resesi yang sudah terlihat beberapa indikasinya menjelang akhir tahun 2022 dari berbagai negara yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia tetap optimis bahwa perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh positif di tahun 2023.
Di tengah ancamanPemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tetap berada pada angka 5,3 persen di tahun 2022 dan perkiraan pada tahun 2023 akan tetap berada pada angka 5,0 persen.Â
Berdasarkan data BPS, kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami penguatan terjadi di seluruh wilayah dengan kelompok provinsi di Pulau Jawa yang menjadi penyumbang utama dengan peranannya sebesar 56,55 persen dari perekonomian Nasional.Â
Penguatan kondisi ekonomi Indonesia ini juga didukung oleh sektor perdagangan, konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan hingga investasi yang menjadi penopang utama.Â
Kondisi perekonomian Indonesia juga dinilai lebih beruntung dibandingkan dengan negara lain dilihat dari laju inflasi yang berada pada angka 3,6 persen. Pendapatan negara juga masih terbilang tinggi sehingga hal ini menjadi tanda bahwa pemulihan ekonomi tetap terjaga, kebijakan dari pemerintah juga telah memberikan dampak positif bagi perekonomian.Â
Meskipun Indonesia telah diperlihatkan tanda-tanda optimisme dari segi perekonomian dalam menghadapi ancaman resesi, penguatan terhadap koordinasi dari para pembuat kebijakan serta masyarakat masih harus dilakukan untuk tetap waspada terhadap risiko yang akan terjadi.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani memaparkan bahwa penerimaan pajak Indonesia saat ini menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini menunjukkan harga komoditas terbilang bagus dan berimbas pada penerimaan pajak yang sangat tinggi.Â
Manufaktur juga turut memberikan perannya dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan peerimaan negara. Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE), Mohammad Faisal, dilihat dari data perdagangan ekspor impor mengalami kenaikan karena harga komoditas yang juga naik.Â
Namun tidak hanya komoditas saja, manufaktur juga turut meningkatkan ekspor sehingga berpengaruh juga pada penerimaan negara dengan menaikkan pertumbuhan ekonomi negara.Â
Menteri Keuangan menambahkan bahwa pertumbuhan pajak pada bulan September 2022 berada pada angka 28 persen di mana angka tersebut tergolong cukup tinggi namun mengalami penurunan dari empat bulam terakhir. Penurunan ini harus diwaspadai dan pemerintah harus tetap mengantisipasi ancaman global yang penuh dengan ketidakpastian.
Pemerintah saat ini sedang berusaha untuk mencari sumber-sumber penerimaan negara yang baru dengan target jangka menengah hingga jangka panjang. Salah satunya adalah ekonomi hijau yang mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, contohnya adalah pembangunan rendah karbon.Â
Penambahan lapangan kerja terutama di sektor pertambangan juga perlu dilakukan guna meningkatkan penerimaan negara. Pemerintah juga telah merencanakan target untuk menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar 30 persen guna mendorong produktivitas dunia usaha khususnya UMKM. Reformasi struktural serta pembangunan infrastruktur juga terus didorong.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H