"Silahkan duduk mbak. Maaf baru buka, jadi masih belum begitu rapi." Jacob mempersilahkan perempuan itu duduk di sofa dekat kaca. " Tempat itu rasanya akan serasi dengan kecantikan anda mbak."
" Ah, bapak bisa saja." Perempuan itu tersenyum.
****
Malam tahun baru itu terasa lebih melankolis. Suara hujan dan petir, kembang api dan konser di halaman parkir apartemennya, serta sorak orang-orang menyambut pergantian tahun terasa menambah kepiluan dalam hatinya. Carol duduk di kursi bacanya, menghadap keluar jendela mengintip keriuhan yang terjadi di luar apartemennya. Dia ingin sekali membuka jendelanya dan melemparkan tubuhnya keluar jendela.
Dia teringat berbagai kisah novel yang pernah dibacanya tentang penyakit mental. Setidaknya itulah yang dirasakannya. Sebuah ketidak normalan yang khusus terjadi pada dirinya. " Mungkin aku orang pilihan. Karena itu pula mungkin Tuhan memilihku untuk merasakan semua ini." Bisiknya dalam kesunyian kamarnya.
Malam itu merupakan hari kesepuluh perpindahan Jacob dari apartemennya. Sebelumnya dia tinggal bersama dengan Jacob, temannya dari desa. Jacob memutuskan pindah karena terpaan isu tentang kecendrungan seksualnya dengan carol. Sebuah tuduhan yang tentunya tidak berdasar.
Carol dan Jacob berteman sejak masih Sekolah Dasar. Rumah mereka bersebelahan di desa ketika Carol hidup bersama neneknya. Mereka juga sekolah dan duduk di kelas yang sama. Mereka berangkat sekolah, bermain dan mengerjakan PR bersama selama enam tahun masa sekolah Dasarnya. Carol dikirim kembali ke kota oleh kerabat ibunya setela neneknya meninggal. Sejak itulah keduanya terpisah. Baru setelah Jacob kuliah di kota, mereka bertemu kembali.
"Sekarang dunia telah begitu maju, namun persahabatanpun harus dihancurkan hanya karena isu semacam itu." Gerutu Carol sambil menyalakan sebatang rokoknya.
Mereka memang bertemu kembali bersamaan dengan arus perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Berbekal dengan facebook, Carol mencari nama Jacob dan mengetikannya pada kolom pencarian. Dia memilah beberapa nama Jacob yang waktu itu masih belum banyak ada di Facebook.Â
Dia pandangi beberapa foto dan ketemulah sebuah nama dengan wajah yang menyerupai teman kecilnya itu. Dia kemudian menambahkannya menjadi teman dan tidak berselang lama Jacob menghubunginya lewat pesan.
" Apakah benar ini Carol Sastra?" Tulis Jacob.