Mohon tunggu...
Tajuk Tani
Tajuk Tani Mohon Tunggu... Insinyur - Informasi Seputar Pertanian

Gerak Cepat Sebar Luasakan Informasi pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Petani Sumbergondo Pamerkan Berkah Bertani Organik pada Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Program Smart Green Product Kota Batu

4 Juni 2021   13:29 Diperbarui: 4 Juni 2021   15:32 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Petani Organik  

Kota Batu terus berupaya mengembangkan pertanian organik. Salah satu desa di kota Batu, Desa Sumbergondo, telah menjadi sentra produksi pertanian organik yang sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat khususnya di Kota Batu. 

Produk organik yang diusahakan  petani Desa Sumbergondo yg mempunyai luasan lahan 1,57 Ha adalah kopi, wortel, beetroot, jagung manis, brokoli, kol putih, pakcoy, caisim, romaine, spinach, petsai, tomat buah, tomat ceri, terong, timun, kale, kailan, bayam merah, bayam hijau, andewi, dan bawang prei. 

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu sebagai leading sector dlm program "Smart Green Product". mengajak para pelaku organik di Kota Batu untuk mengembangkan produksi sayur organik. 

Pak Didik Sukaedi dan Pak Mujiman menjadi wakil petani organik  Desa Sumbergondo yang mengikuti zoom meeting dengan Kementrian Kominfo dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dalam Kegiatan  Evaluasi Smart Green Product .

Petani Organik Sumbergondo 
Petani Organik Sumbergondo 

Pak Didik Sukaedi dan Pak Mujiman membagikan pengalamannya mulai dari awal mengajukan program organik ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu di tahun 2012 dan kemudian mereka memulai berbudidaya organik pada tahun 2017 dan mendapatkan sertifikasi dari LeSos tahun 2018. 

Beliau mengatakan bahwa menjalankan usaha organik ini memiliki banyak tantangan apalagi masih banyak pihak yang pesimis akan usaha organik ini. 

Padahal masa depan bisnis budidaya tanaman secara organik ini memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan karena secara ekonomis harga produk organik lebih tinggi.  Apalagi jika biaya pemenuhan pupuk organik bisa dipangkas melalui pembuatan pupuk sendiri dengan cara memanfaatkan limbah-limbah yang ada di sekitar.

Tak butuh lahan yang luas, apalagi untuk sayur-sayuran, karena hanya cukup atur jadwal tanam saja. Beliau mengharapkan khususnya petani konvensional dapat mengikuti jejak beliau untuk pindah ke pertanian organik. Karena beliau yakin, dengan pertanian organik, tidak hanya memproduksi tanaman sehat yang bebas bahan kimia tetapi lahan pun juga selalu sehat. 

Pemaparan Produk Organik Sumbergondo
Pemaparan Produk Organik Sumbergondo

Pak Didik Sukaedi juga menambahkan bahwa Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pertanian organik. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu memberikan dukungan secara fisik dan materi. Adapun dukungan secara fisik yang diberikan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan berupa bibit, saprodi, screenhouse, dan pupuk padat, selain itu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memberikan pelatihan untuk menunjang petani dalam berbudidaya organik sehingga petani dapat mandiri dalam menciptakan saprodi organik seperti Pelatihan Pengembangan Agens Hayati. Pendampingan juga di lakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan Tenaga Pendamping Petani (TPP) Smart City dalam meningkatkan hasil produksi pertanian organik desa Sumbergondo.

Di akhir kegiatan, pak Didik menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu karena telah memberikan banyak dukungan dan bantuan dalam perkembangan pertanian organik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun