Hari Senin (31/07/2023), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kelompok KKN 110) Universitas Jember angkatan 2020 melakukan kegiatan pengaplikasian konsep bisnis budidaya maggot yang berlokasi di Dusun Tunjang. Dilaksanakan oleh 12 orang mahasiswa KKN 110 Universitas Jember. Pengaplikasian konsep bisnis budidaya maggot dihadiri oleh warga dusun Tunjang dengan jumlah 26 warga.Â
Maggot, larva lalat hitam soldier fly, semakin menarik perhatian dalam dunia bisnis karena potensinya sebagai sumber pakan ternak dan pupuk organik yang bernilai tinggi. Konsep bisnis budidaya maggot menjadi salah satu tren menarik dalam industri pertanian dan pengelolaan limbah, menggabungkan inovasi teknologi dan kepedulian terhadap lingkungan. Budidaya maggot berbasis komersial menawarkan sejumlah manfaat yang menjanjikan bagi para pelaku bisnis dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa aspek kunci yang membuat konsep bisnis ini menarik adalah:
 *1. Potensi Pasar yang Luas*: Permintaan akan produk pakan ternak dan pupuk organik semakin meningkat, terutama dalam industri pertanian dan peternakan yang berorientasi pada kualitas dan keberlanjutan. Budidaya maggot menawarkan potensi pasar yang luas, karena produknya digunakan sebagai sumber pakan untuk ikan, ayam, babi, dan hewan ternak lainnya serta sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.Â
*2. Efisiensi dalam Daur Ulang Limbah Organik*: Budidaya maggot menyediakan solusi efisien dalam pengelolaan limbah organik. Larva maggot dapat mencerna limbah organik seperti sisa makanan dan sampah pertanian menjadi nutrisi yang kaya dan berharga. Dengan mengolah limbah organik melalui budidaya maggot, limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi, mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi.Â
*3. Pemeliharaan yang Relatif Mudah*: Maggot merupakan larva yang tumbuh dengan cepat dan membutuhkan perawatan yang relatif sederhana. Mereka dapat dipelihara dalam unit khusus yang tidak memerlukan ruang besar, sehingga ideal untuk bisnis skala kecil hingga menengah. Selain itu, maggot dapat diberi pakan dengan limbah organik, yang juga meminimalkan biaya pakan.Â
*4. Nilai Nutrisi yang Tinggi*: Maggot kaya akan protein, lemak, dan nutrisi lain yang esensial bagi pertumbuhan hewan ternak. Sebagai pakan alternatif, maggot dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pakan impor dan meningkatkan produktivitas peternakan. Mengembangkan bisnis budidaya maggot, penting bagi para pelaku bisnis untuk memperhatikan aspek teknis, seperti manajemen limbah, pemeliharaan larva maggot, dan pengemasan produk. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat maggot dan produknya juga perlu ditingkatkan agar pasar semakin berkembang.
Para ahli percaya bahwa bisnis budidaya maggot memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pengelolaan limbah organik dan ketahanan pangan, sekaligus menjadi model bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, industri maggot diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian secara keseluruhan. Setelah kegiatan memberikan informasi terkait pengaplikasian konsep bisnis budidaya maggot warga Dusun Tunjang dengan jumlah 26 warga sepakat untuk melanjutkan program kerja budidaya maggot sesuai konsep bisnis yang telah dikonsep oleh kelompok KKN 110. Warga Dusun Tunjang membuat struktur kelompok dengan tujuan terciptanya kelompok yang terstruktur dalam melanjutkan program kerja budidaya maggot. Terbentuknya Ketua: Syaifullah Toha, Wakil Ketua: Imam Taufiki , Sekretaris: Ahmad Fawaidz , Bendahara: Ikhwanuddin. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H