Mohon tunggu...
sagalabro
sagalabro Mohon Tunggu... Kaum Marjinal -

Uang bukanlah segalanya, tapi uang bisa membeli segalanya dan segalanya butuh uang, sehingga karena uang kita kenyang, tapi ingatlah ini, uang bisa jadi bumerang, dan kita bisa hancur karena uang, tidak ada lagi rasa sayang, yang ada hanya perang. - Marginal Class -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelintiran kalimat yang Berakibat Fatal

15 Agustus 2018   09:30 Diperbarui: 15 Agustus 2018   11:25 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian akan tercipta sebuah "ujaran kebencian" yang tersebar di lingkungannya yang diakibatkan oleh oknum yang gagal memahami sebuah berita atau pidato. 

Ada juga oknum yang memang sengaja memotong atau memenggal kalimat di pidato atau ceramah, lalu menyebarkannya ke media sosial dan kemudian menjadi viral dan para pembaca atau pendengar yang lain akan benci terhadap si pembicara atau penceramah yang sebenarnya maksudnya baik, tapi karena sengaja dipelintir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan dirinya dibenci oleh orang orang. 

Kemudian ada juga berita bohong "Hoaks" yang memang sengaja dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan disebarkan di media sosial. Nah, kalau ini si pembaca akan memahami berita tersebut hanya dari satu sumber saja tanpa membaca dari sumber berita yang lain atau tanpa meng-crosscheck kebenaran berita tersebut.

Contohnya gimana bang?

Mungkin sudah banyak dari kita yang masih bertanya tanya tentang kalimat kalimat pelintir yang berakibat fatal. Disini gue akan memberikan kasus kasus yang pernah terjadi akibat kalimat kalimat yang memang sengaja dipelintir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Pertama, masih ingat ga tentang kasus Buni Yani yang mengedit video pidato bapak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap menyebarkan ujaran kebencian. Kemudian dia divonis oleh jaksa selama 2 tahun penjara dan denda 100 juta subsider 3 bulan kurungan. 

Lalu kasus Muslim Cyber Army (MCA) yang selalu mengunggah berita berita hoaks dan ujaran kebencian terhadap pemerintah. Kemudian situs berita saracen yang juga hampir sama yaitu menyebarkan ujaran kebencian melalui berita berita hoaks dan gambar gambar provokatif. Kemudian yang masih hangat yaitu tentang pidato Presiden Jokowi di hadapan relawan Jokowi. 

Banyak oknum oknum yang gagal paham dengan kalimat "tetapi kalau diajak berantem harus berani", oknum oknum tersebut hanya memenggal kalimat ini dan tidak melihat konteks pidato ini secara keseluruhan. 

Kemudian ada juga yang memutarbalikkan fakta terhadap kalimat Presiden tersebut dan ditambah dengan cuitan cuitan elit politik yang sering mengkritik Presiden. Masih banyak lagi kasus kasus tentang ujaran kebencian yang terjadi akibat pelintiran kalimat dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.

Jadi, bagaimana cara mengetahui berita berita atau video yang mengandung ujaran kebencian?

Sangat mudah sebenarnya, kuncinya yaitu jangan percaya dulu 100% terhadap berita, video, atau omongan oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Lakukan crosscheck terhadap berita, video atau kabar kabar miring yang terdengar kalau pembaca sekalian ingin mencari kebenaran tentang hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun