Bagimanapun biar Kompasianer/ Kompasiana tahu mengapa saya tiba tiba merasa muak saat makan makanan berdaging dan telur, meskipun kedua duanya jenis gaya makanan berkalori ini kurang baik untuk saya konsumsi dan bahkan ketika gaya hidup sehat saya berubah menjadi seorang vegan. Semuanya berjenis sama sebagai bagian dari gaya hidup sehat khusus untuk makan dari tumbuhan.Â
Beda dengan daging atau telur, kedua bagian dari jenis ini adalah bagian dari makanan berkalori tinggi, tinggi kalori, penyebab saya saat beraktivitas menjadi sering kantuk, membuat saya sembelit, sehingga membuat kulit saya menjadi bergelombang dan membuat pertumbuhan rambut pada tubuh saya menjadi banyak. Apakah gaya makan sehat saya menjadi orang kebarat baratan? Kompasianer berharap saya berspekulasi tinggi yah.Â
Bahkan anda masih baru tahu saya merupakan orang blasteran. Kalau Kompasianer tahu saya orang blasteran, yang dimaksud blasteran adalah keturunan dari dua jenis persilangan yang berbeda. keturunan dari orang Indonesia dengan Eropa misalnya. Sekarang saya di Indonesia. Saya dulu lahir di zamannya masa krisis moneter dan sekarang bertumbuh dewasa saat masa pandemi dari covid 19.Â
Selain itu menurut informasi yang saya dapatkan dari World Healty Organization (WHO) bahwa hindari makanan daging merah untuk mencegah masuknya virus dalam tubuh, bahkan dari berita otoritas seperti China juga menyarankan agar mengurangi mengkonsumsi daging merah pada kemasan tertentu dikarenakan bahwa beberapa sampel makanan telah tercemar atau terkontaminasi oleh pandemi tersebut.Â
Jauh dari covid 19 tersebut, saya juga saat itu sering diberi makanan sejenis lacto vegetarian oleh tetangga saya yang pekerjaannya di Kebun, makanan tersebut sejenis dengan tumbuh tubuhan misal seperti perkedel, batagor, tahu, tempe, popcorn, susu, keju bahkan juga kacang kacangan sering mereka yang membelikan atau bahkan memberikan ke saya saat saya pulang dari luar kota.Â
Makanan ini jarang dibeli bahkan juga kadang dibuatkan olehnya. Ibu saya dulu sering memasak makanan ini untuk menjadi hidangan makanan saya kadang selain dari tahu yang dimasak kadang juga makanan seperti batagor, popcorn atau kacang kacangan.Â
Dari mulai kecil saya tidak di izinkan untuk makan makanan berbau daging merah atau telur oleh dokter, saya selain bertubuh gemuk, juga kulit saya agak terlihat kasar selain itu kulit saya jadi iritasi, mual, bersin dan batuk dikarenakan saya mengidap penyakit alergi sehingga saya tidak diizinkan oleh dokter untuk mengkonsumsi daging.Â
Tidak hanya itu saya juga menderita asam urat sehingga saya tidak dapat mengkonsumsi daging tersebut. Karena jika saya mengkonsumsi makanan tersebut membuat saya semakin muak dan menjadi jadi misal seperti kaki saya bengkak disebabkan oleh asam urat tersebut. Penyakit asam urat menjadi pemicu untuk peradangan pada sendi sendi yang terdapat pada tubuh saya. Â
Perasaan saya lebih lega pada saat itu dikarenakan tetangga saya telah memberikan kepada saya makan makanan sejenis vegetarian seperti kacang kacangan, tahu yang dibuatkan oleh tetangga saya sendiri dikarenakan tidak usah dibelikan dipasar sendiri karena kedelai sendiri tidak perlu diimpor dari luar negeri. Karena disini petani kedelai sudang banyak, selain dari petani kedelai juga sudah banyak yang membuat tahu sendiri untuk dapat dikonsumsi oleh warga sendiri.Â
Selain itu untuk makanan  Saya orangnya vegetarian, bahkan jika mau membelikan makanan kemasan di pasar juga selalu berbau tumbuhan. Misal saya mau makan makanan harus membeli roti gandum juga.
Selain itu saya juga kalau lagi ada hari hari besar selalu mau membuatkan roti gandum, membuat roti gandum cukup simpel dan tidak terlalu rumit. Ah Kompasianer mau dikepoin atau mau kepo nih. Masa iya yah, saya mau ngasi tahu nih bagaimana cara membut dari pembuatan roti gandum. Cara pembutannya seperti. Resep membuat roti gandum biar Kompasianer yang pengend dikepoin bagaimana sih awal cerita saya membuat roti gandum anti gagal.
Saya mau kepoin nih bagaimana resepnya, dikarenakan resep roti gandum sendiri akan berhasil jika dilakukan dengan cara cara  yang tepat serta terukur juga kompasianer. Selalu gunakan tepung gandum yang bersih halus serta tidak terkontaminasi agar bisa dibuatkan dengan baik yah kompasianer/ kompasiana dikarenakan bentuk dari tepung gandum memiliki bentuk seperti gergaji yah sehingga membuat roti kadang menjadi terlihat menjadi bantat gitu deh bentuknya.Â
Makanya harus dilakukan dengan step by step yah Kompasianer agar tidak ogah kalu sudah masaknya nanti pastinya kan. Ini demi gaya hidap sehat saya untuk menjadi vegetarian tidak sia sia dan tidak sering kantuk. Padahal saya jarang makan makanan yang berkefein dikarenakan makanan berdaging merah ini saya jadi sering ngantuk. Jadinya kalau saya diluar sering bawa bekalk seperti roti gandum gitu deh Kompasianer.
Disini saya mau jelasin gimana sih bahan dan cara membuatnya. Bahan bahannya diantaranya sebagai berikut: kita harus menyediakan garam, tepung untuk tepung gandum gituh, susu cair, madu sebagai penganti gula agar dapat membuatkan rasnya menjadi manis, minyak sayur, dan bungkus ragi.Â
Kan Kompasianer kalau dihitung hitung gitu dari komposisinya kan tidak ada bahan bahannya daari daging dan ternya semuanya dari tumbuh tumbuhan loh. Bahkan juga untuk membuat roti pada umumnya kan selalu menggunakan telur. Saya rekomendasikan buat Kompasianer yang anti dengan daging! anti dengan telu!! dan yang sebaiknya menjadi vegan.Â
Karena Vegan dengan vegetarian itu beda bagat loh Kompasianer untuk pengertiannya. Untuk seseorang disebut sebagai vegan dan vegetarian merupakan pola hidup untuk mengkonsumsi kecuali hewani. Ini loh Kompasianer/ Kompasiana saya mau jelasin nih bagaimana cara pembuatan dari roti gandung gitu, seperti  susu, air hangat, madu dan ragi dengan mengaduknya dengan rata, untuk bahan kering sendiri campurkan sampai rata gitu Kompasianer,  untuk bahan cair campurkan dengan mixer dan aduk sampai 10 menit hingga adonan sampai kalis gitu, siapkan wadah untuk  mencampur dengan menggunakan minyak, kemudian wadah ditutup dengan kain.Â
Diamkan adonan hingga mengembang sampai dua jam gitu agar lebih mengembang. Kempiskan adonan kemudian olesi saja wadah adonan dengan menggunakan margarin. Lalu tutup adonan selama tiga puluh menit dengan menggunakan kain bersih gitu. Saat menutup adonan terakhir kali jangan sampai lupa panaskan hingga sampai 180 derajat celcius sehingga dapat memanggang adonan dengan oven dengan waktu kurang lebih 50 menit.Â
Ini untuk cara pembuatan terakhir yah kompasianer agar dapat mengetahui  roti gandum sudah matang atau belum, kalau roti  tawar dari Kompasianer sudah matang atau tidak Kompasianer/ Kompasiana harus memeriuksa apakah roti di dalam oven sudah mengeluarkan bunyi atau seperti berongga akan menandakan bahwa roti tawar anda sudah matang loh Kompasiaer.Â
Cukup mudah kan kompasianer untuk menjadi vegetarian. Selain itu banyak juga di Supermarket yang menyediakan produk olahan seperti bahan bahan untuk membuat roti gandum tawar gitu. Enak loh jika kita mau makan roti gandum gitu selain kita membelikan roti gandum dari supermarket  Kompasianer atau Kompasiana juga dapat membuatkannya sendiri dirumah loh.Â
Selain karena Kompasianer membuatkan makanan tersebut di rumah hal tersebut juga dapat mencegah kita agar terhindar dari alergi dari daging, terhindar dari asam urat selain itu jauh dari si corona yang dapat mengintai kehidupan kita Kompasianer. Saya juga termasuk yang sering menerapkan gaya makanan untuk selalu menjadi sehat gitu.Â
Oleh karena bahan bahanya dari minyak sayur, sayur selalu tersedia untuk bahan komposisi di Kampung halaman saya. Selain itu juga banyak peternak madu sehingga tidak usah untuk impor madu dikarenakan disini banyak juga yang menyediakan nya sehingga sampai saat ini madu banyak yang diekspor dari kampung kami sehingga kami tidak ragu untuk mendapatkan bahan bahan untuk membuat roti gandum tersebut yah Kompasianer.Â
Selain Roti gandum, Pizza ada juga tahu, perkedel atau batagor gitu untuk saya konsumsi dirumah saya. Rasanya enak. Sehingga membuat pola hidup sehat saya menjadi vegetarian selalu tidak saya lupa untuk menerapkan hal tersebut. Selain menghindari mengkonsumsi daging ada juga manfaatnya buta saya menjadi vegan sebagai vegetarian gitu yah Kompasianer.Â
Rasa suka yang saya rasakan sesaat menjadi vegetarian seperti: Jika menjadi vegetarian gitu tidak terlalu susah loh Kompasiner dikarenakan masa Corona ini membuat harga daging melambung tinggi loh Kompasianer/ Kompasiana; tahu gak harga daging merah di Pasar Kramat jati melambung tinggi dari dulunya Rp 110000 perkilogram menjadi Rp 130 ribu per kilogram, kan harganya lebih mahal gitu.Â
Mending menjadi vegetarian cukup membuat roti gandum saja hanya membutuhkan modal Rp 20 ribu saja. Kan lebih murah gitu kalau gita bandingin 120>20. Selain harga menjadi vegetarian lebih murah, menjadi vegan juga menerapkan gaya hidup sehat loh Kompasianer. Buat yang vegetarian ini memang cukup berpengaruh.Â
Mereka menganggap hal tersebut menjadi hal biasa biasa saja loh, memang hal tersebut tidak akan berpengaruh; Bisa membuat kita menjadi berbagi, bisa gitu yah?Â
Ya selalu ada saja teman teman yang ingin berusaha mendekat dengan saja walup0un kadang membuat saya terlihat aneh tidak mau memakan daging. Karena saya sudah mengetahui saya akan memberikan sesuatu makanan kepada mereka walau kadang makanan yang saya berikan hanya sebatas vegetarian saja gitu.Â
Dan karena saya sudah memberikan makanan kepada mereka sehingga mereka juga memberikan bekal makanan dari mereka dan diberikan kepada saya. Lumayan kadang mereka juga memberikan batagor ke saya kan lumayan. Batagor selain murah harganya juga lebih bersahabat untuk kami dapat saling berbagi gitu loh Kompasianer; Gaya hidup vegertrarian ini loh yang membuat Kompasianer menjadi jarang sakit, entah benar atau tidak pada kenyataanya ni bukan hanya spekulasi namun ini sudah benar benar terjadi pada saya. Setelah saya menjadi vegan semua penyakit menjadi musnah dari kehidupan saya yang dari dahulu.Â
Misalkan pada hari raya besar, dokter praktek dan rumah rumah sakit serta pasien pasien akan penuh dengan pasien dirumah sakit dikarenakan pola makan tersebut. Sebenarnya dikarenakan konsumsi dari pasien tersebut yang sering makan daging merah bahkan untuk pasien yang tinggal di Kos juga yang sering mengkonsumsi telur sering masuk rumah sakit. Dikarenakan saya menjadi vegan dengan gaya hidup vegetarian menjadikan saya menjadi vegetarian menjadi cukup menyehatkan dari mulai sekarang. Sekarang saya menjadi jarang sakit.Â
Sehingga menjadikan saya menjadi vegetarian dari mulai umur berkepala tiga membuat saya jarang sakit bahkan pada saat corona dapat saya minimumkan, bahkan juga saya belum pernah di Opname karena suatu penyakit parah tersebut. Saya selalu berharap dan selalu berharap agar selalu dapat sehat selalu. Bahkan dikarenakan gaya hidup sehat saya menjadikan berat badan saya dari dulu gemuk sekarang menjadi lebih langsing dan tubuh jadi terlihat atletis. Yah bagi yang ingin diet sih saya sarankan terpin aja gaya vegetarian saya sehingga nanti mendapatkan penampilan yang ramping dan mendapatkan penampilan yang menarik yah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H