Mohon tunggu...
Safitri Lestari
Safitri Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Untuk para pecinta aksara yang tertuang dalam rasa, agar kelak kita bisa saling menyapa dan bersuar ria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | 365 Destilasi Waktu

9 Agustus 2019   19:00 Diperbarui: 9 Agustus 2019   19:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arah akan berjalan
tanpa pernah merangkak
untuk sejenak menanti.

Berjalan hanyalah upayaku,
untuk menoleh,
bahwa ribuan tapak
telah ku lalui.

Untuk menantimu
kau
alasan untuk apa aku ada
untuk aku jaga.

Meski ragaku
tak mampu
menggapaimu.

"Tuhan, bolehku peluk dirimu"
untuk sejenak ku sandarkan
semua harapku,
citaku, dan rasaku.

Agar semua tak kelabu
dalam linimasa rindu
terkekal dalam waktu
abadi merasuk sendu.

Berharap waktu akan tahu
secerca titik rinduku
untukmu.

Aku tahu,
mungkin sejenak aku terdiam termangu
kelak kau akan sejenak menoleh ke arahku.

Tuk satukan rinduku
walau hanya dalam mimpi kelamku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun