. Memohon izin untuk melintasi perbatasan guna membeli berbagai kebutuhan pokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun