Mohon tunggu...
Sagah Aditama
Sagah Aditama Mohon Tunggu... Administrasi - Biasa Aja

suka sastra

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Munajat Menuju Mati

30 Desember 2012   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin tua manusia di bumi ini, waktu terus berjalan dan semakin mengurangi umur kehidupan. Meski kiamat rahasia tuhan, banyak sudah yang menerka kiamat akan datang pada akhir desember tahun ini. Banyak juga yang percaya akan isu itu, mungkin mereka yang percaya belum mengenal siapa itu Tuhan.

Tuhan yang memiliki kehidupan, dialah dalang dan kita hanyalah wayang. Dia Yang Maha Esa yang tau kapan akan tiba kiamat, dimana jilid terakhir dalam buku peradaban. Jalanilah apa adanya hidup ini, jalani dan sesuaikan dengan tujuan hidup di dunia ini.

Kiamat akan segera datang, jangan menerka nerka kapan hal itu terjadi. Menerkalah dosa apa yang telah kita lakukan, ini lebih baik daripada memikirkan hal yang di luar otak kita.

Jika telah mengerti dan tahu apa yang harus kita lakukan dengan kotor yang ada di raga kita, yang terbaik adalah membasuh dengan air dari sungai surgawi, dapatkan dengan memuja dan panjatkan munajat pada-Nya. Basuhlah perlahan ke seluruh tubuh, awali dengan menyebut nama-Nya dan akhiri dengan salam. Ini adalah misi terakhir kita di akhir tahun masehi ini, sebelum menjalani awal tahun diharapkan kita telah bersih dari segala noda.

Usir segala marabahaya setan dalam kegelapan mata, agarkan terang dan kita dapat melihat jelas jalan kedepan, apakah buntu ataukah pertigaan atau mungkin perempatan. Ada banyak jalan menuju mati, menuju tua. Tapi satu jalan menuju surga yang kita sebagai manusia berfikir mengidamkan.

Carilah jalan yang terang seterang cahaya matahari, mintalah pada-Nya jalan yang benar, mintalah pada-Nya kekuatan untuk berjalan, mintalah pada-Nya yang terbaik untuk diri kita dalam menjalani sisa kehidupan yang semakin suram.

Detik berjalan menuju menit, menit berjalan menuju jam, jam berjalan menuju hari, hari berjalan menuju minggu, minggu berjalan menuju bulan, bulan berjalan menuju tahun, tahun berjalan menuju windu, menuju abad dan seterusnya. Mungkin matahari semakin dekat, hingga bumi ini semakin terasa panas, kulit semakin kering dan cepat kusam dan akhirnya mati.

Semoga kita manusia mati dalam keadaan baik, tidak terlalu muda tidak pula terlalu tua, di berikan jalan yang terang sebelum mata terpejam, masih sempat membasuh raga yang bernoda, sebelum kiamat yang kita takutkan datang, lekaslah berbenah dan semoga kita termasuk insan yang dicintai Tuhan.

Selamat datang tahun 2013 dan selamat tinggal tahun 2012.

Sagah Aditama
Jakarta, 31-12-2012
©Sagah Aditama 2012, All Rights Reserved

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun