Mohon tunggu...
Safiratul Hikmah
Safiratul Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Game Online terhadap Psikologi Perkembangan Siswa

18 Juni 2023   22:17 Diperbarui: 18 Juni 2023   22:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu sikap siswa yang terlihat dengan adanya game online yaitu sikap acuh atau cuek terhadap keadaan sekelilingnya, sikap acuh timbul karena siswa lebih memilih berinteraksi dengan gadget dibandingkan  ngobrol santai dengan teman didekatnya. Coba kita lihat di sekeliling kita banyak orang maupun siswa  duduk bersebelahan namun sama-sama sibuk dengan handphone masing-masing, seolah-olah tidak kenal dan malas untuk bertegur sapa. Rasa sosial mereka perlahan direnggut oleh gadget yang mereka mainkan, sekarang banyak siswa mulai memilih game online dibanding beraktivitas diluar maupun bersosialisasi dengan lingkungan nya seperti berolahraga, belajar kelompok, membantu orang tua, dll.

Pembahasan

Game online merupakan game yang saat ini sedang mengalami perkembangan pesat. Semakin banyak kami bermain, semakin menyenangkan dan membuat ketagihan pemainnya. Dilihat dari gaya layar, gameplay, tema layar, dan lainnya. Perubahan mode permainan juga berbeda, mis. B. Game perang, game petualangan, game pertarungan, dan game lain yang menarik pemain. 

(Ariston et al., 2018) Semakin menarik permainannya, semakin banyak. Banyak orang yang memainkannya sejak SD, SMP, SMA, kuliah bahkan dari orang tuanya. Hal ini terlihat dari banyaknya warnet dan game center baik di kota besar maupun kecil yang merupakan contact point penting bagi mahasiswa. Game online juga bisa membuat anak ketagihan karena merasa senang setiap kali bermain dan terus bermain (Rahyuni et al., 2021).

Salah satu aspek dari perkembangan teknologi adalah munculnya jenis permainan audio visual dan komputer yaitu permainan elektronik, salah satu contohnya adalah permainan online. Permainan adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan atau hiburan, dengan aturan yang menurutnya ada yang menang dan ada yang kalah (Macmillan's Dictionary, 2009-2011). Pembuat game online terus memperbarui dan meningkatkan kualitas game mereka untuk membangkitkan semangat para pemain, sehingga game mereka tidak sepi peminat.

Banyak dari para pemain tersebut menghabiskan waktunya untuk bermain game online karena merasa nyaman bermain dan dapat mengambil keuntungan darinya ketika bertindak jual beli game dan akun online. Oleh karena itu mereka dimotivasi oleh dua hal ini, yaitu kesenangan dan keuntungan. Anda mungkin lupa tugas-tugas yang perlu dilakukan. Sebagai seorang siswa, hal ini berarti dia tidak dapat mengatur waktunya sehingga lupa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru sehingga mengurangi motivasinya untuk belajar. 

Beberapa faktor yang membuat siswa kecanduan game online. Salah satunya adalah tantangan. Setiap permainan pasti memiliki level untuk dikalahkan. Semakin tinggi level kami, semakin dekat Anda dengan nomor pemenang dan semakin banyak poin yang Anda dapatkan. Namun, jika game tersebut dimainkan dengan skor tinggi, pemain lain bisa menjualnya. Hal ini juga menjadikan pemain sebagai faktor yang membuat permainan tetap berjalan (Akbar & Ahmad, 2020). Akibat seringnya bermain game online, semangat dan minat belajar siswa menjadi berkurang, bahkan bisa membantah dan tidak mau mendengarkan petunjuk guru.

Sikap sosial terhadap lingkungan sekolah juga sangat rendah. Anda tidak dapat menjadi contoh pribadi yang baik. Sebaliknya, mereka adalah contoh yang buruk,seperti: Dia membersihkan sampah, tidak selalu bergaul dengan teman-temannya, menulis kata-kata buruk di dinding, tidak memiliki integritas untuk melindungi dirinya sendiri, terus-menerus berkelahi dengan teman sebayanya atau orang-orang di sekitarnya, dan tidak saling menghormati. Juga terkait lingkungan, gamer adalah pendorong untuk terus bermain game online di kalangan pelajar. 

Peran orang-orang terdekat seperti teman sebaya dan anggota keluarga nampaknya menginisiasi aktivitas siswa dalam bermain game online. Hampir semua pemain mengetahui permainan melalui orang-orang terdekat mereka, seperti teman sebaya atau orang yang berpikiran sama. Nyaman di lingkungan baru juga bisa membuat game online menjadi lebih menarik. Hasil studi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang tua juga mengungkapkan jenis kasih sayang lainnya, seperti memenuhi semua prestasi anaknya, seperti membelikan perangkat berkualitas dan menyumbangkan uang. Hal-hal seperti itu terus mendorong anak untuk bermain game online daripada belajar.  (Pitaloka, 2013).  

Perkembangan sikap sosial pada anak dapat diperoleh dari beberapa kesempatan belajar yang terjadi di bermacam setting. Perkembangan sikap sosial yang optimal berasal dari respon sosial yang sehat dan baik sehingga memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif. Melalui aktivitas game, anak mampu mengembangkan minat bakat yang dimilikinya sendiri dan berguna bagi orang lain,sebaliknya kegiatan game online yang terlalu sering dimainkan akan menghambat perkembangan sosial pada anak (Nurmalitasari, 2015)

Frekuensi anak dalam bermain game online yang berlebihan dapat menimbulkan banyak pengaruh negatif diantaranya yaitu pengaruh pada kesehatan mata anak, dan pengaruh pada perkembangan emosi anak. Pengaruh pada kesehatan mata yaitu anak merasakan gatal dan panas setelah bermain game online, hal tersebut terjadi karena anak bermain game online dalam gadget dalam waktu yang berlebihan sehingga menyebabkan penurunan kesehatan pada mata karena radiasi yang ada pada gadget. Namun meskipun mereka sudah merasakan penurunan pada kesehatan mata mereka masih tetap bermain tanpa mempedulikan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun