Perjuangan Rio mengharumkan nama bangsa di dunia olahraga sudah dimulai sejak usia 6 tahun. Sepanjang karirnya, Rio pernah mendapat perlakuan yang dirasa kurang mengenakkan.
1. GP3 Series 2010 - Istanbul, Turki: Panitia lomba tidak menyangka akan ada orang Indonesia menjadi juara. Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" bahkan belum disiapkan dan mereka harus membalikkan bendera putih-merah Polandia untuk dijadikan bendera merah-putih Indonesia di podium kemenangan.
2. GP3 Series 2010 - Silverstone, Inggris:Â Rio naik podium di race pertama dan panitia lomba kemudian membongkar mobil Rio karena dicurigai curang. Setelah diperiksa, pelanggaran tidak ditemukan namun mereka tidak memasang kembali mobil Rio dengan baik. Rio akhirnya harus tersingkir di race kedua karena kerusakan komponen mobil.
"Panitia benar-benar tak percaya kalau Rio bisa begitu cepat pada race 1. Silakan saja membongkar mobil Rio tapi tolong dikembalikan seperti semula. Yang ada mereka malah memasang lagi alat itu dengan tidak sempurna dan bahkan kalau dilihat lebih detail ada yang bengkok. Benar-benar pengalaman buruk, karena itu tidak bisa diprotes." ujar Sinyo Haryanto, ayahanda Rio.
3. GP2 Series 2015 - Monza, Italia:Â Rio mendapat penalti karena dianggap mengambil keuntungan dengan memotong jalan. Padahal, Rio ingin menghindari tabrakan dan bahkan sudah melambatkan mobilnya supaya tidak dianggap mengambil keuntungan. Sementara itu, pembalap lain yang jelas-jelas memotong jalan dan tidak mengurangi kecepatannya justru tidak mendapat penalti.
4. GP2 Series 2015 - Sochi, Rusia: Rio sudah menyalip untuk berada di posisi pertama sebelum sinyal safety car menyala (jika terjadi kecelakaan, safety car diturunkan dan peserta tidak boleh salip menyalip) namun panitia menyatakan Rio harus turun ke posisi kedua. Sebaliknya, komentator siaran GP2 di TV Karun Chandhok pun mengatakan bahwa Rio berhak menjadi juara.
5. F1 2015 - Suzuka, Jepang:Â Peluang Rio naik ke Formula 1 ditertawakan dan dijadikan lelucon oleh salah satu komentator siaran F1 di TV internasional. Ia mempermainkan nama Rio dengan sebutan seperti "Rio de Janeiro", "Harry Auntie", dan "Harry's Auntie".
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Sepanjang sejarah Indonesia, tidak ada pembalap nasional yang memiliki catatan gemilang seperti Rio. Berhubung belum ada kabar positif dari pemerintah, Kemenpora, BUMN, atau swasta padahal Presiden sudah memberikan instruksi supaya Rio didukung ke F1 dari beberapa bulan yang lalu, maka saya berinisiatif membuat kampanye ini karena tidak ingin Indonesia kehilangan bakat terbaiknya. Dikabarkan, deadline negoisasi dengan tim Manor adalah 31 Oktober. Mengantarkan Rio ke F1 dengan dana sepenuhnya dari crowdfunding atau setidaknya dengan ramainya kampanye ini, sponsor besar lain akan tertarik mensponsori Rio. Mari kita apresiasi aset bangsa yang telah terbukti berprestasi di kancah internasional.
- Mengapa F1 membutuhkan dana yang besar?