Mohon tunggu...
Atika Hayati
Atika Hayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejuang pena

Tak ada yang mustahil jika Allah telah berkehendak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harapan dan Kecemasan Korban Gempa Cianjur, Begini Islam Menangani Bencana

28 Desember 2022   16:12 Diperbarui: 28 Desember 2022   16:32 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2. Menyediakan tempat untuk pengungsian yang layak untuk warga, sehingga kebutuhan dasar terpenuhi, yaitu baik berupa kebutuhan fisik, psikis, maupun rohani. Gedung pemerintahan dan fasilitas publik dapat dimanfaatkan untuk pengungsian, daripada warga harus tinggal di tenda. 

3. Melakukan pembersihkan puing-puing, sehingga tidak menghalangi dalam proses pembangunan tempat kembali. 

4. Segera membangun rumah warga yang rusak sehingga dapat dengan segera ditempati kembali. 

5. Segera merelokasi warga yang rumahnya berada di lokasi yang tidak aman dan membangun rumah di tempat baru yang aman untuk mereka tempati. Selain itu, yang tak kalah pentingnya yaitu aspek pencegahan, dengan membangun infrastruktur tahan gempa. 

Akan tetapi, realitas hari ini mayoritas infrastruktur dibangun tanpa memperhitungkan aspek kegempaan. Padahal, apabila infrastruktur dan bangunan publik tahan gempa, maka dalam kondisi bencana yang terjadi tidak akan ikut roboh, ini akan memudahkan dalam melakukan evakuasi, bahkan bisa saja menjadi tempat untuk mengungsi yang jauh lebih baik daripada mengunakn tenda. Beberapa abad yang lalu, Khilafah Utsmaniyah telah mampu membuat bangunan tahan gempa di Istanbul. 

Dengan sang arsitek yang bernama Mimar Sinan mampu membangun masjid dengan konstruksi beton bertulang yang kokoh, dengan pola-pola lengkung berjenjang yang dapat membagi dan menyalurkan beban secara merata. Masjid diletakkan di lokasi dimana berdasarkan penelitian cukup stabil. Dengan demikian, meskipun pada masa berikutnya sering terkena gempa besar, masjid masih kokoh berdiri dan tidak mengalami dampak serius. Selain itu Khalifah juga memerintahkan Sinan untuk membangun bangunan tahan gempa lainnya, antaranya yaitu jembatan, sekolah, dan saluran air. 

Selain kecanggihan arsitektur, adapun salah satu kunci kekuatan dalam bangunan pada era Kekhalifahan Utsmaniyah adalah di aspek pembiayaan. Negaralah yang membiayai semua proyek pembangunan fasilitas publik, termasuk masjid, dari Baitulmal. Sultan memerintahkan kepada arsitek untuk "tidak berhemat" demi bangunan yang berkualitas dan mumpuni. Sehingga hasilnya, hingga hari ini bangunan tersebut masih kokoh meskipun telah diguncang oleh gempa berkali-kali. 

Tak hanya dalam aspek arsitektur, untuk meminimalkan jumlah korban, pemerintah seharusnya membekali warga dengan skill tanggap darurat, yakni latihan secara berkala agar warga bisa bersikap tepat saat bencana terjadi. Perlu juga ditanamkan sikap saling tolong - menolong (taawun) saat terjadi bencana sehingga masyarakat bisa kompak mengatasi bencana. Tetapi sekali lagi, sikap yang demikian tersebut membutuhkan sosok penguasa yang bermental pengurus dan penanggung jawab sebagaimana yang terdapat di sistem Islam. Bukan penguasa yang nirempati dan gemar dalam hal pencitraan diri sebagaimana yang mayoritas ada di sistem saat ini. Wallahualam bisowaf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun