Mohon tunggu...
Mina Munawaroh
Mina Munawaroh Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan yang suka olahraga, apalagi nonton olahraga. Suka musik, dan nonton film. Baca novel sekali-kali. Berusaha menjadi manusia yang well-informed dan membagi yang aku punya sehingga ilmu yang sedikit menjadi lebih berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Merdeka, Laki-laki Masih Terjajah

23 Mei 2010   11:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer: Saya seorang pecinta laki-laki kok... Tidak bermaksud mendiskreditkan suatu kaum, hanya menyampaikan apa yang saya dapat di perkuliahan. Saya mengharapkan masukan dari temen-teman semua. Terimakasih sebelumnya. Ini tulisan saya yang pertama. Maaf, masih tidak sempurna

setujukah dengan judul diatas? pertamanya juga saya terkejut mendengar hal tersebut dalam salah satu sesi kuliah mengenai gender. Ada Komnas Perlindungan Anak dan Perempuan, tapi gak ada tuh perlindungan untuk laki-laki. Tidak ada Dharma Laki-laki. Teringat pada lirik lagu 'wanita di jajah pria sejak dulu...'. Sekilas, judul itu benar-benar terbalik.
Okelah kalau begitu. saya juga masih bingung dengan hal itu. tetapi saya mencoba memberikan penjelasan mengenai judul diatas dari kuliah-kuliah yang saya ikuti. Dari apa yang saya dapat, inti penyakitnya adalah patriarki. Well, kalau ada yang tidak setuju monggo.
Penelusuran dilakukan jauh ke sejarah, bahkan prasejarah, bahkan pada proses pembentukan dunia, galaksi, alam semesta ini. Intinya adalah, secara natural ada dua macam jenis kelamin, perempuan dan laki-laki. Perbedaan jenis kelamin ini membuat perkembangan tingkah laku dan cara hidup berada pada jalur berbeda. terdapat kecenderungan-kecenderungan antara masing-masing jenis kelamin, perempuan bercocok tanam dan laki-laki berburu. Intinya adalah, perempuan dirumah dan laki-laki ke luar rumah (tempat mereka berteduh) dalam mencari penghidupan.
Itukah yang menjadi penyebab patriarki?
ternyata bukan. Sebenarnya dahulu yang berkuasa adalah perempuan, dengan sistem matriakal tentunya. Hal tersebut berubah menjadi patriarki ketika laki-laki menemukan kenyataan, yang sebelumnya tidak mereka sadari, bahwa anak-anak yang lahir dari perempuan-perempuan adalah hasil dari campur tangan mereka juga. Hal ini memunculkan konsep hak milik, dimana anak-anak dan perempuan menjadi 'milik' mereka. Patriarki berjaya dan melahirkan peradaban-peradaban di dunia ini. Untuk lebih jelasnya, baca Komik Riwayat Peradaban.
Dan, tentu anda semua orang tahu, yang tahu, muncul pemikiran Feminisme terhadap kenyataan dan keberadaan perempuan yang mejadi kelas kedua di masyarakat, 'hak milik laki-laki'. Sampai saat ini ada 3 gelombang feminisme. Yang terakhir, adalah suatu pemikiran feminisme dimana perempuan dapat menjadi apa saja yang dia kehendaki. Perempuan bisa menjadi wanita karir yang hebat, pengusaha, atau ibu rumah tangga yang baik. Intinya adalah, perempuan merdeka dari sistem patriarki yang menjadikan dia sebagai second sex.
Bagaimana dengan laki-laki? Well, laki-laki masih terkungkung dalam sistem patriarki. So what? laki-laki mungkin akan mengucapkan hal itu. Bukankah sistem tersebut membuat laki-laki sebagai first sex? membuat nama keluarga dia digunakan oleh keturunnya?
Ya, itu sebagian diantaranya. Sebagian lagi adalah bahwa seorang laki-laki dituntut untuk terlihat maskulin (anda tersinggung disapa banci, bukan), bertanggung jawab terhadap anak-istri, memberi nafkah dll. Anda dituntut untuk menjadi seorang yang sukses. Ini menginsikasikan masih adanya pemikiran-pemikiran, keharusan-keharusan yang 'menjajah' kaum laki-laki. Sejak anak-anak, laki-laki dididik untuk menjadi seorang 'penakluk perempuan', menjaga, mengayomi, sehingga anda tidak boleh menangis, tidak boleh terlihat lemah.
Apakah anda masih merasa tidak terjajah, kaum Adam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun