Mohon tunggu...
sahra divasari
sahra divasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Pandangan Ahli Ekonomi terhadap Perekonomian Saat Ini

9 Oktober 2023   00:05 Diperbarui: 9 Oktober 2023   00:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan kata lain, meskipun prinsip-prinsip pandangan klasik masih relevan dalam banyak aspek ekonomi, perekonomian saat ini memerlukan pendekatan yang lebih kompleks. Kebijakan ekonomi saat ini mencoba menggabungkan elemen-elemen dari berbagai pandangan ekonomi, termasuk klasik, untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, efisien, dan inklusif. Intervensi pemerintah dalam bentuk regulasi, kebijakan moneter, dan stimulus fiskal seringkali diperlukan untuk merespons perubahan dan tantangan ekonomi yang kompleks.

2. Hubungan Pandangan Keynes dan pendekatan masa kini terhadap perekonomian Indonesia Saat ini

Dalam konteks perekonomian Indonesia saat ini, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu unsur dalam pendapatan nasional (yang digambarkan sebagai permintaan agregat) adalah pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan meningkatkan perekonomian negara, salah satunya melalui kebijakan belanja pemerintah dalam APBN

Namun, seperti yang dijelaskan dalam kebijakan tersebut tidak selalu cukup untuk memulihkan roda ekonomi seperti yang dilontarkan oleh Keynes. Artinya, teori investasi Keynes juga memiliki kekurangan. Nyatanya kebijakan pemerintah tidak cukup menstimulasi pemulihan ekonomi, karena kegiatan pembelanjaan pemerintah cukup terbatas dan berisiko kenaikan utang. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengarahkan masyarakat untuk meningkatkan daya beli dan membangkitkan sektor usaha lain untuk membuka lapangan pekerjaan baru.

Dalam konteks konsumsi, Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi tidak memiliki hubungan yang proporsional dengan pendapatan. Keynes memercayai prinsip effective demand, di mana permintaan agregat harus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Keynes, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diukur pada peningkatan pendapatan nasional, diperlukan peningkatan permintaan konsumsi, permintaan investasi, belanja pemerintah, serta nilai netto dari ekspor dan impor. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, pendekatan masa kini juga penting untuk diterapkan dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi industri 4.0. Pemerintah Indonesia perlu mendorong inovasi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia di pasar global. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun