Mohon tunggu...
Sahril Laderi
Sahril Laderi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

IKAT Indonesia, Siapkan Milenial Duta Kain Indonesia

25 September 2018   12:49 Diperbarui: 25 September 2018   13:00 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia selain kaya budaya dan bahasa, ada hal terunik dari ibu pertiwi ini. Kain tradisional salah satunya, kekayaan terpendam yang selalu dieksplorasi dan terus dikembangkan.

Di Sulawesi Tengah ada Ikatan Pencinta Kain Tradisional Indonesia disingkat IKAT Indonesia yang mulai berdiri 10 Maret 2018. Di usia yang terbilang muda, IKAT Indonesia didirikan selain untuk melestarikan kain tradisional Indonesia, juga sebagai wadah untuk memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia bahwa ada begitu banyak dan beragam kain tradisional di Indonesia.

Masyarakat akan diberikan pengetahuan bukan hanya soal batik dan tenun tapi juga kain dari berbagai daerah.  Di Sumatera ada tenun, ulos,songket dan tapis.

Jawa ada batik, lurik dan tenun. Di Bali ada kain wastra. Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi didominasi tenun, tenun ikat,karawo, sutera dan sarung buton.

Generasi milenial terasa asing dengan kain tradisional, maka tidak jarang kids zaman now ini lebih menggemari pakaian ala Korea. Pakaian anak masa kini lebih didominasi pakaian kebarat-baratan. Tentu mereka tidak sepenuhnya harus disalahkan.

Industri kreatif Indonesia selama ini berkutat dengan produksi sepatu dan makanan, namun masih jarang yang mengeksplor persoalan kain tradisional. Alasannya adalah kurangnya bahan baku sehingga berimbas pada biaya produksi yang mahal. 

Latar belakang itulah yang menginspirasi IKAT Indonesia dan didukung oleh HIPMI Sulawesi Tengah bidang ekonomi kreatif melaksanakan program pemilihan Duta Kain Tradisional Indonesia. Event ini akan diselenggarakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 27 September s.d. 1 Oktober 2018.

Berbeda dengan ajang pemilihan yang lain tentunya dewan juri akan menilai cara berpenampilan, wawasan, public speaking  setiap peserta juga akan dinilai tentang program masing-masing finalis untuk memperkenalkan kain tradisional dari daerah masing-masing. 

Gio Mandike salah seorang pengurus HIPMI Sulawesi Tengah mengatakan bahwa event ini akan diikuti oleh utusan dari provinsi Sulawesi Utara,Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Timur dan Bangka Belitung.

Pada awalnya Sumatera Utara, Papua dan Jawa Timur dijadwalkan hadir, namun terkendala izin dari tempat para finalis bekerja. Selain piala dan piagam serta souvenir, pemenang pertama dan kedua juga akan mendapatkan uang pembinaan dan trip ke beberapa daerah untuk melihat secara langsung proses pembuatan kain tradisional. 

Inilah persembahan terbaik dari IKAT Indonesia dan HIPMI Sulawesi Tengah. Mari dukung semangat young and culture dalam Grand Final Pemilihan Duta Kain Tradisional Indonesia 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun