Haul merupakan tradisi untuk mengenang atau memperingati kematian seseorang yang dilakukan setiap setahun sekali dengan tujuan mendoakan serta mengenang semua kebaikan, keteladanan, kepeduliannya terhadap anak, istri, keluarga dan masyarakat sehingga dengan mengenang semua yang pernah dilakukan, maka kita berharap amal ibadah yang dilakukannya diterima disisi Allah SWT.Â
Jadi Dapat dikatakan bahwa haul merupakan suatu bentuk peringatan hari wafatnya seseorang yang mengikut sertakan kegiatan berupa pengamalan ibadah seperti membaca sholawat, membaca Al-Quran dan memanjatkan doa.Â
Dengan demikian pelaksanaan haul tidak hanya diperuntukkan untuk orang yang meninggal tetapi juga mendatangkan kebaikan dan keberkahan bagi orang yang melaksanakannya.
Haul juga biasanya diselenggarakan dalam ruang lingkup yang kecil seperti keluarga maupun lingkup yang lebih besar hingga dapat mengundang orang banyak serta tamu-tamu penting. Hal tersebut tergantung pada siapa sosok yang melaksanakan Haul tersebut, apakah anggota keluarga atau tokoh pemuka agama atau tokoh masyarakat
Menurut Dr. Abdullah Laam Bin Ibrahim Dalam suatu wilayah yang memegang teguh pada Mazhab imam syafi'i pasti melakukan haul (bagi orang orang mampu akan melakukan dan yang tidak mampu tidak Melakukannya lantaran ada keterbatasan atau halangan) dan ada juga yang tidak melakukannya, namun perbedaan pandangan tidak membuatnya  bercerai berai tapi ini adalah bagian dari cara masing-masing untuk selalu mengenang dan berbuat baik dalam hal kebersamaan dan kekompakan.Â
Di kapuk muara sendiri terhitung kurang lebih ada 300 tokoh yang mencoba membangun daerah walau ada perbedaan pandangan diantara mereka. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan cara memajukan daerah kapuk muara walau sejatinya mereka memiliki visi yang sama yaitu menginginkan keindahan, kedamaian, kemajuan serta kebaikan untuk masyarakat umum di kapuk muara.Â
Peran tokoh-tokoh masyarakat ini pun sangat diapresiasi oleh semua kalangan masyarakat se kapuk muara, karena dengan perjuangan dan kegigihan para tokoh inilah sehingga terwujud daerah kapuk muara yang aman dan damai.Â
Sebagai generasi penerus di kapuk muara semua elemen masyarakat baik yang tua, muda dan anak-anak perlu di ingat dan perlu dijadikan contoh perjuangan pendahulu sebagai atlas atau kompas perjuangan selanjutnya, sehingga pergaulan generasi kita tidak di dominasi oleh perkembangan jaman yang monoton pada pergaulan negatif.Â
Disini juga perlu adanya kolaborasi antara orang tua, tokoh masyarakat dan generasi muda untuk menuntun anak-anak kearah yang baik seperti yang dicontohkan oleh orang-orang tua kita atau leluhur kita yang terus memperjuangkan kekompakan, kerukunan serta kedamaian di wilayah kapuk muara.Â
Saya pribadi menganalisis perjuangan para tokoh di kapuk muara ini tidaklah mudah karena harus berjuang meyakinkan semua elemen untuk percaya bahwa kapuk muara akan bisa berkembang dan menjadi wilayah yang bebas dari prilaku yang menyimpang misalnya mabuk-mabukan, perjudi, perampokan dan pembunuh.Â
Sayapun pernah membaca sedikit tentang sejarah kapuk muara dan dalam tulisan tersebut menyatakan bahwa dulu kapuk muara ini adalah tempat jin buang anak (merujuk suatu tempat yang jauh, terpencil, dan sepi. Dengan kata lain, tempat yang tidak enak untuk ditinggali).Â
Tapi karena atas perjuangan tokoh-tokoh kapuk muara di jamannya maka kita sebagai generasi merasakan bagaimana indahnya hidup di kapuk muara.Â
Kehidupan generasi sekarang sudah sangat berkembang dari semua lini kehidupan baik dari pendidikannya, agamanya, dan bahkan perkembangan ekonominya serta sosial dan budayanya.Â
Kepekaan generasi tua, muda dan anak-anak sekarang adalah bagian dari perjuangan tokoh-tokoh dahulu. Generasi kita sekarang bisa dibilang adalah generasi penikmat perjuangan leluhur kita, jadi wajar apabila kita melakukan peringatan Haul untuk mereka yang sudah berjasa kepada kita semua.Â
Menurut saya ada tiga dosa yang Allah langsung berikan hukumannya kepada manusia diantaranya adalah :
1. Menzolimi orang lain
2. Memutus tali silaturahmi terhadap saudara
3. Durhaka kepada orang tua.Â
Poin ketiga inilah yang menurut saya menjadi dasar kenapa kita harus mengingat dan mendoakan perjuangan para tokoh-tokoh kita agar kita tidak melupakan apa yang menjadi perjuangan mereka, sehingga kita tidak di anggap sebagai orang yang lupa terhadap daratan dan tidak di anggap sebagai generasi yang durhaka terhadap perjuangan para leluhur.Â
Seyogyanya kita meyakinkan bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa pasti ada orangnya, tapi kita tidak boleh lupa akan perjuangan dan pengorbanan dari para pendahulu kita.Â
Untuk itu, kita sebagai penerus sekaligus sebagai pelurus generasi selanjutnya maka kita harus sama-sama terus berjuang untuk mengingatkan dan mengarahkan generasi kita untuk menjaga diri dari perbuatan yang menyimpan dan bisa terus menjaga kekompakan dimanapun tempatnya dan kapunpun waktunya.Â
Insya Allah dengan melakukan hal demikian akan terwujud kerukunan, kedamaian, keindahan serta kemaslahatan bagian semua warga masyarakat kapuk muara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H