Metode ini bekerja dengan cara membagi kompetensi besar menjadi komponen-komponen kecil yang dapat dipelajari secara mandiri. Prosesnya meliputi:
- Identifikasi Keterampilan yang Dibutuhkan:
- Memetakan kompetensi besar dan memecahnya menjadi keterampilan kecil yang relevan.
- Contoh: Untuk menjadi ahli dalam digital marketing, micro skill-nya bisa berupa memahami SEO, menggunakan Google Ads, atau menganalisis data audiens.
- Penggunaan Platform atau Sumber Belajar:
- Menggunakan kursus online, video tutorial, atau bahan ajar berbasis modul yang memungkinkan pembelajaran fleksibel.
- Contoh platform: Coursera, Udemy, YouTube, atau e-learning perusahaan.
- Pembelajaran Modular:
- Setiap micro skill disusun dalam modul yang terpisah dan dapat diakses kapan saja.
- Setiap modul biasanya berdurasi singkat (5--30 menit), agar tidak membebani peserta.
- Evaluasi Keterampilan:
Setelah mempelajari satu micro skill, peserta didik dapat mengujinya melalui kuis, tugas praktik, atau proyek kecil.
- Integrasi Keterampilan:
- Setelah beberapa micro skill dikuasai, peserta dapat menggabungkannya menjadi kompetensi besar.
4. Keuntungan Metode Ini
- Fleksibilitas: Peserta belajar kapan saja sesuai jadwal mereka.
- Relevansi Tinggi: Fokus pada keterampilan yang langsung dibutuhkan.
- Cepat dan Efisien: Setiap sesi singkat dan langsung ke inti permasalahan.
- Mudah Diukur: Kemajuan dapat dievaluasi dengan menyelesaikan modul kecil.
- Meningkatkan Rasa Pencapaian: Penguasaan micro skill memberikan motivasi untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
5. Contoh Implementasi
- Bidang Teknologi: Belajar bahasa pemrograman Python dengan fokus pada micro skill seperti memahami variabel, loop, dan pembuatan fungsi.
- Bidang Soft Skill: Melatih keterampilan presentasi dengan fokus pada micro skill seperti kontak mata, intonasi suara, dan pembuatan slide efektif.
- Bidang Bisnis: Menguasai manajemen proyek dengan fokus pada penggunaan software seperti Trello atau Asana.
Metode self-paced learning dengan micro skill sangat cocok untuk pembelajaran di era digital karena fleksibilitasnya yang tinggi dan fokusnya pada hasil konkret. Metode ini memungkinkan individu untuk tetap relevan dengan tuntutan pasar kerja yang cepat berubah, tanpa harus terikat pada jadwal pembelajaran formal yang ketat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H