Nama : Sagita LestariÂ
Kelas : PMI/ 1'DÂ
Semester: 1Â
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang spiritualitas dan hubungan manusia dengan tuhan.
Tasawuf yang kita kenal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tasawuf al-asilah dan tasawuf al-dakhilah.
 Tasawuf al-ailah adalah tasawuf asli yang merupakan bagian dari ajaran Islam.
Sedangkan tasawuf al-dakhilah adalah ajaran, tradisi, atau budaya spiritual yang berasal dari luar Islam yang masuk dan terserap ke dalam lalam sehingga seakan-akan merupakan ajaran Islam.Â
Berikut ini penjelasan mengenai kedua jenis tasawuf tersebut.
A. TASAWUF AL-ASILAH
Tasawuf al-asilah adalah tasawuf yang merupakan bagian dari ajaran Islam yang tegak dengan tiga penyangga, yaitu iman, Islam, dan ihsan yang kemudian dikembangkan menjadi akidah, syariat, dan akhlak lalu dirinci merijadi tauhid. fikih, dan tasawuf. Ketiganya bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan. Ketiganya merupakan trilogi ajaran Islam yang menjadi satu kesatuan terpadu dalam membentuk kepribadian muslim. Oleh sebab itu, tasawuf al-asilah adalah tasawuf Islam.
Tasawuf al-asilah memiliki empat komponen yaitu sumber, tujuan. metode, dan model.
 1)Sumber utama tasawuf al-asilah adalah Al-Qur'an dan sunah Rasulullah.Â
2)Tujuan mengamalkan tasawuf al-ayilah adalah membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah dalam upaya mengembangkan akhlak mulia guna membentuk kepribadian muslim.
3) Metode pengamalan tasawuf al-alah adalah memadukan ilmu dan amal secara simfoni menjadi ilmu amaliah dan amal ilmiah.Â
4) Model pengamalan tasawuf al-ailah adalah Rasulullah sebagai urwatun-hasanah bagi umat Islam, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selain Rasulullah sebagai uswatun-hasanah, pengamalan tasawuf al-asilah juga mengikuti model pengamalan tasawuf yang dilakukan oleh para sahabat, tabn, pengikut tabiin, dan salaf saleh, yakni para ulama terdahulu yang saleh.
Dengan memperhatikan sumber, tujuan, metode, dan model, tasawuf al-ayilah dibagi menjadi lima corak, yaitu tasawuf qur'ani, tasawuf suni, tasawuf akhlaki, tasawuf amali, dan tasawuf salafi.Â
Pertama, tasawuf qur'ani adalah tasawuf yang berpedoman kepada Al-Qur'an dengan menjadikan Al-Qur'an sumber wawasan dan sumber pengamalan tasawuf.Â
Kedua, tasa- wuf suni adalah tasawuf yang berpedoman kepada sunah Nabi dengan menjadikan perkataan, perbuatan, ketetapan, perencanaan, dan kepribadian Rasulullah sebagai sumber wawasan dan sumber pengamalan tasawuf. Dengan demikian, tasawuf suni bukan lawan dari tasawuf syfah, melainkan tasawuf yang memegang teguh sunah Nabi sebagai sumber utama ajaran Islam setelah Al-Qur'an.Â
Ketiga, tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang tujuan utarnanya adalah membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dalam upaya mengembangkan akhlak mulia guna membentuk kepribadian muslim.
Keempat, tasawuf amali adalah tasawuf yang metode pengamalannya menekankan keterpaduan ilmu dan amal dengan prinsip ilma amaliah dan amal ilmiah. Maksudnya, tasawuf amali adalah tasawuf yang berpangkal pada ilmu dan berakhir pada amal, yaitu diawali dengan pengetahuan dan bermuara pada pengamalan.Â
Kelima, tasawuf salafi adalah tasawuf dengan mengikuti amaliah sahabat, tabiin, pengikut tabiin, dan salaf saleh, yaitu para ulama terdahulu yang saleh, sebagai teladan dalam pengamalan tasawuf setelah Rasulullah
     Dari kelima corak tasawuf al-asilah yang telah disebutkan, tasawuf amali merupakan tasawuf paling populer dalam kehidupan kaum muslimin karena tasawuf amali adalah tasawuf yang bersifat aplikasi, terapan, dan praktis dalam mengembangkan kualitas ibadah dan muamalah mengikuti Rasulullah dan para sahabat dengan menekankan pembinaan integritas kepribadian muslim. Tasawuf amali adalah tasawuf yang menekankan dimensi aksiologi, manfaat, dan kegunaan tasawuf dalam kehidupan ke islaman kaum muslimin.
TASAWUF AL-DAKHILAH
Tasawuf al-dakhilah adalah ajaran, tradisi, atau budaya spiritual yang berasal dari luar Islam yang masuk dan terserap ke dalam Islam sehingga seakan- akan merupakan ajaran Islam. Ajaran, tradisi, atau budaya spiritual yang masuk dan terserap ke dalam Islam itu sangat beragam. Ada yang berasal dari tradisi filsafat Yunani, terutama Neo Platonisme, ada yang berasal dari tradisi atau budaya spiritual para petapa Yahudi dan Nasrani, Ada juga yang berasal dari ajaran agama Majusi, Hindu, atau Buddha. Singkatnya, tradisi filsafat Yunani, tradisi petapa Yahudi dan Nasrani, serta ajaran agama Majusi, Hindu, dan Buddha terserap ke dalam tasawuf sehingga melahirkan tasawuf sinkretis yang bercampur antara ajaran Islam dan ajaran, tradisi, atau budaya spiritual yang berasal dari luar Islam. Kaum muslimin yang tidak tekun dan teliti mengira bahwa tasawuf al-dakhilah ini bagian dari ajaran Islam, padahal ia bukan ajaran Islam. Tasawuf al-dakhilah bagaikan berisi madu bercampur racun atau racun bercampur madu. Madu bermanfaat bagi kesehatan, sedangkan racun mematikan. Maksud dari mematikan di sini bukan mematikan hidup manusia, tetapi mematikan cahaya Islam dan menghilangkan kemurnian ajaran Islam. Oleh karena itu, tasawuf al- dakhilah jangan langsung "ditelan", tetapi harus disaring dengan "filter" Al- Qur'an dan sunah. Maka bagi kita, diharuskan untuk mengambil madunya dan membuang racunnya.
Tasawuf berkembang menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri se hingga secara perlahan menjauh dan terpisah dari induknya, yaitu ihsan, bahkan terkesan tidak ada hubungan dengannya. Tasawuf bagian tersendiri, ihsan pun bagian tersendiri, Keduanya seakan-akan dua disiplin ilmu yang berbeda. Tasawuf tumbuh dalam dua corak, yaitu corak amali dan corak falsafi. Corak amali bersifat terapan, menekankan penghayatan ibadah dan muamalah, seperti yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat yang me lahirkan kepribadian muslim kafah. Sementara itu, corak falsafi adalah corak tasawuf yang memadukan ketajaman berpikir dan kepekaan emosi dalam menghayati wujdullah (wujud Allah). Corak tasawuf ini bersifat terbuka kepada unsur di luar Islam, terutama filsafat Yunani, sehingga dalam pem hahasannya menggunakan beberapa isttilah yang tidak dikenal di dalam khazanah Al-Qur'an dan sunah.
Dengan demikian, tasawuf tidak otomatis menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam sebelum memenuhi dua syarat yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu konsepnya tidak bertentangan dengan akidah dan pengamalannya sejalan dengan syariat. Jika dua syarat ini terpenuhi dengan baik, tasawuf bisa diterima dan diakui menjadi bagian tak terpi sahkan dari ajaran Islam. Sebaliknya, jika tasawuf, baik konsep maupun pengamalannya, menyimpang dari akidah Islam dan pengamalannya tidak dipadukan dengan syariat, tasawuf tersebut sudah keluar dari ajaran Islam. Tasawuf yang demikian bukan ajaran Islam, melainkan kebatinan atau tasawuf yang bercampur dengan kebatinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H