Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Money

Hasil Simposium Kadin Indonesia atas Pendidikan Vokasi/Kejuruan dengan Sistem Ganda Harus Segera Ditindak Lanjuti

1 November 2017   20:06 Diperbarui: 1 November 2017   20:52 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Simposium Pendidikan vokasi/kejuruan sistem ganda yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia yang bekerja sama dengan pihak IHK Trier Jerman, Sequa. Dihadiri 6 kementrian dan Kedutaan Jerman, AHK, Ekonid, GTZ, SES, IHK Trier, IHK Kontanz serta Kadin Indonesia yang dibuka oleh Menteri Tenaga Kerja.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, pendidikan vokasi dengan sistem ganda (dual system) seperti di Jerman yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia tersebut nantinya akan diajukan secara resmi ke pemerintah. Harapannya, dapat mengurangi kesenjangan kompetensi lulusan sekolah vokasi/kejuruan dengan kebutuhan DUDI.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri menyambut positif langkah kerjasama antara Kadin Jerman- Kadin Indonesia, termasuk dukungan dari pemerintah Jerman dalam pendidikan dan pelatihan vokasi. Menaker berharap dukungan tersebut terus dikembangankan oleh kedua pihak di masa depan.

"Pendidikan vokasi dengan sistem ganda dengan melibatkan koordinasi dengan DUDI merupakan kebutuhan saat ini dalam rangka era global. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa berjalan dengan baik di Indonesia.  Di Indonesia ada persoalan lain, kata Menaker adalah image pelatihan vokasi masih dipandang sebagai second class, tidak bergengsi dan tidak keren. Masyarakat masih lebih memilih anaknya masuk ke pendidikan umum di perguruan tinggi dibandingkan ke sekolah vokasi."

Seharusnya, kata Menaker, negara Indonesia bisa berkaca dari pengalaman di Jerman dan negara-negara Skandinavia yang berhasil melakukan pembangunan ekonomi melalui kontribusi sekolah vokasi dengan sistem ganda yang banyak melibatkan DUDI.

"Jadi orientasinya kita harus diubah yang formalistik dan akademik menjadi pemenuhan kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri yang waktunya pelatihannya lebih banyak di industri." ujarnya.

Simposium banyak mendapat masukan dari berbagai nara sumber, antara lain :

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. Supit mengatakan, sistem vokasi mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mampu bersaing di kancah global. "Oleh karena itu vokasi menurut saya menjadi sesuatu yang harus dilakukan," ujarnya dalam acara Simposium Kadin Indonesia 'Pendidikan Vokasi yang Berorientasi pada Praktik-Peluang bagi Indonesia'

Direktur Eksekutif Utama IHK Trier Jerman Jan Glockauer mengatakan pihaknya hanya mendampingi program vokasi di Indonesia. "Kami hanya mendukung, pada akhirnya penerapan ada di tangan Indonesia," katanya.

Hal yang senada di utarakan oleh Wakil Dubes Jerman Hendrik Berkeling.

Sedang dari Claudius Marx : Direktur Eksekutif Kadin Konstanz menjelaskan detail pelaksanaan pendidikan sistem ganda di Jerman.

Selain itu simposium ini dapat banyak penjelasan tentang kebutuhan kompetensi SDM harus dilakukan dengan sekolah vokasi yang melibatkan peranan aktif DUDI, yaitu dari AHK, Ekonid dan GTZ.

Sedangkan dari Indonesia sebagai nara sumber adalah Apindo, Agustiono seorang pengamat pendidikan kejuruan sistem ganda yang telah mengembangkan di Jawa Timur dan Bupati Karawang yang siap daerahnya di jadikan percontohan untuk sekolah vokasi/kejuruan dengan sistem ganda.

Peserta simposium ini sangat antusias karena pendidikan vokasi dengan sistem ganda sudah merupakan kebutuhan atas era persaingan global, mau tidak mau harus dijalankan jika tidak para lulusan sekolah vokasi akan menjadi pengangguran. Kesimpulan simposium yang bagus ini bagi Kadin Indonesia harus segera dilaksanakan agar negara Indonesia mempunyai daya saing SDM yang menunjang daya saing bangsa dan meningkatkan perekonomian Bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun