Mohon tunggu...
Muhammad Sahlan Ali
Muhammad Sahlan Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkat sholawat uripe nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbakti Kepada Orangtua adalah Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan?

22 Juni 2024   13:46 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:54 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kunci kesuksesan adalah berbakti kepada orangtua? Apakah hal tersebut benar? Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulallah SAW bersabda: "Ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtuamu." Apabila kita mengkaji dari kutipan hadits dari Rasulallah SAW diatas bahwa Allah SWT  akan memberikan ridha kepada hambanya asalkan hamba tersebut mendapat ridha terlebih dahulu dari kedua orangtuanya. Artinya apa? bahwa apapun keinginan kita dan apapun cita-cita yang kita impikan kelak harus mendapatkan ridha dari kedua orangtua. Nah, bagaimana cara kita untuk mendapatkan ridha dari kedua orangtua kita? Yaitu dengan cara kita berbakti kepada orangtua kita. Sebenarnya apa sih itu berbakti? Kita berulang kali selalu mendengar kata itu. Berbakti ialah berkhidmat atau taat melayani kedua orangtua serta selalu memberikan kebaikan kepada mereka dan senantiasa mentaati perintahnya (dalam hal kebaikan) dan selalu mendoakannya. Atau dalam bahasa arab dikenal dengan sebutan Birrul Walidain.

Berbicara mengenai keberhasilan atau kesuksesan seorang anak, akhir-akhir ini terdapat banyak problematika diluar sana dimana tidak sedikit dari seorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orangtuanya, Mereka sibuk mencari jati dirinya sendiri tanpa mau melibatkan orangtua. Padahal peran orangtua sangatlah penting dalam keberhasilan seorang anak. Orangtua dapat mengarahkan anaknya untuk melakukan hal kebaikan dan terus berdoa untuk berusaha mewujudkan apa yang di inginkan oleh anak. Orangtua dapat selalu mengontrol dan memantau kehidupan anaknya, akan tetapi anak menjadi salah paham kepada orangtuanya. Mereka merasa tidak diberi kebebasan oleh orangtua. Padahal maksud dari orangtua adalah untuk mengarahkan dan menata hidup anaknya supaya memiliki masa depan yang cerah di kemudian hari.

Banyak pula didapati diluar sana anak yang sudah berusia remaja memasuki usia dewasa bingung terhadap masa depannya. Mereka bingung apakah ia harus fokus terhadap minat bakatnya ataukah harus fokus terhadap apa yang di inginkan oleh orangtuanya. Sebagai contoh yaitu ada satu anak sebut saja R, si R ini memiliki minat ingin menjadi pemain sepakbola, akan tetapi orangtuanya tidak meridhainya karena orangtuanya menginginkan si R tersebut menjadi seorang guru.

Jika kita lihat secara sekilas mungkin kasus diatas seakan-akan orangtua si R bersikap egois terhadap anaknya, namun menurut penulis tidak, karena orangtua berhak untuk mengarahkan kehidupan anaknya. Kita tidak pernah tau nasib seseorang kelak seperti apa. Yang jelas jika kita berbakti dan mau membahagiakan hati orangtua pasti hidup kita kelak juga akan bahagia. Karena ini adalah janji Allah sesuai dengan narasi pada alenia pertama bahwa ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtua. Banyak juga seorang anak yang tidak berbakti kepada orangtua dan dia mengikuti arah jalan kehidupannya sendiri tetapi sukses. 

Hal tersebut memang benar, namun apakah kesuksesan yang dia dapatkan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya? Apakah kesuksesannya dapat membahagiakan orangtuanya? Buat apa kesuksesan yang dapat diraih tetapi tidak dapat membahagiakan orangtua dengan keberhasilan tersebut? Menurut penulis kepuasan hati orangtua terutama ibu adalah hal utama dan cita-cita terbesar dalam kehidupan. Kesuksesan tidak diukur dari seberapa banyak materi yang ia peroleh, tetapi seberapa berhasil seseorang dalam membahagiakan orangtua terhadap keingingan yang mereka inginkan kepada seorang anak.

Sering kita mendapati berita dari media sosial yang mengabarkan bahwa banyak orang sukses diluar sana tetapi tidak bahagia karena selalu merasa kurang dan kurang puas terhadap yang telah mereka dapatkan. Artinya apa? bahwa setiap cita-cita dan keinginan kita kelak dikemudian hari alangkah baiknya kita sampaikan kepada orangtua kita agar mereka meridhainya. Memang benar setiap hamba telah ditentukan nasibnya oleh Allah SWT, akan tetapi yang ingin penulis tegaskan adalah bahwa apapun yang menjadi impian kita haruslah mendapat ridha dari orangtua. Pada intinya turuti dan penuhilah apa yang menjadi keinginan orangtua, maka insyaallah kesuksesan akan menghampiri dengan sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun