Mohon tunggu...
sagung indira
sagung indira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa ilmu komunikasi yang memili minat dan bakat yang tinggi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perayaan Hari Raya Nyepi Berhasil Menutup Jalan di Surabaya

1 Juni 2023   15:08 Diperbarui: 1 Juni 2023   15:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya – Tiga tahun lamanya perayaan Hari Raya Nyepi di Surabaya tidak dilaksanakan, ribuan orang berbondong – bondong datang untuk menyaksikan Pawai Ogoh - ogoh yang dilaksanakan di Pura Segara Kenjeran, Surabaya pada tanggal 21 Maret 2023. Tidak hanya Pawai Ogoh – ogoh, serangkaian acara mulai dari Melasti dan Tari Kolosal Bima Ruci juga disaksikan oleh masyarakat setempat. 

Hari Raya Nyepi adalah salah satu perayaan tahunan yang dirayakan oleh umat Hindu diseluruh Indonesia. Perayaan Nyepi memiliki makna yang penting, pada hari ini umat Hindu merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan). Oleh karena itu perayaan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk introspeksi diri dan merenungkan kelakukan baik maupun buruk dalam hidup. 

Perayaan Nyepi dimulai dengan Melasti, yaitu upacara pembersihan diri dan perlengkapan suci Pura yang dilakukan di Pantai atau Sungai.Perayaan Nyepi juga identik dengan Pawai Ogoh – ogoh yang melambangkan manifestasi dari sifat jahat dan keburukan, maka dari itulah bentuk ogoh – ogoh biasanya menyerupai raksasa yang seram dan jahat yang kemudian diarak keliling kota dan dibakar saat pawainya selesai. 

Saat Nyepi pun umat Hindu diharapkan untuk menjalankan Catur Brata Penyepian atau pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi oleh umat Hindu. Umat Hindu yang berada jauh dari Bali pun tetap melaksanakan Catur Brata Penyepian, seperti yang dilakukan oleh Gusti Putu Ngurah Arya

Pertama, Ketua UKMKHD UNAIR atau akrab di sapa Ngurah “Walaupun berada jauh di Surabaya dan jauh dari keluarga, pastinya saya tetap melakukan Catur Brata Penyepian sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban saya sebagai umat Hindu”.

Ngurah juga mengatakan bahwa perayaan Nyepi di Surabaya tidak terlalu berbeda dengan perayaan di Bali, “Saya pribadi tidak merasakan perbedaan yang begitu jauh antara serangkaian acara Nyepi yang saya lakukan di Bali, dan tahun ini saya lakukan di Surabaya. 

Sejauh pengetahuan saya, mungkin hal ini disebabkan karena rangkaian acara Nyepi yang dilakukan terpusat di Pura Segara Kenjeran terpengaruh oleh budaya Bali yang disebabkan oleh masyarakatnya yang juga merupakan keturunan Bali yang merantau dan telah menetap di sini.

 Mungkin akan sangat berbeda dengan saudara-saudara kita di daerah Gresik yang saya lihat perayaan Nyepi nya sedikit berbeda karena pengaruh budaya Jawa. Namun, perbedaan tersebut bukanlah sebuah permasalahan yang harus diributkan, walaupun berbeda konsep dan juga tujuan kami yakni sama, yaitu melaksanakan yadnya dengan tulus ikhlas”.

Sebagai Ketua UKMKHD Ngurah juga ikut andil dalam persiapan dan perayaan Nyepi di Pura Segara Kenjeran. Ngurah dan beberapa mahasiswa beragama Hindu yang berada di Surabaya pun juga aktif dalam persiapannya, “Saya, dan juga rekan-rekan umat sedharma yang tergabung dalan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Hindu Dharma (UKMKHD) Universitas Airlangga tentunya turut andil dalam serangkaian Hari Raya Nyepi di Surabaya. Dalam rangkain pertama yakni kegiatan Melasti, kami berkesempatan untuk "ngayah" di Pura Segara Kenjeran dengan mengikuti acara dari awal hingga selesai. Saya sendiri juga berkesempatan untuk menjadi penabuh (orang yang memainkan gambelan Bali) dalam acara Melasti yang lalu. 

Kemudian saat proses pembuatan ogoh-ogoh, kami yang tergabung di UKMKHD juga secara rutin bersama dengan organisasi mahasiswa kerohanian Hindu dari universitas lainnya bekerja sama untuk mempercantik ogoh-ogoh yang akan diarak saat pengrupukan. 

Pada saat pengrupukan kami tidak sempat untuk berpartisipasi secara langsung, yang dalam hal ini mengarak ogoh-ogoh dan lainnya karena bertepatan dengan UTS. Namun, bukan berarti menyurutkan semangat kami untuk tetap memeriahkan pengrupukan pertama kami di luar Bali, kami tetap datang meramaikan, memeriahkan dan mengikuti parade ogoh-ogoh dari garis start hingga finish”

Tidak hanya Ngurah, Axl Ranggadinata atau yang akrab disapa Axl juga membagikan pengalamannya saat menyaksikan langsung perayaan Nyepi. Saat ditanya apa Hari Raya Nyepi menurutnya, ia menjawab bahwa Nyepi adalah perayaan untuk menyambut tahun baru saka, “Menurut saya hari raya nyepi adalah hari persiapan bagi umat hindu untuk menyambut tahun baru saka”. Axl sebagai masyarakat setempat yang menyaksikan langsung mengatakan bahwa dia tertarik untuk menonton pawai ogoh - ogoh karena filosofinya “Saya tertarik dengan filosofisnya yang mengibaratkan ogoh ogoh sebagai representasi keburukan manusia, yang kemudian dihanyutkan di laut sebagai bentuk ingin menghilangkan keburukan keburukan tersebut”.

Saat Axl ditanya apakah sudah pernah menonton perayaan Nyepi di Bali, ia menjawab belum pernah dan ingin merasakan Nyepi di Bali “belum pernah ngerasain Nyepi di Bali dan pengen ngerasain langsung biar ada pengalaman ngerasain di Pulau Bali langsung” jawabnya. Saat ditanya bagaimana tanggapan mengenai perayaan Nyepi, Axl menjawab “karena blm pernah ikut perayaan nyepi sebelumnya, jadi menurutku perayaan nyepi di surabaya tu kesannya full of meaning banget dan meskipun umatnya relatif sedikit tapi keliatan semua sangat khusyuk”.

berbeda dengan Ngurah saat ditanyai pertanyaan yang sama, “Di Bali, mayoritas masyarakatnya beragama Hindu dan di setiap Desa dan setiap Banjar (sejenis RW dengan cakupan yang lebih luas), memiliki parade ogoh-ogohnya tersendiri. Berbeda dengan di Surabaya yang tahun ini berpusat di Pura Segara Kenjeran. Dari segi jumlah ogoh-ogoh dan keramaian penonton pastinya sangat berbeda. Namun, terlepas dari hal tersebut, saya cukup senang karena tetap bisa merasakan pengrupukan selayaknya yang saya lakukan di Bali. Semoga, di tahun-tahun berikutnya perayaan serangkaian Hari Raya Nyepi di Surabaya bisa semakin meriah lagi” Ngurah menjawab, Selasa (21/03/2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun