Mohon tunggu...
Safitri A.N.D
Safitri A.N.D Mohon Tunggu... -

"Start writing, whatever happens, the water will not flow before the tap is opened"---Louis L'amour

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja yang Membisu - 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

26 November 2014   00:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416910516761182525

[caption id="attachment_337626" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Komnas Perempuan"][/caption]

***

Tahun semakin terlihat senja...

langitnya masih berawan.....

terkadang sedikit basah dengan rintik hujan yang membasuh

kaki-kaki lusuh meninggalkan jejak kecil di sudut jalan

memikul beban dengan usap keringat yang tak pernah kering

***

Di bawah kolong langit yang terlihat sepi...

Rambutnya yang panjang terurai dengan kusam..

entah sudah berapa lama ia ada di balik ruang yang hening..

matanya yang kosong menatap setiap dinding yang semakin usang

secarik kertas terselip di balik tangannya yang kerdil..

tertulis dengan hitam...”kapan senja ini berakhir”

***

Ia tak pernah bermimpi tentang senyum..

karena baginya senyum itu seperti berkhayal..

Ia hanya “diam” dalam pengharapan yang kian hilang

Sepuluh tahun berlalu seperti roda yang memutar cepat

Cerita itu masih sama dan kian buram...

teringat tangan-tangan kekar memaksa tubuhnya dengan kasar

menggrogoti jiwanya dengan kepiluan..

***

Ia terus menjerit meminta keadilan..

namun tubuhnya terus disalahkan atas nama moral

hinaan mencibir setiap detik perjuangannya..

sang Penguasa semakin beringas mengatur tubuh para kaum-nya

hatinya luruh dan mati karena kebenaran yang kian membisu..

***

Ia terus saja menatap senja...

berharap hari selalu pagi...

hingga ia tak lagi bermimpi dan terbangun dengan kasih

dengan tubuh yang mengering..

ia masih ber-asa tentang keadilan atas tubuhnya..

***

*hening*

Puisi ini merupakan Fiksi untuk menggambarkan tingginya angka kekerasan yang terjadi pada Perempuan dan Dalam Rangka memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Internasional.

"16 Hari untuk Selamanya"




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun