Kami silih berganti mengaduk adonan rendang tersebut, karena untuk membuat rendang itu membutuhkan waktu 4-5 jam.Â
Ketika diluar sana suara beduk dan takbiran bergema, kami memilih untuk menyibukkan diri dengan memasak rendang. Penghiburan dan pengalihan perasaan yang sedang bersedih karena jauh dari keluarga dan jauh dari kampung halaman.
Sejenak kami mampu melupakan kesedihan itu. Kemudian bersiap menyambut datangnya hari kemenangan esok hari. Benar. Ketika perasaanmu sedang tidak karuan, memasak (red: makanan) adalah cara jitu untuk melupakan kesedihan. (Sebelumnya, menjelang Shalat Magrib, salah satu dari kami menangis karena mendengar suara takbir).Â
Makanan yang sudah terhidang, membuat apapun mampu dilupakan, karena perut sudah kenyang terisi. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Apalagi begitu bertubi-tubi yang memberi. Lebaran belum tiba, tapi ketupat dan rendang sudah tersedia.Â
Kami begitu terharu hari ini. Masih ada orang yang mengingat keberadaan kami yang tak pulang karena pandemi.Â
Kini...
Sepiring ketupat dan sepotong rendang sudah siap disantap di hari Raya Idul Fitri.. Â
Dari kami yang terkena dampak pandemi..Â
*$y
23 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H