Mohon tunggu...
Catur Sunaryo
Catur Sunaryo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

#RioHaryantoF1 - Penggalangan Dana - Indonesia Menuju Formula 1

26 Oktober 2015   18:32 Diperbarui: 1 Maret 2016   14:43 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turkmenistan - Korea - Nigeria - Filipina

F1 adalah kejuaraan dunia tahunan paling bergengsi untuk perlombaan balap mobil berkursi tunggal yang digelar di sekitar 20 negara. Contoh budget sebuah tim dapat dilihat di infografis ini. Bisa dilihat bahwa satu tim F1 dalam satu tahun dapat menghabiskan hingga di atas 3 triliun rupiah dan satu mobil F1 saja sudah bernilai 125 milyar rupiah. Jika tidak termasuk ke dalam program pengembangan pembalap dari tim F1 itu sendiri, maka diperlukan dukungan finansial untuk mendapatkan kontrak dengan tim lain.

- Apalagi yang membuat F1 mahal?

F1 sebenarnya tidak "mahal". Bagi saya, mahal itu ketika membeli satu porsi bubur ayam dengan harga 10 juta rupiah. F1 bukan hanya cabang olahraga, tapi ia juga merupakan marketing platform yang menjangkau sekitar 200 negara di dunia dengan 500 juta penonton TV sehingga kepentingan bisnis pun tidak bisa terpisahkan. Siaran TV F1 per tahun mencapai 30.000 jam dan biaya akan sangat tinggi jika Anda membayar slot iklan selama itu dan tentunya akan membosankan bagi penonton. Jika perusahaan Anda menjadi sponsor F1, perusahaan Anda berkesempatan menjadi "iklan" dari 30.000 jam siaran TV. Dalam dunia sponsorship, ada istilah Advertising Value Equivalency (AVE) untuk menghitung "nilai iklan" jika suatu sponsor muncul di media padahal ia tidak sedang beriklan di media tersebut. Harga yang harus dibayar sponsor untuk tampil di F1 sebenarnya sangat "murah" jika menghitung apa yang didapat.

Kita ambil contoh kasus Infiniti yang dapat menggelontorkan hingga lebih dari 100 juta dolar AS untuk menjadi sponsor sebuah tim F1 dalam setahun. Berdasarkan exposure yang didapat dari audience F1, nilai iklan Infiniti mencapai lebih dari 1 milyar dolar AS atau "untung" 10 kali lipat dari sisi marketing. Itu belum ditambah image positif ketika tim yang disponsori menjadi juara. Beberapa orang memang mengkritik metode AVE tapi ia masih dipakai di banyak industri.

- Bukankah atlet yang berbakat harusnya digaji atau otomatis mendapat sponsor besar?

Para juara dunia seperti Michael Schumacher dan Fernando Alonso pun dulunya harus membawa dana untuk pertama kali tampil di F1. Kini, Alonso masuk ke dalam jajaran atlet dengan bayaran paling mahal dengan 35 juta euro per tahun. Juara dunia 5 kali asal Argentina, Juan Manuel Fangio bahkan dulu didukung penuh oleh presidennya yang ingin mengangkat nama negara melalui prestasi olahraga.

Lebih jauh mengenai istilah 'pay driver':

https://en.wikipedia.org/wiki/Pay_driver

http://www.bbc.com/sport/0/formula1/21194933

- Apakah untuk menjadi pembalap F1 itu awalnya selalu harus membawa sponsor?

Tidak selalu. Kisah lain adalah Lewis Hamilton yang sejak kecil sudah diarahkan oleh tim McLaren untuk membalap di F1 sehingga ia tidak perlu mempersiapkan banyak dana. Pada tahun 2008, Lewis pun sukses menjadi juara dunia bersama McLaren dan sekarang digaji 25 juta euro per tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun