Sudah berminggu-minggu hujan turun hampir setiap hari. Karena hujan banyak orang memilih untuk beraktifitas didalam rumah, tak terkecuali dengan Lala.
"Kenapa sih hujannya tidak reda-reda" kesal Lala dibalik jendela rumahnya, sambil memandangi hujan yang tak reda-reda.
      "Lololo anak Bunda kenapa kok kesal begitu?" tanya Bunda kepada Lala dengan memegang bahunya dan menatapnya lembut.
      "Hujan Bun, jadi Lala tidak bisa main diluar sama Kity," kata Lala sambilmenunjuk kucing anggorannya.
      "Lala tau tidak kalau hujan itu anugerah bahkan ada do'anya saat turun hujan, jadi Lala tidak boleh kesal dengan hujan," lanjut Bunda.
      "Ia kah Bun, emang bagaimana do'anya Bun?" tanya Lala penasaran.
      Bunda meminta Lala untuk duduk disampingnya, kemudian mengadahkan tangan sambil mencontohkan do'a turun hujan.
      "Allohumma Shoyyiban nafi'an, ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat." yang kemudian diikuti oleh Lala.
      "Emang benar ya Bun kalau hujan itu banyak manfaatnya?" tanya Lala bersemangat
      "MashaAllah benar La, coba deh Lala rasakan sebelum hujan tadi cuacanya panas dan pengap kan?, setelah hujan turun apa yang Lala rasakan, terasa segar bukan?, intinya hujan itu membawa kesegaran dan itu salah satu manfaat yang langsung bisa kita rasakan La, dan masih banyak lagi manfaat dari turunnya hujan?" lanjut Bunda
Lalapun kembali melihat hujan, iapun merasakan angin yang sesekali menabraknya hawa segarpun ia rasakan. Kemudian Bunda mengikuti Lala untuk melihat hujan.
"Coba deh Lala perhatikan rumput tersebut, bukankah minggu lalu Lala membantu Bunda mencabutinya, tapi sekarang sudah tumbuh dengan subur kembali," kata Bunda sambil menunjuk rumput yang ada dihalaman.
Lala mencoba mengingat saat dia membantu Bundanya, dia tak menyangka rumput yang seminngu lalu dibersihkan sudah tumbuh dengan subur.
 "Apa karena hujan ya Bun? Rumputnya jadi subur," tanya Lala.
"MashaAlla benar sekali La, hujan membantu tanaman agar cepat tumbuh dan berbuah serta membantu para petani," lanjut Bunda.
"Wah dari hasil pertanian tersebut kita bisa menikmati segala jenis sayuran dan buah-buahan kan Bun," lanjut Lala.
"MashaAllah anak Bunda pintar sekali, semua yang telah Allah ciptakan tak ada yang sia-sia untuk mahluknya, terutama manusia," jelas Bunda sambil membelai rambut Lala dengan lembut.
Kemudian Bundapun menjelaskan asal mula terjadinya siklus hujan kepada Lala. Dimulai dengan proses penguapan air dipermukaan bumi oleh panas matahari, kemudian menjadi uap dan berubah menjadi awan, hingga akhirnya menjadi titik-titik air hujan karena proses pengembunan.
Bunda juga menjelaskan air hujan tersebut diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan sehingga manusia dapat menikmatinnya berupa buah dan sayuran. Ini semua sudah dipersiapkan oleh Allah, serta disampaikan dalam Al-Quran surat Qaaf ayat 9 yang artinnya: Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen.
      "Wah hebat ya Bun Allah itu." Kata Lala kagum.
      "Ucapkan MashaAllah La, ketika kita kagum dengan ciptaan Allah" lanjut Bunda
      "Hehe, ia Bun MashaAllah. Oya Bun tapi kenapa Allah juga turunkan musibah seperti banjir?" tanya Lala
      "Itu karena ulah manusia sendiri La, kalau kata Allah dalam Al-Quran surat Ar-rum ayat 41 yang artinya: Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Jadi bencana termasuk peringatan dari Allah agar manusia selalu menjaga keseimbangan bumi." kata Bunda.
      "Maksudnya gimana Bun" tanya Lala belum paham.
      "Coba deh Lala perhatikan berapa banyak hutan yang telah gundul, hutan lindung dialih fungsikan menjadi pertanian, pemukiman atau gedung-gedung bertingkat seperti vila atau hotel, bahkan wisata tanpa peduli dengan dampak lingkungan. Sehingga tak ada keseimbangan, ketika turun hujan deras, tanah tak mampu meyerap air dipermukaan, maka terjadilah banjir. Itu semua karena sifat serakah dari manusia La." terang Bunda.
      "Ngeri ya Bun, serakah itu" kata Lala
      Bunda dengan tersenyum "Memang benar La, Makannya Lala belajar dari sekarang menghindari sifat serakah, agar sifat serakah tersebut tidak ada pada diri Lala dan Lala harus ingat untuk selalu bersyukur dengan karunia dari Allah sehingga Lala bisa menjadi Khalifah fil ard, pemimpin dimuka bumi, yang menjaga bumi  sebagaimana semestinya. Agar tak ada lagi bencana dikarenakan ulah manusia itu sendiri"
       "Siap Bun, Lala akan selalu bersyukur setiap saat dan tidak serakah, Lala akan selalu mengingat pesan Bunda karena Lala cinta bumi ini, jadi Lala tidak mau bumi tempat Lala tinggal menjadi rusak." Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H