Mohon tunggu...
sagita aulia
sagita aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswa dari Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penurunan Rasa Nasionalisme Pada Generasi Muda

18 Desember 2024   09:55 Diperbarui: 18 Desember 2024   09:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasionalisme merupakan sebuah spirit fundamental yang menjadi perekat utama dalam membangun dan mempertahankan integritas suatu bangsa. Namun, di cra globalisasi saat ini, generasi muda Indonesia menghadapi tantangan kompleks yang secara perlahan dapat mengikis semangat nasionalisme mereka. Fenomena menurunnya rasa kebangsaan di kalangan generasi muda tidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat mereka adalah tonggak dan penerus cita-cita bangsa. Penurunan nasionalisme tidak hanya terlihat dari aspek psikologis, melainkan juga tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Kurangnya pemahaman mendalam tentang sejarah perjuangan, menurunnya rasa solidaritas, dan semakin individualistisnya pola pikir generasi muda menjadi indikasi nyata dari proses degradasi semangat kebangsaan. Kondisi ini tentu memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat luas.

Berdasarkan sejarah Indonesia, tonggak lahirnya nasionalisme diyakini sejak lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang pada masa itu merupakan organisasi modern pertama di Indonesia. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan pemerintah sebagai hari Kebangkitan Nasional, yang perayaannya sendiri pertama kali pada tahun 1938, ketika lahirnya Parindra (Abdullah, 2001). Fakta lain yang menunjukkan perkembangan nasionalisme di Indonesia adalah pada saat kongres nasional Centrale Sarekat Islam (CSI) di Bandung pada tahun 1916. Tjokroaminoto, salah seorang tokoh inspirator kebangsaan Indonesia, menggunakan kata-kata nasional untuk menggalang persatuan yang kuat di antara semua kelompok penduduk Hindia Belanda dalam rangka mencapai tingkat kebangsaan yang mampu mendirikan pemerintahan sendiri (Rachmat, 1996). Lahirnya nasionalisme di Indonesia selain disebabkan penderitaan panjang di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, hukum dan politik, juga dipengaruhi oleh meningkatnya semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya dalam meraih kemerdekaan, antara lain dari Filipina. dan India. Sejarah terbentuknya nasionalisme di Indonesia disebabkan adanya perasaan senasib sepenanggungan yang merupakan suatu reaksi subyektif, dan kemudian kondisi obyektif secara geografis menemukan koneksitasnya (Rachmat, 1996).

Sikap Atau Penerapan Rasa Nasionalisme Pada Generasi Muda

Semangat dan jiwa nasionalisme pada generasi muda dapat diterapkan melalui berbagai cara, di antaranya:

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan ini dapat diwujudkan melalui pembelajaran di sekolah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan menjadi warga negara yang baik.
2. Mengunjungi museum sejarah
Museum-museum sejarah menyimpan kisah perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. Menonton film dan mendengarkan musik.
Film dan musik yang bertema nasionalisme dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme.
4. Mengikuti study tour
Study tour dapat mengenalkan budaya dan ciri khas daerah.

Alasan Mengapa Kemungkinan Terjadi Potensi Penurunan Nasionalisme Pada Generasi Muda

Penurunan nasionalisme pada generasi muda adalah fenomena yang semakin terlihat di era globalisasi dan digitalisasi. Hal ini menjadi perhatian serius karena nasionalisme adalah fondasi yang penting bagi keberlangsungan suatu bangsa. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai potensi penurunan nasionalisme dan faktor-faktor penyebabnya.
1. Pengaruh Globalisasi dan Teknologi Informasi
Globalisasi membawa pengaruh besar dalam memperluas akses terhadap budaya dan nilainilai asing. Generasi muda, sebagai pengguna aktif teknologi, terpapar berbagai informasi yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai nasional.
2. Budaya Asing yang Dominan
Konten populer dari luar negeri, seperti musik, film, dan gaya hidup, dapat menggantikan kecintaan terhadap budaya lokal. Generasi muda sering kali lebih mengenal budaya populer internasional daripada budaya tradisional negaranya sendiri.
3. Kurangnya Internalisasi Nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dan panduan moral bangsa memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Namun, implementasinya sering kali tidak maksimal.
4. Pendidikan yang Kurang Efektif
Materi Pancasila dalam kurikulum sering disampaikan secara teoretis tanpa pengaplikasian praktis, sehingga nilainilainya tidak terserap dengan baik.
5. Minimnya Kesadaran Sejarah
Sejarah adalah sarana untuk memahami perjuangan bangsa dan mencintai tanah air. Namun, banyak generasi muda yang kurang mengetahui atau menghargai sejarah bangsa.

Upaya yang dapat Dilakukan untuk Mencegah Potensi Penurunan Rasa Nasionalisme Di Kalangan Generasi Muda

Untuk dapat mencegah potensi penurunan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda, diperlukan upaya strategis dan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil, disertai dengan penjelasan rinci:

1. Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kurikulum
Pendidikan adalah pondasi utama dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Sistem pendidikan perlu mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan ke dalam kurikulum secara sistematis dan relevan dengan perkembangan zaman.
2. Peningkatan Kesadaran Sejarah dan Budaya Lokal
Kesadaran terhadap sejarah dan budaya lokal adalah elemen penting dalam membangun rasa bangga dan cinta tanah air. Generasi muda perlu dikenalkan pada perjalanan panjang bangsa yang penuh perjuangan. - Kegiatan Edukatif: Napak tilas ke situs-situs bersejarah seperti museum, monumen perjuangan, atau tempat bersejarah lainnya dapat menjadi pengalaman belajar langsung yang mengesankan.
3. Pemanfaatan Media Sosial secara Positif
Media sosial adalah alat yang kuat untuk membangun kesadaran nasionalisme di kalangan generasi muda. Namun, penggunaannya harus diarahkan dengan bijak.
4. Pengembangan Program Ekstrakurikuler Berbasis Kebangsaan
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang efektif untuk menanamkan nilainilai kebangsaan secara praktis. 

- Pramuka: Kegiatan ini mengajarkan kemandirian, kerja sama, dan cinta tanah air melalui berbagai aktivitas di alam terbuka. 

- Palang Merah Remaja (PMR): Mengembangkan rasa empati, solidaritas, dan kemanusiaan yang merupakan bagian dari nilai kebangsaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun