Berpendapat tentang sesuatu, kemudian menulis dan membagikannya ke banyak orang, saya masih belum berani. Bukan takut dikritik tapi ilmu saya belum mumpuni.
Beropini tanpa fakta yang cukup dan kuat nantinya saya akan dianggap menyebar fitnah atau hoax.Â
Pernah mencoba menulis opini, tapi gagal. Gagal dalam artian saya adalah minim pembaca dan tidak ada label.Â
3. Mencurahkan Isi Hati
Jika saya sudah menulis di genre fiksi, biasanya ini adalah curahan hati. Perasaan yang dirasakan saat itu. Biasanya tulisan-tulisan seperti ini sering tayang di tengah malam. Wkwkwk
Tak perduli mau dilabeli atau tidak oleh kompasiana, yang terpenting perasaan saya tersampaikan. Tapi tidak semua fiksi yang saya tulis itu curahan hati pribadi, terkadang berasal dari cerita teman, suasana lingkungan sekitar, bahkan terinspirasi dari apa yang saya tonton (ftv, sinetron, dan drakor).
Saya pikir, kenapa tidak ditulis di sana (kompasiana), dari pada saya menuliskan di sosial media yang nantinya mengundang tanya orang. Terkesan mencari perhatian publik. Tidak berfaedah.Â
Mending disalurin ke sesuatu yang bermanfaat, blog pribadi atau Kompasiana misalnya. Siapa tahu cerita demi cerita bisa kita rangkai menjadi sesuatu yang "menghasilkan".Â
***$y 28 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H