Kesimpulan ketiga adalah tentang pertahanan. Kekuatan siber tercanggih di dunia tertarik pada keterbukaan jika mereka ingin mempertahankan keunggulannya, terutama dalam pertahanan. Kemampuan ofensif yang tepat dari Amerika Serikat, tetapi juga negara-negara lain seperti Israel, Prancis, Cina atau Korea Utara memiliki kekuatan cyber yang sangat rahasia. Ada banyak alasan untuk berasumsi bahwa banyak operasi mata-mata tidak diketahui oleh korban. Bahkan sabotase melalui bom logika mungkin sudah disiapkan tanpa sepengetahuan lawan. Bahkan mungkin ada insentif bagi pemerintah serta perusahaan besar untuk menyembunyikan tingkat sebenarnya dari serangan cyber war. Akan tetapi, dalam dunia pertahanan negara-negara paling canggih harus lebih transparan. Hanya keterbukaan dan pengawasan yang dapat mengekspos dan mengurangi kelemahan dalam organisasi, prioritas, teknologi, dan visi.
Referensi
Assegaff, I. H. (2020). Cyber Diplomacy: Menuju Masyarakat Internasional yang Damai di Era Digital. Padjadjaran Journal of International Relations (PADJIR), 1.
Giraudoux, J. (1955). Tiger at the Gates (La Guerre De Troie N'aura Pas Lieu). New York: Christopher Fry.
Gross, M. J. (2011). A Declaration of Cyber-War. New York: Routledge .
Maiolo, T. G. (2008). Strategic Studies A Reader. New York: Routledge .
Ronfeldt, J. A. (1993). Cyberwar is Coming. New York: Routledge .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H