Mohon tunggu...
Nani Sun
Nani Sun Mohon Tunggu... -

hasil akhir bukanlah tujuan utama, tapi proses adalah pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik. better than yesterday >_*)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersekolah untuk Menjadi Pintar Bukan untuk Menjadi Sesuatu

2 Mei 2013   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga tulisan saya ini bisa menjadi kado kecil untuk hari pendidikan. Saya ingin menuliskan tetang sesuatu pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi khususnya. Semoga bisa mengubah main set kita.

Ini adalah tentang pengalaman pribadi saya semoga pembaca bisa mengambil hikmah dan pelajaran. Saya adalah tiga bersaudara, kami semua perempuan. kami dibesarkan oleh seorang wanita single parent, yaitu ibu kami tercinta yang ketika menjadi janda beliau berumur antara 29 tahun atau 30 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk menjadi single parent dan merawat tiga orang anak perempuan dengan usia yang paling besar 13 tahun. Awal perpisahan kedua orang tua kami, kami sempat merasakan malu. KDRT yang nyaris merenggut nyawa ibu kami, membuat kami setelah dewasa pada akhirnya mensyukuri perpisahan orang tua kami.

Ibu kami membiayai hidup dengan berdagang buah. Kami hidup sederhana dalam keterbatasan ekonomi. Rumah tempat kami tinggal berada dilingkungan pasar, adalah ruangan gudang untuk menyimpan alat gamelan, yang tentu saja karena gudang ruangannya sangat pengap dan bocor dimana-mana jika hujan. Tapi kami tetap bersyukur, berdoa dan bersemangat, walaupun tanpa bantuan sepeser pun  dari seorang ayah.

Ibu yang sangat kami cintai selalu menanamkan pada kami untuk selalu belajar. Terus dan terus, dimana saja. tentang apa saja, baik ilmu disekolah maupun ilmu agama. Karena belajar ilmu di sekolah dan ilmu agama sama pentingnya. Dan disetiap sepertiga malam yang terakhir sebelum beliau ke pasar kami selalu mendengar doanya yang panjang untuk membekali kami. Dan mungkin juga untuk menyampaikan keluh kesahnya pada Allah tentang beratnya hidup. Bekerja pagi buta pulang larut malam sudah biasa ibu lakukan.

Dulu, ketika kami masih kecil diantara waktu yang masih ibu sempatkan untuk kami, beliau selalu mengatakan "belajarlah agar jadi orang pintar karena orang yang pintar itu menjadi pemimpin bagi orang yang bodoh. Orang yang bodoh itu menjadi makanan orang pintar"

Begitulah kalimat manis penuh motivasi yang senantiasa teringat olehku. Ibu tidak pernah mengatakan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi.

Hingga suatu hari aku pulang dari perantauanku, yang saat ini aku hanya bergelar 'house wife" alias ibu rumah tangga biasa, aku sempat berbincang dengan ibu

"Ibu, setelah setinggi ini aku belajar ternyata sekarang aku tidak bekerja sama sekali, dan hanya menjadi ibu rumah tangga biasa saja."

Bukan jawaban penyaesalan yang aku terima. Ternyata jawaban yang sangat penuh makna dan inspiratif; "Kamu, disekolahkan itu bukan untuk menjadi sesuatu. Tapi disuruh sekolah itu biar kamu pintar dan tidak bodoh, bisa mendidik anak-anakmu lebih baik dari ibu mendidikmu."

Aku renungi jawaban ibu, 'iya' aku setuju dan itu benar, sangat benar. Kalau pun kita menjadi sesuatu, itu adalah bonus yang kita terima setelah kita belajar. Jika kita hanya belajar karena untuk menjadi sesuatu maka kita kan menjadi orang yang menyesal dan putus asa jika kita gagal untuk menjadi sesuatu yang kita inginkan.

Ilmu tidaklah selalu berbanding lurus dengan keadaan ekonomi. Tapi dengan ilmu kita bisa mengubah menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun