Mohon tunggu...
Safri Barung
Safri Barung Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 3 NDOSO, Guru Penggerak A7 Kabupaten Manggarai Barat

Menyanyi/Creator DIgital

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hingar-Bingar IKM

24 Juli 2023   19:54 Diperbarui: 24 Juli 2023   19:57 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo...

Selamat berjumpa kembali

Setelah hampir sebulan kita dibayangi oleh sosok Kurikulum Merdeka hingga akhirnya Kemdikbud benar-benar menerapkannya pada setiap ekosistem pendidikan. Saat ini semua komponen dalam lingkaran area pengaruh pendidikan berpacu dengan waktu agar bisa menyelaraskan konsep kurikulum merdeka dengan kenyataan di lapangan. Sebagai pendidik, saya bersama rekan sejawat juga berusaha memahami filosfis, esensi dan alur kurikulum merdeka ini melalui beberapa wadah baik melalui PMM, Pendidikan dan Pelatihan moda daring dan luring maupun melalui Program Pendidikan Guru Penggerak.  

Yang menarik dari Kurikulum ini adalah munculnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari operasional kurikulum. Sama seperti program-program lain acuan dasar dari project ini adalah Dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keistimewaan dari P5 ini adalah penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mengambil satu jam dari setiap mata pelajaran.

Bagian lain dari kurikulum ini adalah bagaimana merumuskan "prakarsa perubahan" serta "program-program" yang berpihak pada murid selalu mempertimbangkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Bagian ini mengedapankan prinsip prinsip Inquiri apresiatif serta pengunaan alur BAGJA. 

Selain itu sebagai roh dari sistem merdeka belajar "budaya positif" adalah hal yang sangat urgen diterapkan di sekolah. Salah satu contoh penerapan budaya positif di kelas adalah melalui pembuatan "keyakinan kelas". Keyakinan kelas ini tentunya adalah sebuah kesepakatan bersama (Guru dan Murid) di dalam kelas yang berisi nilai-nilai kebajikan universal yang benar-benar muncul dari dalam diri peserta didik. Melalui keyakinan kelas ini murid dilibatkan dalam iklim belajar yang merdeka.

IKM di SMPN 3 Ndoso

Sebagai sekolah yang pertama kali menerapkan IKM dengan status mandiri belajar tentunya kami harus banyak belajar memahami esensi dari kurikulum ini. Ada banyak hal dari nilai dan peran kami yang perlu diberdayakan. Namun langkah nyata pertama yang sudah kami lakukan adalah berkolaborasi merancang progam berdasarkan kekuatan asset/modal di komunitas sekolah kami. Salah satu buah dari proses kolaborasi tersebut adalah memutuskan tiga tema pilihan P5  yaitu "Kearifan Lokal" Kewirausahaan' dan "Gaya Hidup Bekelanjutan".

Pada langkah selajutnya, kami akan mengembangkan IKM pada area pengaruh yang lebih besar mulai penerapan budaya positif, prakarsa perubahan hingga pada penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Tentunya dengan mengedepankan kepentingan murid.  

Kemungkinan Tantangan

Murid sulit keluar dari zona nyaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun