Mohon tunggu...
Safira Suryani
Safira Suryani Mohon Tunggu... Lainnya - PGSD

Universitas PGRI Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembuatan Strap Mask oleh Mahasiswa KKN UPGRIS bersama Warga

4 Maret 2021   14:12 Diperbarui: 4 Maret 2021   14:14 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pandemi COVID-19 membuat perubahan perilaku semua orang berubah begitu drastis. Masa pandemi seperti ini tentu mempengaruhi perilaku disegala bidang kehidupan, termasuk dalam hal ekonomi. Banyak orang yang kehilangan pekerjaannya semenjak adanya pandemi COVID-19, contohnya seperti salah satu warga di tempat saya KKN yang kehilangan beberapa job yaitu pembawa acara di pernikahan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah melarang keras adanya perkumpulan/atau sesuatu yang bersifat mengumpulkan banyak orang salah satunya acara pernikahan. Tentu hal itu sangat berdampak bagi beberapa orang yang bekerja didalam sektor tersebut. 

"Saya sebenarnya cukup bingung, karena pekerjaan saya yang cukup menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari harus hilang karena adanya pandemi seperti ini, mau jualan apa tapi tidak tahu". Keluh kesah salah satu warga di tempat saya KKN.

Untuk mengatasi dampak ekonomi yang dialami oleh warga terkait pandemi COVID-19. Saya, Safira Suryani dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar bergabung dalam Duta Perubahan Perilaku Kuliah Kerja Nyata yang diadakan oleh Universitas PGRI Semarang pada tanggal 26 Januari - 26 Februari 2021. Pada kegiatan ini ditujukan untuk warga Desa Wonorejo RT.07/RW.02- Kecamatan Guntur- Kabupaten Demak- Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan daya kreativitas warga sekitar untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang terjadi selama pandemi COVID-19. Dengan adanya pelatihan membuat kalung masker diharapkan kreativitas warga menjadi meningkat dan melatih kewirausahaan pada warga sekitar.

Kebetulan di tempat saya KKN ada perkumpulan ibu-ibu PKK yang memliki kerajinan rajut, sehingga saya memanfaatkan limbah sisa-sisa tali rajut untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kalung masker. Saya memilih kerajinan kalung masker karena saat ini semua orang diwajibkan menggunakan masker dimanapun berada, sehingga dengan adanya kalung masker membuat pemakai masker menjadi lebih mudah dan juga bisa digunakan sebagai aksesoris. Kegiatan pelatihan ini juga sudah dirancang sebagai salah satu program kerja yang harus dipenuhi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Berbekal kemampuan tali menali dan dengan bahan seadanya, yaitu tali dan pengait, saya melatih warga sekitar untuk membuat kalung masker. Tahap demi tahap saya mengajarkan kepada warga bagaimana cara membuat kalung masker. Awalnya mereka cukup kebingungan akan tetapi lama kelamaan mereka asyik membuat kalung masker. Setelah kalung masker jadi selanjutnya saya memperkenalkan beberapa contoh online shopp di Instagram yang menjual kalung masker. Saya memberi sedikit pelatihan dan menjelaskan tentang jual beli secara online. Berharap warga sekitar tertarik dan mempunyai niatan untuk menjual kerajinan kalung masker. Kalung masker kami sepakat beri harga Rp10.000 sebagai awal jualan. Nantinya jika ada inovasi lebih lanjut harga bisa disesuaikan tergantung keinginan pengrajin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun