Jemariku teronggok kaku, memelas menahan nafas, tak ada kreatifitas.
Kenangan saat berjaya menyesakkan dada, sakit.
Aku; seorang purnawirawan wartawan, yang telah habis terkikis oleh zaman.
Mungkin kejayaanku tak ada dalam memori kalian,
akulah yang menulis setiap berita besar saat negeri kita dipimpin oleh orang besar.
Seorang presiden yang sangat independen dan kompeten.
Kata-katanya adalah sabda, dan tingkah lakunya adalah sumber berita.
Sumber uang untuk keluarga kecilku yang terjepit hutang.
Aku; seorang ayah dari anakku yang selalu merengek meminta uang sangu.
Ia tak peduli, siapa ayahnya ini.