Mohon tunggu...
Sahabatorangtua Anak
Sahabatorangtua Anak Mohon Tunggu... -

Sahabat Orangtua Anak adalah Sahabat yang memfokuskan karyanya pada dunia Parenting & Pendidikan Indonesia\r\n\r\nSahabat Orangtua Anak dikembangkan sejak Februari 2011 oleh Hanlie Muliani, M. Psi. \r\n\r\nDalam naungan Psikolog Hanlie Muliani, Sahabat Orang Tua & Anak juga melibatkan sejumlah Psikolog, Trainer, Assessor dan Terapis yang kompeten di bidang nya serta memiliki integritas yang baik.\r\n\r\nSahabat Orang Tua & Anak menyediakan layanan konseling Training untuk Orang Tua, Anak, Remaja dan Guru, Career Direct Assesment untuk pemilihan studi dan karir, psikotes dan terapi\r\n\r\nSaling berbagi dan menumbuhkembangkan individu, keluarga dan dunia pendidikan di Indonesia melalui layanan Sahabat Orang Tua & Anak yang tepat dan berkualitas, merupakan misi kami dalam berkarya.\r\n\r\nAddress: Ruko Golden Boulevard C 22, Jl. Pahlawan Seribu, BSD\r\nPhone: 021 - 5013 9000\r\nMobile: 08 111 888 951

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ini Bukan Kleptomania

29 Maret 2014   01:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ibu dan bapak konsultasi, mereka mengatakan bahwa anaknya mengalami Kleptomania. Namun, setelah mendengar seluruh ceritanya, unfortunately saya katakan kepada mereka bahwa ini bukan Kleptomania melainkan kebiasaan buruk mengambil barang yang bukan miliknya di toko berlabel terkenal.

Mamanya dengan bingung mengatakan, "Kebutuhan anak saya tercukupi. Setiap ke mall saya kasih uang Rp 200.0000-Rp 250.000. Bagaimana mungkin, kenapa dia melakukan hal itu?"

Yuk kita bahas. Kalau saya analisa lebih jauh (belum konseling dengan anaknya), kebiasaan tersebut sangat besar kemungkinan berakar dari keinginan yang selalu terpenuhi selama ini. Tidak ada pembentukan kontrol diri dan menanam kebiasaan menunda kesenangan diri. Di sisi lain, stimulasi dan gaya hidup hedonisme, konsumerisme begitu menggoda. Sehingga, tanpa adanya kontrol diri yang kuat, kemampuan menunda kesenangan diri, serta memilah keinginan vs kebutuhan, maka anak dapat terjerumus ke dalam kebiasaan buruk tersebut. Anak menghalalkan segala cara agar dapat dengan CEPAT mendapatkan keinginannya dan pemuasan kesenangan diri SEGERA.

Parents, yuk kita bantu anak kita mempunyai kemampuan mengontrol diri dan menunda kesenangan diri, serta membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan sedini mungkin, bahkan sejak batita. Dengan demikian, anak akan bertumbuh dengan kedewasaan dan kebijaksanaannya menghadapi banyaknya godaan dan tawaran kenikmatan yang belum tentu baik dalam kehidupannya, seperti: cyber, pornografi, dll. Lihatlah, para koruptor di negeri ini, yang sering kita lihat di media, mereka bukanlah orang-orang yang miskin harta bukan?

Salam Pendidikan,

Hanlie Muliani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun