Mohon tunggu...
Sahesti Sri Wulandari
Sahesti Sri Wulandari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Content Writer, Part- Time Teacher, Voice Over.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Noken, Simbol Identitas Masyarakat Papua

8 September 2024   06:00 Diperbarui: 8 September 2024   06:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Noken, tas tradisional yang berasal dari Papua, Indonesia, memiliki nilai budaya yang sangat mendalam dan menjadi simbol identitas masyarakat Papua. Terbuat dari serat alami yang berasal dari kulit kayu, noken digunakan oleh masyarakat Papua untuk membawa berbagai barang, mulai dari hasil kebun, kayu bakar, hingga barang-barang pribadi. Lebih dari sekadar alat fungsional, noken memiliki nilai filosofis yang mencerminkan kehidupan, hubungan sosial, dan kekuatan perempuan dalam masyarakat Papua.

Sejarah Noken

Noken telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Papua selama berabad-abad. Dibuat dengan menggunakan teknik rajutan yang unik, setiap noken dibuat dengan tangan dan memiliki motif serta pola yang berbeda-beda, yang mencerminkan kekayaan budaya dan keanekaragaman etnis di Papua. Pembuatan noken juga melibatkan proses spiritual, di mana para pembuatnya harus mematuhi aturan-aturan adat tertentu selama proses pembuatannya.

Bagi masyarakat Papua, noken bukan sekadar tas, tetapi juga simbol kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, noken digunakan oleh perempuan Papua sebagai tanda kedewasaan dan kemampuan untuk memikul tanggung jawab dalam rumah tangga dan komunitas. Di beberapa daerah, noken juga digunakan dalam upacara adat dan memiliki peran penting dalam tradisi pemberian hadiah atau mahar.

Pengakuan Internasional

Pada 4 Desember 2012, noken diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak. Pengakuan ini tidak hanya menyoroti pentingnya noken bagi masyarakat Papua tetapi juga mengakui nilai budaya yang terkandung di dalamnya yang perlu dilestarikan. Sejak itu, tanggal 4 Desember diperingati sebagai Hari Noken Sedunia, sebuah hari yang didedikasikan untuk merayakan dan menghormati keberlanjutan tradisi pembuatan noken serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya ini.

Hari Noken Sedunia

Hari Noken Sedunia menjadi momen penting bagi masyarakat Papua dan Indonesia secara keseluruhan untuk merayakan kekayaan budaya yang ada di Papua. Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati hari ini, termasuk pameran, lokakarya, dan seminar yang membahas tentang noken, serta berbagai upaya untuk mendorong generasi muda Papua agar terus melestarikan tradisi ini.

Di tengah arus modernisasi, noken menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, Hari Noken Sedunia juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen masyarakat Papua dan pemerintah Indonesia dalam menjaga dan melestarikan noken agar tidak punah. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk mengenalkan noken kepada dunia internasional sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia yang harus dihargai dan dilestarikan.

Noken bukan hanya sekadar kerajinan tangan, tetapi juga cerminan dari identitas dan filosofi hidup masyarakat Papua. Dengan adanya Hari Noken Sedunia, diharapkan noken dapat terus dilestarikan dan dihargai, baik oleh masyarakat Papua sendiri maupun oleh masyarakat global. Tradisi ini harus terus hidup agar generasi mendatang dapat memahami dan merasakan kekayaan budaya yang terkandung dalam setiap rajutan noken.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun