Mohon tunggu...
Sahabatorangtua Anak
Sahabatorangtua Anak Mohon Tunggu... -

Sahabat Orangtua Anak adalah Sahabat yang memfokuskan karyanya pada dunia Parenting & Pendidikan Indonesia\r\n\r\nSahabat Orangtua Anak dikembangkan sejak Februari 2011 oleh Hanlie Muliani, M. Psi. \r\n\r\nDalam naungan Psikolog Hanlie Muliani, Sahabat Orang Tua & Anak juga melibatkan sejumlah Psikolog, Trainer, Assessor dan Terapis yang kompeten di bidang nya serta memiliki integritas yang baik.\r\n\r\nSahabat Orang Tua & Anak menyediakan layanan konseling Training untuk Orang Tua, Anak, Remaja dan Guru, Career Direct Assesment untuk pemilihan studi dan karir, psikotes dan terapi\r\n\r\nSaling berbagi dan menumbuhkembangkan individu, keluarga dan dunia pendidikan di Indonesia melalui layanan Sahabat Orang Tua & Anak yang tepat dan berkualitas, merupakan misi kami dalam berkarya.\r\n\r\nAddress: Ruko Golden Boulevard C 22, Jl. Pahlawan Seribu, BSD\r\nPhone: 021 - 5013 9000\r\nMobile: 08 111 888 951

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Atheis?

19 Maret 2014   15:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemarin saya bercakap-cakap dengan seorang remaja laki-laki, kelas 8, begini percakapan saya dengan dia: “Tante dengar dari mama kamu bahwa kamu tidak percaya pada Tuhan. Tante berpikir, tentunya ada sesuatu yang membuat kamu tidak percaya pada Tuhan, apakah itu? ”Remaja itu menjawab: “Saya atheis. Saya atheis karena: 1. Saya tidak pernah melihat dan merasakan Tuhan, Dia tidak pernah ada. 2. Karena Tuhan memberikan orang tua seperti mereka untuk saya.”

Parents, 2 insights ini dapat kita ambil dari percakapan di atas: 1. Usia 12-18 tahun, dalam Faith Development Stages, adalah tahap di mana seseorang ‘menanyakan dan mencari ke- mantab-an imannya’. Anak perlu kita bantu dengan cara yang tepat, agar semakin memahami dan mendapatkan keteguhan imannya. 2. Karakter Tuhan, didapat anak pertama kalinya dari figur orang tuanya.

Bagaimana mungkin anak bisa menghayati Allah itu baik dan penuh kasih, sementara dalam hidup nyata sehari-hari, anak hampir tidak pernah merasakan kasih dan ‘kehadiran’ orang tuanya??

Salam Pendidikan, Hanlie Muliani sahabat orang tua anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun