Mohon tunggu...
Safri Prayoga
Safri Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa kkn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaplikasian Pengomposan Dan Konsep Bisnis Maggot Kkn 110 Unej Kepada Masyarakat Dusun Sekolahan

6 Agustus 2023   23:30 Diperbarui: 6 Agustus 2023   23:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Pengomposan 

Hari Rabu (02/08/2023), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kelompok KKN 110) Universitas Jember angkatan 2020 melakukan kegiatan pengaplikasian pengomposan dan konsep bisnis maggot. Kegiatan ini berlokasi disalah satu rumah perwakilan warga yaitu Bapak Zuhri yang bertempat di Dusun Sekolahan, Desa Widoropayung. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bapak Kepala Dusun dan beberapa warga sekitar yang bermata pencaharian sebagai petani. Pengaplikasian pengomposan dan konsep bisnis maggot dilakukan secara informal. Kegiatan ini dibuka dengan melakukan pengaplikasian pengomposan terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan penjabaran konsep bisnis maggot. 

Kompos menjadi alternatif utama untuk pengelolaan sampah organik dan sangat populer di kalangan masyarakat untuk pertanian berkelanjutan. Kompos merupakan proses alami yang melibatkan dekomposisi bahan organik seperti sisa makanan, dedaunan, dan limbah pertanian oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hasil dari proses ini adalah pupuk organik yang kaya akan nutrisi dan meningkatkan kesuburan tanah. Sosialisasi ini para petani serta mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kelompok KKN 110) Universitas Jember saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang manfaat kompos. Aspek utama dari keberhasilan kompos sebagai solusi ramah lingkungan adalah: 

1. Mengurangi sampah organik yang dimana biasanya hanya dibuang di aliran sungai. 

2. Kompos mengandung nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium serta dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

 3. Penggunaan kompos berkontribusi pada pertanian berkelanjutan dengan memelihara kesuburan tanah dalam jangka panjang. Pertanian berkelanjutan adalah kunci dalam mencapai ketahanan pangan.

4. Pengolahan kompos membuka peluang bagi warga dusun Sekolahan dengan produk-produk berbasis daur ulang, seperti produk kompos. 

 

Gambar 2. Pengomposan 
Gambar 2. Pengomposan 

Kegiatan yang kedua yaitu penjabaran konsep bisnis maggot. Maggot atau larva lalat hitam soldier fly, semakin menarik perhatian dalam dunia bisnis karena potensinya sebagai sumber pakan ternak dan pupuk organik yang bernilai tinggi. Konsep bisnis budidaya maggot menjadi salah satu tren menarik dalam industri pertanian dan pengelolaan limbah, dengan menggabungkan inovasi teknologi dan kepedulian terhadap lingkungan. Budidaya maggot berbasis komersial menawarkan sejumlah manfaat yang menjanjikan bagi para pelaku bisnis dan masyarakat secara keseluruhan. Aspek kunci yang membuat konsep bisnis maggot ini menarik adalah: 

1. Budidaya maggot menawarkan potensi pasar yang luas, karena produknya digunakan sebagai sumber pakan untuk ikan, ayam, babi, dan hewan ternak lainnya serta sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. 

2. Larva maggot dapat mencerna limbah organik seperti sisa makanan dan sampah pertanian menjadi nutrisi yang kaya dan berharga. Dengan mengolah limbah organik melalui budidaya maggot, limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi, mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi.

3. Maggot merupakan larva yang tumbuh dengan cepat dan membutuhkan perawatan yang relatif sederhana. Mereka dapat dipelihara dalam unit khusus yang tidak memerlukan ruang besar, sehingga ideal untuk bisnis skala kecil hingga menengah. 

4. Maggot kaya akan protein, lemak, dan nutrisi lain yang esensial bagi pertumbuhan hewan ternak.   

5. Konsep bisnis budidaya maggot mendapatkan dukungan dari pemerintah dan lembaga penelitian yang memahami manfaatnya dalam pengelolaan limbah organik dan ketahanan pangan. 

Selama kegiatan pengaplikasian pengomposan dan konsep bisnis maggot berlangsung mendapatkan feedback yang baik antara warga dan tim KKN 110 UNEJ. Antusiasme dari warga baik ditandai dengan adanya warga yang turut serta dalam membantu praktek pengomposan dan membeli telur maggot. Menurut Bapak Zuhri (27) menyatakan bahwa dengan adanya sosialisasi Pengaplikasian Pengomposan dan Konsep Bisnis Maggot berpotensi memberikan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan dengan memahami manfaat mengolah limbah organik dengan cara ramah lingkungan. Selain itu, dia menilai bahwa konsep bisnis budidaya maggot memiliki potensi yang menjanjikan karena maggot sumber pakan ternak dan pupuk organik yang bernilai tinggi.  

Dengan mengembangkan bisnis budidaya maggot, warga dapat berkontribusi dalam pengelolaan limbah organik dan mendukung ketahanan pangan. Bapak Zuhri berharap bahwa dengan sosialisasi ini, warga semakin terinspirasi untuk melakukan pengaplikasian pengomposan dan konsep bisnis maggot. Menurutnya, melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pengelolaan limbah organik dan pertanian berkelanjutan akan membawa perubahan positif bagi lingkungan dan perekonomian lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun