Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudah Siapkah Lulusan Siswa SMK Kita Menghadapi VUCA?

8 Agustus 2022   10:10 Diperbarui: 10 Agustus 2022   16:27 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era Industri 4.0 menunjukkan bahwa otomatisasi akan mengurangi kesempatan bekerja dan beberapa profesi pekerjaan tergantikan oleh aplikasi atau robot  (KOMPAS.COM/FIRMANSYAH)

Situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda dan terjadinya resesi ekonomi di berbagai negara, biasa dikenal dengan istilah VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity.

Dalam situasi yang tidak stabil itu, prediksi peristiwa masa lalu sebenarnya dapat menyesatkan bila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. 

Sekolah SMK, dalam konteks tersebut, harus bersikap tidak konvensional. Keterampilan dan pengetahuan yang dulunya berguna dan menjadi andalan mungkin saat ini sudah tidak relevan lagi. 

Dalam situasi itu model struktural kurikulum sering kali sulit dioperasikan bila masih dalam jaringan yang tebal dan kaku. Kurikulum harus disesuaikan secara cepat tanggap. Dan Agile merupakan kunci keberhasilan serta ketepatan membaca peta perubahan yang sedang terjadi.

Pertanyaannya apakah sekolah SMK mampu mengantisipasi yang terjadi ini? Bagaimana dengan guru-gurunya? Dan jika guru-guru tidak tanggap, bagaimana dengan lulusannya? Bagaimana jika sikap guru-guru hanya biasa saja (business is usually)?

Mari kita amati yang terjadi di suasana Global dalam kondisi VUCA, keterampilan apa saja yang perlu mereka persiapkan bagi anak-anak didiknya.

Fleksibilitas kognitif

Munculnya teknologi digital berarti siswa harus mampu menangani banyak peluang dan tantangan yang menyertainya.

Apakah siswa memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengkonseptualisasikan banyak ide yang kompleks sekaligus?

Jika demikian, siswa menunjukkan kualitas yang ada pada multi-tasker tingkat lanjut dan yang nantinya ini sangat dihargai oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Literasi digital dan pemikiran komputasi

Karena dunia terus bergantung pada teknologi yang sangat teknis dan terus berkembang, kebutuhan mereka yang memiliki keterampilan digital yang sesuai juga meningkat.

Siswa harus mengenal tentang SMAC (sosial, seluler, analitik, dan cloud). Ketrampilan literasi digital harus terus dilakukan meskipun saat ini dibombardir dengan istilah-istilah digital.

Literasi digital menawarkan kemampuan yang melampaui apa yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Pun teknologi yang sedang berkembang mengarah ke sana, seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, Internet of Things (IoT), dan ilmu data (data science).

Pengambilan keputusan

Mengingat kita berada di puncak revolusi industri keempat, masih membutuhkan seseorang yang mampu menunjukkan dalam mengambil keputusan dan menjelaskan apa arti angka dan signifikansinya.

Meskipun robot dan teknologi otomasi mungkin lebih baik daripada manusia dalam hal lain seperti perhitungan dan pemecahan diagnostik, manusia tetap akan berurusan dengan sisi subjektif dari analitik data.

Kecerdasan emosi dan sosial

Di beberapa sektor, kualitas kecerdasan emosi dan sosial ini sangat penting. Permintaan pekerjaan di bidang hospitality, perawatan kesehatan, sedang meningkat ini menunjukkan bagaimana kemampuan peran elemen manusia dalam kecerdasan emosi dan sosial.

Pekerjaan masa depan siswa-siswa SMK kemungkinan besar akan mencakup bekerja sama dengan orang lain, jadi memiliki empati, kemampuan untuk berkolaborasi, serta keterampilan komunikasi yang sangat baik, ini semua sesuatu yang pasti akan siswa SMK butuhkan.

Pola pikir kreatif dan inovatif

Era Industri 4.0 menunjukkan bahwa otomatisasi akan mengurangi kesempatan bekerja dan beberapa profesi pekerjaan tergantikan oleh aplikasi atau robot, akan tetapi ada lebih banyak pekerjaan yang profesi baru bermunculan. 

Di sini Siswa SMK harus tetap melakukannya keterampilan kreativitasnya dan mempertahankan pola pikir yang inovatif agar menjadi lulusan yang dikehendaki oleh DUDI.

Sama seperti memiliki rasa kecerdasan sosial yang luar biasa, kreativitas alami adalah sesuatu yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh teknologi digital terbaru. Selama Sisiwa SMK mampu berpikir out the box (di luar kotak).

Inilah beberapa ketrampilan tambahan yang harus dipersiapkan guru-guru SMK dalam mendidik siswanya, beberapa ilmu yang telah berkembang dan support keterampilan-keterampilan ini belum diimplementasikan di banyak SMK diantaranya; Design thinking, Agile. Ilmu-ilmu tersebut merupakan menambah pola pikir (mindset) siswa-siswa SMK.

Saya menuliskan ini karena saya mengamati kemampuan siswa-siswa SMK Indonesia adalah sangat besar, hanya bekal mindset perlu diberikan tambahan, dan ini saya dedikasikan untuk mengembangkan siswa-siswa SMK agar menjadi kebanggaan orangtua, sekolah dan Bangsa Indonesia. (sagustiono @ gmail. com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun