Mohon tunggu...
Safrizal ArdanZuhair
Safrizal ArdanZuhair Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Walisongo

Mulailah dari hal kecil kemudian seiring berjalannya waktu nikmatilah suatu hal-hal kecil itu menjadi sebuah kenayataan yang besar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pola Didik Orangtua yang Kekinian Berdampak pada Pola Interaksi Anak yang Serba Virtual

4 Mei 2020   13:21 Diperbarui: 7 Mei 2020   10:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal dasar ini perlu diajarkan agar anak mengerti simbol toilet di tempat publik, bukan hanya di rumah saja dan menjadi seorang yang anti sosial. Perlunya anak dikenalkan dunia luar sedari kecil itu sangatlah berdampak pada pola interaksinya di instansi pendidikan, apakah si anak mempunyai karakter pemalu, karena sebelumnya kurang mengenal dunia luar,ataukah anak sangat interaktif ketika bertemu dengan orang-orang yang belum ia kenal sebelumnya dan akhirnya terjalin pola interaksi sosial yang baik dan benar.

        Kemudian dalam pola interaksi sosial itu terdapat empat faktor antara lain yang pertama yakni Imitasi (Peniruan terhadap perilaku seseorang yang menyamakan tindakannya dengan orang lain), jika dilihat dari pola didik anak sedari kecil orang tua mengajarkan perilaku yang baik-baik dan tutur kata yang baik kepada anaknya, dan anak pun merespon apa yang diajarkan orang tua, kemudian menerapkannya pada kehidupan mereka, Sugesti (Pemberian sikap atau tindakan yang berasal dari dirinya sendiri, kemudian diterima oleh orang lain) contohnya semisal ketika anak marah kemudian orang tua memberikan wejangan-wejangan untuk menenangkan dirinya yang sedang emosi, lalu anak mengiyakan apa yang orang tua katakan. 

        Identifikasi (Proses pembentukan karakter individu secara tidak langsung terbentuk dengan sendirinya atau disengaja) contohnya anak yang mempunyai karakter individu pemarah , akibat sering dimarahi oleh orang tua atau penurut karena ia sadar akan kesalahan yang ia perbuat, Simpati (Proses dimana individu tertarik dengan pihak lain semata-mata hanya untuk bekerja sama dalam memenuhi tujuan yang sama) ketika anak rewel, kemudian orang tua berjanji membelikan es krim untuknya, di sisi lain keduanya memiliki keuntungan yang sama-sama baik untuk keduanya. 

        Faktor-faktor diatas ini sangatlah tepat di ajarakan kepada anak, agar anak mengerti pola interaksi yang sehat dan benar. Tidak terganggu pola interkasinya, karena ia hanya terpaku pada dunia mayanya saja yang tidak tahu arti kehidupan sosial yang nyata.

Referensi: 

  • Bertens. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
  • Hazhari, Meisil. 2015. Menjadi Pribadi yang Menyenangkan. Yogyakarta: Deepublish.
  • Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
  • Nurcahya, Dea Kantri. 2019. Jurnal Civic Hukum, Volume 4, Nomor 2, November 2019. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun