Mohon tunggu...
Safrie Rahmadi
Safrie Rahmadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jawa Timur

Individu yang selalu bekerjasama dalam menyelesaikan masalah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sentuhan Paliatif, Harapan Baru bagi Penyintas Stroke

5 September 2024   05:45 Diperbarui: 5 September 2024   06:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Stroke atau CVD (Cerebro Vaskuler Disease) merupakan kondisi berkurangnya kemampuan saraf - saraf neurologis yang terjadi secara spontan atau mendadak yang disebabkan oleh karena berkurangnya pasokan darah yang mengalir ke seluruh tubuh atau pecahnya pembuluh darah yang kompleks. 

Pada umunya, adanya penyakit stroke akan menunjukkan gejala seperti salah satu sisi wajah terasa lemah atau mati rasa, saat tersenyum salah satu sudut mulut mungkin terlihat turun dan kesulitan berbicara yang jelas atau memahami ucapan orang lain serta biasanya orang tersebut akan mengalamai kesulitan dalam berbicara seperti menjadi cadel atau pelo. Selain beberapa gejala tersebut, terdapat beberapa gejala yang biasanya timbul pada seseorang yang terserang stroke. Diantaranya adalah :

  • Tiba-tiba merasa pusing atau vertigo.
  • Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba.
  • Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata.
  • Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan.
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh.
  • Mual dan muntah.

Stroke telah menjadi momok menakutkan dan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya gangguan fisik maupun mental pada individu-individu yang telah memasuki usia lanjut maupun ketika berada di usia produktif, hal ini yang membuat stroke menempati posisi ketiga di dunia sebagai penyebab kematian utama individu setelah PJK atau penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian individu merupakan "hasil" dari adanya stroke (Stroke forum, 2015). Berdasarkan data dari American Stroke Assosiation (ASA) tahun 2014, menjelaskan bahwasanya setiap tahun di Amerika Serikat (AS) terdapat lebih dari 690.000 orang dewasa mengalami stroke. 

Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 30%. Sedangkan menurut hasil riset yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Kemenkes RI, 2019), menunjukkan bahwasanya angka prevalensi gangguan stroke pada masyarakat yang ada di Indonesia menduduki angka 10,9 dari 1000 populasi. Sehingga stroke menjadi permasalahan kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan lebih serius.

Para pasien penderita stroke akan mengalami dampak berupa ketidakmampuan secara bertahap pada kognitif, sosial maupun fisik, demikian yang berujung pada menurunnya kualitas atau mutu hidup para penderitanya. Sehingga, perlu dilakukan proses recovery untuk beberapa saat bagi para penderita stroke. Maksud dari recovery stroke ialah masa pemulihan pasca sembuh dari stroke guna memperbaiki mutu hidup yang berkaitan baik itu dari segi kesehatan maupun unsur-unsur lain seperti psikososial agar bisa mewujudkan tujuan dan kesejahteran bagi penderita dan keluarga. Hal ini dapat dilakukan  dengan menggunakan bantuan perawatan paliatif atau palliative care (Lubis, 2017) Stroke, sebagai salah satu penyakit cerebrovaskular yang paling umum, seringkali meninggalkan dampak yang signifikan pada kualitas hidup pada pasien. Selain adanya gangguan fisik seperti kelumpuhan, kesulitan berbicara, atau gangguan kognitif, stroke juga dapat menimbulkan dampak psikologis dan sosial yang kompleks. Dalam konteks ini, perawatan paliatif muncul sebagai sebuah pendekatan yang bersifat holistik untuk meningkatkan kualitas hidup pasien stroke, baik mereka yang mengalami stroke akut maupun pasien stroke kronis.

Palliative care dikehendaki dapat memperbaiki mutu hidup pada pasien stroke. Usaha untuk memperbaiki mutu hidup penderita yang mengalami gangguan kesehatan akut yang tidak mampu diobati dengan terapi kuratif dan berada pada fase stadium akhir bisa diberikan dengan perawatan paliatif. Perawatan paliatif dilaksanakan untuk metode perawatan yang menyembuhkan pasien secara menyeluruh, tidak sekadar penyakit yang dideritanya saja (Balicas et al., 2018).

Perawatan paliatif pada pasien stroke bukan hanya sebatas penanganan gejala fisik seperti nyeri, kesulitan menelan, atau spastisitas. Lebih dari itu, perawatan paliatif bertujuan untuk mengatasi seluruh aspek kebutuhan pasien, termasuk kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Prinsip utama perawatan paliatif adalah memberikan kenyamanan dan meningkatkan kualitas hidup pasien, tanpa mengesampingkan upaya untuk memperpanjang hidup.

Lantas bagaimana caranya menerapkan perawatan paliatif??

Berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menerapkan perawatan paliatif

1. Penilaian Komprehensif:

  • Penilaian fisik: Meliputi evaluasi gejala seperti nyeri, kesulitan menelan, kelelahan, dan masalah mobilitas.
  • Penilaian psikologis: Meliputi identifikasi depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.
  • Penilaian sosial: Meliputi evaluasi dukungan sosial, kebutuhan finansial, dan lingkungan rumah.
  • Penilaian spiritual: Meliputi identifikasi nilai-nilai spiritual dan kebutuhan rohani.

2. Pengelolaan Gejala:

  • Nyeri: Menggunakan kombinasi obat-obatan dan teknik non-farmakologis seperti terapi panas atau dingin, pijat, dan relaksasi.
  • Kesulitan menelan: Modifikasi makanan, terapi wicara, dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi produksi air liur.
  • Kelelahan: Mengatur jadwal aktivitas, memberikan istirahat yang cukup, dan menggunakan bantuan alat bantu.
  • Depresi dan kecemasan: Terapi psikologis (seperti konseling atau terapi perilaku kognitif) dan obat-obatan antidepresan atau antiansietas.

3. Dukungan Emosional:

  • Komunikasi terbuka: Membangun hubungan yang terbuka dan jujur dengan pasien dan keluarga.
  • Mendengarkan aktif: Memberikan kesempatan bagi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka.
  • Pendidikan: Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien, prognosis, dan pilihan perawatan.
  • Dukungan spiritual: Membantu pasien dan keluarga menemukan makna dan tujuan hidup.

4. Koordinasi Tim:

  • Tim interdisiplin: Melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, terapis okupasi, psikolog, dan pekerja sosial.
  • Rencana perawatan individual: Menyusun rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien.
  • Komunikasi yang efektif: Memastikan komunikasi yang lancar antara semua anggota tim perawatan.

5. Dukungan Keluarga:

  • Pendidikan keluarga: Memberikan informasi tentang cara merawat pasien di rumah.
  • Dukungan emosional: Memberikan dukungan emosional kepada keluarga, membantu mereka mengatasi stres dan mengatasi duka.
  • Kelompok dukungan: Menyambungkan keluarga dengan kelompok dukungan sebaya.

Selain peran tenaga kesehatan, keluarga juga memiliki andil yang besar dalam membantu mengoptimalkan perawatan paliatif. Diantara peran tersebut adalah :

  • Pengambilan keputusan: Bersama dengan tim medis, keluarga dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan tentang perawatan.
  • Pemberian perawatan: Keluarga dapat membantu dalam memberikan perawatan sehari-hari, seperti membantu makan, mandi, dan berpakaian.
  • Menjaga komunikasi: Keluarga dapat membantu menjaga komunikasi yang terbuka antara pasien dan tim medis.
  • Mencari dukungan: Keluarga dapat mencari dukungan dari kelompok dukungan atau konselor.

Perawatan paliatif penting untuk dilakukan terutama pada pasien stroke adalah untuk :

  • Meningkatkan kualitas hidup: Dengan mengelola gejala dan memberikan dukungan emosional, perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
  • Memperpanjang hidup: Dalam beberapa kasus, perawatan paliatif dapat memperpanjang hidup pasien.
  • Memberikan kedamaian: Perawatan paliatif dapat memberikan rasa kedamaian dan ketenangan bagi pasien dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun