Mohon tunggu...
sahril _
sahril _ Mohon Tunggu... Lainnya - bimbingan penyuluhan islam

pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesadaran dan Mengamalkan Keagamaan pada Generasi Milenial

8 Agustus 2020   18:20 Diperbarui: 8 Agustus 2020   19:35 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

kesadaran dan mengamalkan keagamaan pada generasi milenial

Oleh: Sahril

Islam adalah agama yang “rahmatan lil alamin”. Sehingga Islam harus disebarluaskan kepada umat manusia. Jika seseorang yang memiliki sebuah ilmu, jangan hanya diamalkan untuk kehidupannya sendiri, tetapi harus disampaikan kepada orang lain agar yang di sampaikan menjadi sedekah jariyah. Sebagai seorang yang beriman kepada Allah SWT, kita diwajibkan untuk melaksanakan dakwah walaupun hanya sekali seumur hidup. Apalagi di era globalisasi yang serba berkecukupan saat ini, banyak strategi, metode, dan media yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan dakwah.

Banyaknya media baru seperti surat kabar, majalah, sosial media, jurnal, televisi, radio, dan sebagainya mempercepat penyebaran kegiatan dalam menunjang materi dakwah yang disampaikan. Berbeda yang dilakukan ketika pada zaman Rasulullah dan sahabat mereka menggunakan media dakwah sangat terbatas, hanya berkisar pada dakwah qauliyah bi al-lisan dan dakwah fi’liyah bi al-uswah ditambah dengan media penggunaan surat (rasail).”

Agama bukanlah semata-mata turun temurun dari orang tua kita terdahulu. Akan tetapi, agama memiliki makna yang sangat kuat yaitu sebagai tuntunan dalam berperilaku dan kepercayaan untuk hidup bertuhan dengan baik.

Agama adalah pedoman hidup, dan sistem yang mengatur kepercayaan manusia dengan tatanan kehidupan yang sesuai kaidah-kaidah ajaran islam. Maksud dari pedoman yaitu pedoman bagaimana seseorang bersikap, bertutur, dan bertindak serta bagaimana kita beretika terhadap tuhan, lingkungan, dan sesama umatnya. Apabila agama sebagai pegangan hilang, maka jatuhlah kita ke jalan yang sesat. Agama mengajarkan tentang adanya kehidupan setelah di dunia yaitu akhirat.

Akan tetapi, agama yang dijadikan sebagai panutan dan tuntunan adalah agama yang sesuai dengan keyakinan masing-masing individu. Apabila yang diajarkan adalah hal-hal yang positif dan bermanfaat, maka manusia akan terdorong pada kebaikan, begitupun sebaliknya. Mengingat bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang mayoritas pemeluk agama Islam. Saat ini lebih dari 207 juta orang muslim yang tinggal di Indonesia, sebagian besar orang muslim.

Ketaatan berarti kesesuaian perilaku dalam beragama. Ketaatan terbagi menjadi 2 yaitu sosial dan spiritual. Ketaatan dalam sosial yaitu seseorang itu berbuat baik kepada orang lain dengan menebar kedamaian, tidak menganggu, merampas hak orang lain, dan baik pada lingkungan, masyarakat, dan sebagainya. Sedangkan ketaatan dalam spritual itu bagaimana sholat dengan baik, ibadah dengan baik, atau mengaitkan antara pribadi seseorang dengan Allah SWT.

Oleh sebab itu, ketaatan merupakan perbuatan baik sebagai cerminan dari ajaran agama. Generasi milenial yang hidup dalam keadaan buta oleh adanya internet dan bergelimang teknologi membuat otoritas pemerintah serta dogma agama tidak memiliki kuasa penuh dalam mengontrol pikiran masyarakat. Pada dasarnya, seseorang dapat mengakses informasi dan pengetahuan dengan cepat dan mudah melalui internet.

Disinyalir dengan hadirnya agama pada mereka dengan wajah yang kaku,  cenderung mengekang dan posesif, memagari kebebasan, saling mengkafirkan, dan saling menyalahkan antar golongan memberi anggapan bahwa ajaran agama seakan-akan tidak sesuai dengan kondisi sosial saat ini

Kenyataannya, masyarakat yang tidak beragama di banyak berbagai negara tidak semakin berkurang, justru atheism semakin berkembang pesat di seluruh negara. Negara-negara komunis dan liberal yang identik dengan pertentangan akan terlihat kehidupan yang egois dan menghalalkan hal-hal yang dilarang agama. Namun agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan dan perdamaian.

Penting bagi generasi milenial memahami dan mengamalkan makna agama secara tepat dan benar

Materi Adabul ‘Alim wal Muta’alim membuat kita lebih bersikap tawadhu dan mengontrol diri pada guru/dosen, serta mencari keberkahan dengan tidak berlaku buruk terhadap ahli ilmu. Soalnya banyak orang yang gara-gara guru pelajaran/pembimbing yang tidak enak dalam proses belajar mengajar karena secara terang-terangan disekolah atau dikampus bercerita dengan sedikit menggunjing atau merendahkan muridnya. Materi aswaja mengajarkan tentang nilai-nilai toleransi dan belajar untuk tidak mudah menyalahkan karena masyarakat di sekitar kampus tidak semua sepemahaman.

Kemudian, dalam pengimplementasian nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terciptanya suasana aman dan damai sesuai konsep agama yang Rahmatan Lil Alamin yaitu memberikan manfaat dan kasih sayang kepada seluruh umat, membuka ruang kebebasan berpendapat, serta mengenal dan menghargai keberagaman antar umat beragama.

Cara Berdakwah di Era Milenial

Dakwah adalah sebuah proses penyampaian informasi tentang ajaran Islam dengan tujuan merubah sikap dan tingkah laku seseorang agar lebih positif. Dimensi perubahan ke arah kemajuan yang positif adalah karakteristik dasar yang semestinya menjadi acuan dalam kajian dakwah yaitu merubah dan meluruskan kaidah-kaidahumat muslim. Dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS. An-Nahl: 104)

Dari ayat diatas dijelaskan, hendaknya ada diantara kita segolongan manusia yang bangkit untuk menjalankan perintah Allah yakni berjuang untuk berdakwah dalam kebaikan dan menyuruh mengerjakan perbuatan yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar.

Mengingat, jika dahulu dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan mendatangi rumah ke rumah untuk memberikan pemahaman tentang ajaran Islam, saat ini aktivitas dakwah dilakukan dengan beragam metode, strategi, dan media. Dengan kemajuan dan kecangihan alat-alat serta media teknologi dan komunikasi yang ada, sekarang pesan dakwah generasi milenial harus banyak unsur virtualnya.

Generasi milenial yang bergantung pada teknologi dan mahir dalam menggunakan laptop, smartphone, TV, dsb tiap harinya menjadikan media sosial sebagai bagian sangat penting dalam koneksi sosial. Mereka lebih banyak meghabiskan waktunya dalam hari-hari selalu bersama perangkat teknologi digital dan beragam aplikasi daripada dengan teman atau anggota keluarga. Inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa komunitas atau grub keagamaan untuk menyebarkan dakwah melalui media sosial, seperti facebook, twitter, whatsApp, Instagram, telegram danYoutube.

Dakwah akan lebih menarik apabila pesan yang di sampaikan melalui media sosial tetap berpedoman pada konsep Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

Selain itu, metode penyampaian materi dengan memasuki psikologi seseorang juga diperlukan. Misalnya mereduksi kata kata dari sebuah film yang sedang viral. Karena dakwah berkembang dengan cepat, yang selama ini dilakukan dengan metode pendekatan ceramah atau tablig atau komunikasi satu arah atau pengajian taklim menjadi komunikasi dua arah.

Tidak hanya ceramah, dakwah generasi milenial harus banyak unsur virtualnya. Misalnya, quote dan video seiring dengan tren vlog. Kini media sosial digunakan oleh sebagian besar pengguna adalah anak muda untuk menonton video dibandingkan untuk bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan begitu, peluang bagi gerbang dalam media Islam harus menyajikan dakwah dalam bentuk yang menarik dan mendidik.

Penulis adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun