Mohon tunggu...
Safitri Lestari
Safitri Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Untuk para pecinta aksara yang tertuang dalam rasa, agar kelak kita bisa saling menyapa dan bersuar ria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jayalah Negeriku hingga Akhir Waktu

18 Agustus 2019   10:04 Diperbarui: 18 Agustus 2019   10:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  1. Teruntuk tanah kelahiranku
    Jiwa jiwa pengisi tlah bersiteru
    Mengokohkan semarak jiwa nan syahdu
    Ukiran kisah telah menjadi satu

    Berpangku tangan serta mengikrarkan gelora Indonesiaku
    Sudahkah merdeka negeriku?  
    Mengapa banyak saudaraku menengadah tangan pertanda tak mampu?
    Mengapa masih tersisa penderitaan pada klise kehidupan saudaraku?  
    Akahkah kau tahu,  
    Bahwa mereka pun ingin selayaknya negeriku

    Menikmati canggihnya teknologi masa kini
    Hingga lupa akan waktu untuk bersosialisasi
    Sebab kurangnya rasa peduli
    Mendewakan gengsi
    Hanya untuk eksistensi diri
    Diakui
    Dan memoneterisasi bahwa diri yang paling berarti

    Sudahlah wahai jiwa pribumi
    Sadarkah engkau bahwa pendekar pertiwi tak mudah memperjuangkan kemerdekaan ini?

    Luka dan sayatan perih hingga melukai diri
    Derita setiap hari, Ia rasakan sampai kepelupuk hati
    Lantas inikah sadarmu
    Bersikap tak acuh dan lanjutkan gunakan gawaimu
    Tanpa menyadari seperti apakah Indonesia kelak nanti?  

    Wahai hati semoga kau menyadari,  
    Selamat berdikari Negeri Pertiwi

    - Safitri Lestari -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun