Mohon tunggu...
Safna Melliani
Safna Melliani Mohon Tunggu... Lainnya - Safna Melliani

Mahasiswa Universitas Islam Negri Sultha Thaha Saifuddin Jambi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penurunan Produksi dan Distribusi Industri Rumahan Kripik Singkong di Masa Pendemi Covid-19

5 September 2020   14:45 Diperbarui: 5 September 2020   14:48 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jambi, 05 September 2020. Safna Melliani (501180078) merupakan mahasiswa Universitas Islam Negri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Prodi Ekonomi Syariah melaksanakan PPL/magang secara daring.

Ketika membahas ekonomi jika disebutkan kata industri maka terdengar tidak begitu asing. Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi menghasilkan barang atau jasa (industry).  Menurut sukimo industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor skunder. 

Secara sederhana industri dapat diartikan suatu kegiatan ekonomi dalam mengolah bahan baku atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah dan nilai guna.

Setelah mengetahui definisi industri ada yang dikenal dengan istilah home industry atau industri rumahan. Secara umum industri rumahan adalah pelaku suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan seperti produksi dengan bertempat dirumah sendiri dengan mengajak beberapa orang dari keluarga atau orang sekitarnya sebagai karyawan. Salah satunya yaitu industri rumahan kripik singkong.

Kripik singkong merupakan makanan ringan yang terbuat dari bahan utama singkong yang diiris dengan tipis-tipis kemudian digoreng hingga kuning kecoklatan. Kripik singkong dapat disajikan dengan berbagai rasa seperti tawar,asin, gurih, dan pedas.

Kripik singkong merupakan salah satu makanan ringan yang cukup mempunyai banyak penggemar dengan harga yang cukup relatif bersahabat dengan kantong, kripik singkong  dapat dijadikan cemilan saat sedang bersantai namun tidak jarang sering dijadikan teman makan dengan nasi.

Salah satunya adalah Ibu jumirah seorang ibu rumah tangga yang pada saat itu membuat bekal untuk anaknya kripik singkong, ternyata banyak yang menyukai dan berakhir masuknya pesanan kripik singkong buatan ibu jumirah.

Dok. KKN
Dok. KKN
Bermodal promosi dari mulut ke mulut kini ibu jumirah memiliki nama usah Cahaya Bela yang kini melakukan produksi tiap hari untuk memenuhi pesanan yang masuk.  

Produksi secara umum adalah suatu kegiatan untuk dapat menciptakan, menghasilkan atau menambah nilai guna baik barang maupun jasa dengan tujuan untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Adapula beberapa pengertian mengenai produksi menurut para ahli:

menurut Drs. Mohamad Hatta (1994) “produksi adalah seluruh pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang banyak”.

Menurut Sofyan Assoury (2001) “ Produksi adalah kegiatan mentranspormasi masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau usaha yang untuk menghasilkan produksi tersebut”.

Sedangkan menurut Barry dan Jay Hozler (2001) “Produksi adalah penciptaan barang dan jasa ”

Dapat diartikan produksi adalah suatu kegiatan dengan tujuan menciptakan, menghasilkan dan menambah nilai dan guna suatu barang maupun jasa dengan tujuan untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Dari definisi tersebut terdapat dua konsep mengenai kegiatan produksi, antara lain yaitu :

  • Kegiatan yang menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa yang yang belum ada sehingga bertambah jumlah nya seperti petani, nelayan, peternak, dan percetakan.
  • Kegiatan yang menambah nilai guna  barang dan jasa sehingga memiliki nilai lebih. Salah satunya seperti mengubah singkong menjadi kripik yang memiliki nilai yang lebih tinggi di banding ketika di jual singkong nya saja.

Seperti yang dilakukan ibu jumirah sejak tahun 2013 yaitu melakukan kegiatan menambah nilai guna barang dan jasa  dengan memproduksi kripik singkong. Produksi industri rumahan cahaya bela melakukan produksi setiap hari untuk memenuhi pesanan yang terus masuk.

“kita itu produksi sesuai pesanan aja, kalo ada yang pesen kita produksi. Allhamdulillah setiap hari ada pesanan yang masuk” ujar ibu jumirah saat diwawancarai (2/09/20)

Biasanya setiap kali produksi ibu jumiran akan menghabiskan sekitar 100kg singkong perhari. Puncak tertinggi produksi selama setahun adalah saat hari raya idul fitri dan idul adha bisa 2 kali lipat hari biasa.

“ Biasanya produksi paling meningkat itu ketika hari lebaran itu paling puncak kita produksi “ (2/09/20)

Jadi jika kita ingin menikmati kripik cahaya bela maka harus memesan sebelum bulan puasa. Bisanya pada saat kita memesan di dekat-dekat hari raya maka kemungkinan tidak kebagian karna sudah full booked untuk yang memesan sebelum bulan puasa.

Dok. KKN
Dok. KKN
Saat ini industri rumahan cahaya bela masih berjalan dengan generasi satu yang dimana ibu jumirah sendiri yang terjun langsung untuk mengurus manajemen usaha dan prihal produksi kripik singkong untuk menjaga rasa dan kualitas.

“ kita mulai produksi itu sekitar 07.30 atau 08.00 WIB sampai pesanan cukup kalo membeludak kadang kita lembur” (2/09/20)

Industri rumahan cahaya bela memiliki empat orang karyawan ada yang dari keluarga dan lingkungan sekitar. Secara tidak langsung dengan adanya industri rumahan cahaya bela ini dapat meningkatkan perekenomian untuk keluarga ibu jumirah dan orang disekitarnya. Setelah melakukan produksi kripik singkong akan di distribusikan kepada yang memesan.

" kita biasa distribusiin ke beberapa tempat seperti warung-warung, mini market, lingkungan sekolah dan kuliah, banyak juga yang untuk konsumsi pribadi, ada yang pesan untuk di tempat makan seperti bakso, tekwan, sate, dan ada yang membeli untuk dijual kembali” (2/09/20)

Pada saat ini tentunya semua lapisan ekonomi merasakan dampak yang dirasakan dari pendemi Covid-19. Salah satunya industri rumahan milik ibu jumirah yang cukup merasakan penurunan produksi, seperti pada saat hari raya. Pada tahun ini industri rumahan cahaya bela tidak melakukan puncak produksi  disaat ada pendemi covid-19.

“biasanya kalo untuk pesanan lebaran itu kita produksi dari awal puasa, tapi pada tahun ini kita produksi hanya dari pertengahan puasa” (2/9/20)

Selain itu juga ada yang tidak melanjutkan pesanan rutin, seperti di kantin kantin kampus dan sekolah. Karna saat ini proses belajar masih dilakukan dirumah.

“biasanya selalu ada pesanan 1000-1500 bungkus kecil untuk arena sekolah dan kuliah tapi sekarang tidak ada” (2/09/20)

Dapat terlihat penurunan produksi dari industri rumahan kripik singkong cahaya bela di masa pendemi covid-19 saat ini. Ketika saat hari biasa mereka produksi setiap hari untuk memenuhi pesana yang masuk dan akan melewati masa puncak produksi pada saat hari raya seperti hari raya idul fitri, idul adha namun tidak pada tahun ini. Selain itu juga tidak berlanjutnya pesanan dari kantin-kantin kampus dan sekolah dimana memberikan dampak yang cukup terasa untuk jumlah pesanan yang masuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun