Terdapat empat pendekatan dalam karya sastra yakni pendekatan objektif, mimetik, pragmatik, dan ekspresif. Salah satu pendekatan tersebut ialah pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan sastra yang menekankan pada segi intrinsik karya sastra yang bersangkutan menurut Yudiono (1984) .
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom. Wallek dan Warren (1990) berpendapat pendekatan objektif karya sastra dianggap sebagai sesuatu yang otonom. otonom maksudnya berdiri sendiri, lepas dari dunia politik dan ekonomi, atau di luar dari unsur-unsur intrinsik.
Sedangkan seperti latar belakang penulis, kondisi psikologis penulis, lingkup sosial budaya penulis. Hal itu bukan unsur-unsur yang dikaji dalam pendekatan objektif.
Menurut Goldmann studi karya sastra harus dimulai dengan analisis struktur, diantaranya menganalisis struktur kemaknaan yang dapat mewakili pandangan dunia penulis, tidak sebagai individu, tetapi sebagai struktur mental trans individu dari sebuah kelompok sosial atau wakil golongan masyarakatnya.
Kemudian, Abrams dalam bukunya "The Mirror and The Lamp" yaitu “Telaah karya sastra dengan pendekatan objektif sering dikenal dengan telaah struktural, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan tema, peristiwa, tokoh, alur, sudut pandang dan diksi yang terdapat dalam karya sastra”.
Pendekatan objektif dapat digunakan dalam menganalisis karya sastra seperti puisi. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan dengan memadatkan bahasa, mempersingkat bahasa dan pemberian irama dengan memadukan bunyi serta pemilihan kata yang imajinatif (Waluyo 2003:1). Puisi tersusun atas kalimat kalimat yang memiliki makna tersendiri.
Kalimatnya terlihat sedikit namun tampak indah. Seperti puisi yang berjudul "Ibuku Dahulu" yang ditulis oleh seorang sastrawan Indonesia yang dikenal dengan sebutan "Raja Penyair Pujangga Baru" berasal dari Sumatra Utara. Beliau adalah Amir Hamzah.
Dari tangannya telah lahir puisi-puisi yang indah dan menarik. Dia berhasil menciptakan puisi-puisi dengan rangkaian kata yang khas Melayu. Salah satu puisi beliau adalah "Ibuku Dahulu".
Kemudian untuk puisinya yang berjudul "Ibuku Dahulu" ini mungkin hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Maka dari itu saya ingin membahas dan mencoba untuk menganalisis secara intrinsik atau objektif puisi tersebut. Berikut ini isi puisi dan hasil analisis.
Ibuku Dahulu
Ibuku dahulu marah padaku