Analisis Bivariat:
Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis IMS dengan jenis kelamin (p=0,012) dan pekerjaan (p=0,01).Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis IMS dengan faktor usia (p=0,718), pendidikan (p=0,368), dan alamat tempat tinggal (p=0,088).
Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki risiko terkena IMS. Penderita gonore lebih banyak ditemukan pada laki-laki (33%) dibandingkan perempuan (25%), sedangkan kondiloma (65,1%) dan bartolinitis (9,3%) lebih banyak terjadi pada perempuan. Sifilis (4,0%) hanya ditemukan pada laki-laki.
Kesimpulan
Penderita IMS terbanyak berusia 12-25 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan SLTA, dan berasal dari Bandar Lampung. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman tentang faktor risiko yang berkontribusi terhadap penyebaran IMS, serta perlunya perhatian lebih terhadap penanganan IMS, terutama pada remaja.
Rekomendasi
Diperlukan upaya lebih lanjut dalam pencegahan dan penanganan IMS, dengan fokus pada kelompok demografis yang paling rentan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H