Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbuang

22 Oktober 2019   16:14 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan karena Budi?" Sari mengambil sebatang rokok dan menempelkannya di bibir.

"Mas dia kemarin melecehkanku. Aku ingin mereka di pecat. Atau memang benar Sari ini adalah selingkuhanmu. Anak haram pasti akan menjadi sundal juga seperti ibunya."  Budi mendesak.

"Aku memang ingin melakukan itu." Kang imam menatap  Budi. "Aku harap besok kalian kemasi barang-barang kalian." Perintah kang Imam pada Sari.

"Apa kau mengusir kami?" Sari segera menarik botol minuman yang ada di tengah meja. "Aku telah membesarkan warungmu yang sebelumnya hanya warung biasa, hingga seterkenal ini. " Sari marah, air matanya tiba-tiba mengalir deras.

"Mbak, sabar!" Terdengar suara Siti dari dalam kamar. Dia berjalan ke depan dengan masih mengenakan kembennya dan mata merah. Sari menata kursi ketika mengetahui Siti telah sampai di sebelahnya. "Mas Bud, Aku hamil anakmu."

Warung itu berubah menjadi sepi. Hanya suara jangkrik yang terdengar jelas mengisi kebingungan semua orang yang ada di sana. Tampak mata Kang Imam menatap Sari dengan rasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun