Mohon tunggu...
SAHRANY NURMALASARI
SAHRANY NURMALASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta

Mahasiswa yang sedang berjuang membanggakan kedua orang tuanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Museum Mini Sisa Hartaku: Destinasi Wisata Edukasi di Lereng Merapi

16 November 2023   20:02 Diperbarui: 16 November 2023   20:07 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Merapi, gunung berapi aktif yang berada di tengah Pulau Jawa, membentang di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini memiliki sejarah erupsi yang panjang, salah satunya erupsi besar yang terjadi pada tahun 2010. Erupsi ini menyebabkan kerusakan yang sangat parah di sekitar Gunung Merapi, termasuk di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Pada hari Jumat, 10 November 2023, pukul 10.24 WIB, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta didampingi oleh dosen pembimbing  melakukan kunjungan study wisata ke Museum Mini Sisa Hartaku yang terletak di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ini adalah satu upaya untuk mengenang dan melestarikan sejarah erupsi Gunung Merapi tahun 2010  dengan membangun museum, museum ini berada di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, berbagai macam barang ditemukan di lokasi erupsi Merapi, reruntuhan kehidupan masa lalu yang hancur oleh semburan api dan lahar putih, dipamerkan di museum ini. Museum Mini Sisa Hartaku memiliki potensi sebagai destinasi wisata edukasi di lereng Merapi, hal ini karena museum menyimpan jejak masa lalu dan hikmah yang berharga. Museum ini dapat menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat untuk mempelajari tentang erupsi Gunung Merapi dan dampak bencana alam.

Selain koleksi yang memiliki nilai sejarah, budaya, atau sains, museum ini juga memiliki fasilitas dan sarana yang memadai untuk mendukung kegiatan edukasi. Fasilitas dan sarana tersebut dapat berupa ruang pamer yang luas, nyaman, papan informasi, dan fasilitas pendukung lainnya, museum ini juga memiliki tenaga pendidik yang kompeten tentang pengetahuan sejarah koleksi museum dan dapat menyampaikan informasi kepada wisatawan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Museum ini didirikan oleh Sriyanto dan Wati, warga setempat yang kehilangan harta bendanya akibat erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010, museum ini menyimpan berbagai koleksi barang-barang yang tersisa setelah erupsi, seperti perabotan rumah tangga, kendaraan, dan sisa tulang hewan ternak.

Museum Mini Sisa Hartaku dapat menjadi sarana untuk mengkaji masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Museum ini dapat memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah erupsi, serta mengungkap dampak erupsi terhadap kehidupan masyarakat. Museum ini juga dapat menemukan solusi untuk mengatasi dampak erupsi terhadap masyarakat. Museum Mini Sisa Hartaku dapat berperan penting dalam memberikan edukasi tentang bencana alam, pengembangan pariwisata di lereng Merapi, dan kajian masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Museum ini juga dapat menciptakan pengalaman belajar yang unik dan berkesan bagi pengunjung, sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana alam, Museum ini memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik bagi wisatawan. Museum ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke lereng Merapi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Di Museum ini ada banyak peninggalan yang ditinggalkan oleh warga setempat yang terkena erupsi gunung berapi saat itu, perkakas rumah tangga, alat transportasi, tulang belulang hewan ternak, kaca yang meleleh, bebatuan dan abu vulkanik, hingga dokumentasi saat Merapi meletus. Koleksi-koleksi tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi karena dapat memberikan gambaran tentang kedasyatan erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

Di bagian depan museum, terdapat dua pintu kayu dengan papan tanda bertuliskan “Bekas Rumah Erupsi Gunung Merapi”. Pintu ini merupakan sisa dari rumah yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi, di sebelah pintu, terdapat sebuah papan pengumuman yang berisi informasi tentang museum. Papan pengumuman ini menyebutkan bahwa museum ini didirikan oleh Sriyanto, seorang warga setempat yang selamat dari erupsi Gunung Merapi.

Gambar diambil langsung oleh penulis. 
Gambar diambil langsung oleh penulis. 

Pintu ini terbuat dari kayu jati yang kokoh. Namun, pintu ini telah rusak akibat terkena abu vulkanik dan awan panas, rumah ini memiliki dua lantai, lantai pertama merupakan ruang tamu dan dapur, lantai kedua merupakan kamar tidur. Rumah ini masih dalam kondisi baik, meskipun telah rusak akibat erupsi, kayu-kayunya masih kuat dan tidak ada retakan yang besar,

Museum ini menyimpan berbagai macam barang bekas yang selamat dari erupsi, seperti sepeda motor, sepeda onthel, peralatan rumah tangga, dan foto-foto korban erupsi. Pintu kayu yang menjadi fokus foto tersebut merupakan salah satu barang bekas yang tersimpan di museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun