TARAKAN termasuk salah satu kota di Kalimantan Utara, yang sampai saat ini belum mampu menyediakan akses layanan air bersih secara 100 % kepada masyarakatnya. Dari total seluruh jumlah penduduk Kota Tarakan berkisar 239.787 jiwa baru sekitar 52 % yang terlayani air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Selebihnya masyarakat Tarakan masih mengomsumsi air hujan dan sumur dalam.
Salah satu penyebab mengapa pihak PDAM Kota Tarakan belum mampu memberikan pelayanan 100% air bersih kepada seluruh warga Kota Tarakan, yakni PDAM tidak memiliki sumber air baku yang cukup untuk diolah menjadi air bersih.
Sejauh ini seluruh Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM, untuk dapat mengolah air bersih, sangat bergantung pada sumber air baku yang diperoleh dari debit aliran sungai dan tampungan air beberapa embung seperti embung Binalatung, embung Persemaian, embung Bengawan.
Namun sayangnya, kapasitas debit air sungai maupun debit air embung menipis manakala hujan tidak turun mengguyur Kota Tarakan selama tiga pekan berturut-turut. Semua debit air sungai dan embung mengecil bahkan kering. Sebagai dampaknya kapasitas produksi IPA PDAM ikut menurun.
Masalah krisis air bersih di Tarakan, sejatinya telah lama diupayakan untuk dicarikan solusi pemecahannya dari beberapa wali kota yang pernah menjabat. Termasuk Wali Kota Tarakan sekarang, Sofian Raga. Persoalan air bersih menjadi salah satu program prioritas utama dari 27 program strategis pemerintah kota yang akan dituntaskan.
Wali Kota Tarakan Sofian Raga menargetkan bahwa tahun 2019, seluruh masyarakat Tarakan sudah bisa terlayani air bersih. Pencanangan Wali Kota Tarakan sejalan dengan program 100-0-100 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.
Untuk mempercepat target pencapaian pelayanan air bersih 100%, Wali Kota Tarakan Sofian Raga telah melakukan beberapa langkah strategis berkenaan air bersih. Di antaranya; memaksimalkan pemanfaatan seluruh potensi air baku yang ada di Kota Tarakan dengan membangun sejumlah intake baru pada beberapa sungai yang belum termanfaatkan debit aliran airnya seperti Sungai Handulung dan Sungai Sesanip, serta Sungai Rawasari. Selain itu, Wali Kota mendorong pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan untuk melakukan percepatan pembangunan dua embung baru yang telah direncanakan yakni pembangunan embung Rawasari dan embung Binalatung II.
Selain memaksimalkan pengambilan potensi air baku di Kota Tarakan, Wali Kota Sofian Raga memiliki mimpi dan rencana besar jauh ke depan, yaitu bagaimana mengusahakan dapat mengambil air baku dari luar Pulau Tarakan, agar Tarakan benar-benar terbebas dari persoalan air bersih di masa akan datang.
Mengingat Kota Tarakan sebagai kota jasa, tentu akan terus berkembang baik dalam hal jumlah penduduknya maupun pembangunan kotanya, sehingga ketersediaan layanan air bersih menjadi sebuah keniscayaan.
Atas dasar pertimbangan tersebut, telah mendorong Wali Kota Tarakan Sofian Raga beberapa waktu lalu, bersama Asisten Ekonomi Pembangunan Jamaludin, dengan mengajak serta instansi teknis terkait Bappeda, DPUTR, dan PDAM serta Kepala Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Air Minum PUPR, Togaf M. Hutagalung mencoba memulai perburuan air baku ke negeri tetangga dengan menyusuri Sungai Sekatak Puji yang merupakan bagian wilayah administratif Kabupaten Bulungan.
Diyakini dengan mengambil air baku dari Sungai Sekatak Puji, problem krisis air baku di Kota Tarakan untuk jangka panjang tidak perlu dirisaukan lagi. Sebab sungai Sekatak Puji dengan potensi debit air baku sekarang cukup melimpah ruah. Berapa pun kebutuhan air baku yang diperlukan Tarakan akan terpenuhi. Agar dapat mengirim air baku dari Sungai Sekatak Puji ke Tarakan, tentu perlu dibangun infrastruktur jaringan perpipaan sepanjang kurang lebih 70 Km.
Dan untuk mewujudkan rencana pengambilan air baku dari negeri tetangga, Pemerintah Kota Tarakan tidak sendiri. Pihak Provinsi Kalimantan Utara dan Dirjen Cipta Karya PUPR menyokong penuh atas rencana besar Pemerintah Kota Tarakan. Begitu juga dengan pihak Pemerintah Kabupaten Bulungan telah memberikan sinyal persetujuan.
Beberapa kali pertemuan digelar antar instansi teknis kabupaten kota Bulungan-Tarakan dengan dimediasi oleh pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, membahas beberapa langkah persiapan pendahuluan teknis yang akan dilakukan, berupa kajian Feasibility Study (FS), Survey Investigation Design (SID), dan perencanaan Detail Engineering Design (DED).
Dan dalam beberapa kali pertemuan, tak ketinggalan juga membahas sistem kelembagaan yang akan dibentuk nantinya untuk memayungi, karena ini melibatkan dua pemerintahan kabupaten kota, Bulungan-Tarakan maka sangat memungkinkan membentuk kelembagaan bersama Sistem Penyediaan Air Minum ( SPAM) regional yang akan mewadahi kepentingan kabupaten Kota Bulungan-Tarakan.
Sebuah rencana besar memang harus diawali. Dan Wali Kota Tarakan sudah mengawalinya, di mana beberapa waktu setelah mengadakan peninjauan Sungai Sekatak Puji, Wali Kota Sofian Raga menyampaikan langsung dalam bentuk paparan gagasan pengambilan air baku dari Sungai Sekatak Puji-Tarakan pada Kementerian PUPR.
Begitu juga pertemuan lanjutan, beberapa kali digelar yang difasilitasi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi dengan menghadirkan Kasatker air bersih PUPR dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing Kabupaten Kota Bulungan-Tarakan. Semua berharap semoga tagline air sudah dekat menjadi sebuah kenyataan di bumi Paguntaka. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H